Tampilkan postingan dengan label Kanker Prostat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kanker Prostat. Tampilkan semua postingan

Kamis, 28 Januari 2010

Tips Untuk Prostat Sehat

Kanker Prostat
Bagi pria, kanker prostat merupakan penyakit yang sangat menakutkan karena kanker prostat merupakan penyebab kematian nomer 3 bagi pria dan penyebab nomer 1 kematian pria berusia diatas 74 tahun. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan prostat, antara lain:
  • Menjaga berat badan yang sehat dan berolahraga secara teratur.
  • Makan lebih banyak buah dan sayuran. Tomat, semangka, jambu biji dan pepaya, banyak mengandung lycopene, antioksidan yang kuat. Sayuran seperti brokoli, kembang kol, kubis, dan kubis Brussel juga merupakan pilihan yang baik.
  • Beri tahu dokter anda jika anda memiliki riwayat keluarga penderita kanker prostat. Memiliki ayah atau saudara laki-laki dengan kanker prostat, memiliki kemungkinan lebih dari dua kali lipat terkena penyakit ini.
  • Sertakan kedelai dalam diet anda, bisa melalui tahu, tempe, kacang kedelai, tepung kedelai atau serbuk.
  • Jangan merokok.
  • Makan lebih banyak makanan kaya selenium seperti bibit gandum, tuna, makanan laut dan kerang, hati sapi, telur, bunga matahari dan biji wijen, kacang mete, jamur, bawang putih dan bawang merah. Karena selenium bisa mengurangi risiko kanker prostat.
  • Lakukan tes darah PSA dan Digital Rectal Exam setiap tahun, dimulai pada usia 50 tahun.

Rabu, 27 Januari 2010

Masturbasi (Onani) Dan Kanker Prostat

Masturbasi
Menurut penelitian baru dari peneliti Inggris, pria yang sering berhubungan seks di usia 20-an dan 30-an memiliki resiko menderita kanker prostat lebih besar di kemudian hari. Bahkan para peneliti menunjukkan bahwa pria muda yang sering masturbasi (onani), memiliki resiko yang lebih besar menderita kanker prostat, dibandingkan dengan mereka yang sering berhubungan seks dengan pasangan.

Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Polyxeni Dimitropoulou dari University of Cambridge. Dia dan rekan-rekannya menggunakan kuesioner untuk memeriksa aktivitas seksual lebih dari 400 pria yang telah didiagnosis menderita kanker prostat sebelum usia 60, bersama dengan lebih dari 400 peserta kontrol.

Para peneliti mengajukan pertanyaan tentang seks dalam kehidupan mereka, termasuk usia pada waktu berhubungan seksual pertama kali, frekuensi masturbasi (onani) dan hubungan seksual, jumlah pasangan seksual dan sejarah penyakit menular seksual yang pernah diderita. Peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara aktivitas seksual dengan para pria muda, dimana banyak penelitian kanker prostat hanya berfokus pada pria yang lebih tua, sebagai penyakit yang lebih menonjol pada pria di atas 50 tahun.

Frekuensi Seks dan Kadar Hormon

Karena kanker prostat diketahui terkait dengan kadar hormon pria, para peneliti menggunakan frekuensi seks sebagai pembanding. Mereka berteori bahwa pria yang banyak berhubungan seks ketika muda akan memiliki kadar hormon lebih tinggi. Dengan demikian, gairah seks pria yang pernah berhubungan seks lebih dari 20 kali sebulan, menurut penelitian seharusnya lebih rentan terhadap kanker prostat.

Secara keseluruhan ditemukan hubungan yang bermakna antara kanker prostat dan aktivitas seksual pada seorang pria usia 20-an dan antara masturbasi (onani) dan kanker prostat dalam usia 20-an dan 30-an. Namun tidak ada hubungan yang signifikan antara aktivitas seksual dan kanker prostat pada pria usia 40-an.

Ketika peneliti menganalisa data lebih lanjut, ditemukan bahwa pria yang menderita kanker prostat di kemudian hari, memiliki sejarah aktifitas seks dengan frekuensi tertinggi pada masing-masing kelompok dalam satu dekade, termasuk hubungan seksual dan masturbasi (onani).

PMS Dan Risiko Kanker

Hubungan menarik lain yang ditemukan oleh para peneliti adalah kemungkinan adanya hubungan antara Penyakit Menular Seksual (PMS) dan peningkatan resiko kanker prostat. Walaupun temuan ini agak kontroversial, namun dijelaskan bahwa pria-pria dalam penelitiannya yang pernah menderita PMS sebelumnya, memiliki insiden yang lebih tinggi dari kanker prostat ketika tua.

Sebuah penelitian menarik akhir-akhir ini oleh Lorelei Mucci, seorang asisten profesor epidemiologi di Harvard School of Public Health juga menunjukkan bahwa pria yang telah terinfeksi dengan parasit Trichomonas vaginalis, cenderung mengembangkan kanker prostat yang lebih agresif.

Mucci dan rekan-rekannya meneliti pada lebih dari 650 pria penderita kanker prostat. Mereka mengambil sampel darah dari pria-pria ini untuk menentukan apakah mereka pernah terinfeksi oleh parasit. Meskipun pria-pria yang sudah terinfeksi tidak memiliki risiko mengembangkan kanker prostat lebih tinggi, namun mereka yang sudah terinfeksi mengembangkan bentuk penyakit yang lebih agresif.

Perlindungan Ejakulasi

Salah satu faktor yang lebih membingungkan penelitian Dimitropoulou adalah fakta bahwa ia mengidentifikasi muncul tren kebalikan ketika pria yang sering melakukan hubungan seks pada usia 40-an dan 50-an. Dimana pada usia tersebut, segala aktifitas seks termasuk masturbasi (onani) justru akan mengurangi kemungkinanan mengembangkan kanker prostat. Namun teori ini belum teruji dengan benar dan diperlukan penelitian lebih lanjut.

Minggu, 01 Februari 2009

Pengobatan Kanker Prostat (Prostate Cancer)

Cara terbaik untuk mendiagnosa kanker prostat adalah melakukan pemeriksaan colok dubur dan pemeriksaan darah. Colok dubur pada penderita kanker prostat akan menunjukkan adanya benjolan keras tidak beraturan pada prostat. Sedangkan pada pemeriksaan darah dilakukan pengukuran kadar Prostate Specific Antigen (PSA), yang biasanya meningkat pada penderita kanker prostat, walaupun juga bisa meningkat pada penderita Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).

Pengobatan Kanker Prostat

Jika pada pemeriksaan colok dubur ditemukan benjolan, maka dilakukan pemeriksaan USG. Dengan melakukan rontgen atau skening tulang, bisa diketahui adanya penyebaran kanker ke tulang.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan :
  • Analisa air kemih
  • Sitologi air kemih atau cairan prostat
  • Biopsi prostat
Pengobatan

Pengobatan yang tepat untuk kanker prostat masih dalam perdebatan. Pilihan pengobatan bervariasi, tergantung kepada stadiumnya. Pada stadium awal bisa digunakan prostatektomi (pengangkatan prostat) dan terapi penyinaran. Jika kanker prostat sudah menyebar, bisa dilakukan manipulasi hormonal (mengurangi kadar testosteron melalui obat-obatan maupun pengangkatan testis) atau kemoterapi.

Pembedahan

1. Prostatektomi radikal (pengangkatan kelenjar prostat).

Seringkali dilakukan pada kanker stadium A dan B. Prosedurnya lama dan biasanya dilakukan dibawah pembiusan total maupun spinal. Sebuah sayatan dibuat di perut maupun daerah perineum dan penderita harus menjalani perawatan rumah sakit selama 5-7 hari. Komplikasi yang bisa terjadi adalah impotensi dan inkontinensia uri. Pada penderita yang kehidupan seksualnya masih aktif, bisa dilakukan potency-sparing radical prostatectomy.

2. Orkiektomi (pengangkatan testis, pengebirian).

Pengangkatan kedua testis menyebabkan berkurangnya kadar testosteron, tetapi prosedur ini menimbulkan efek fisik dan psikis yang tidak dapat ditolerir oleh penderita. Orkiektomi adalah pengobatan yang efektif, tidak memerlukan pengobatan ulang, lebih murah dibandingkan dengan obat-obatan dan sesudah menjalani orkiektomi penderita tidak perlu menjalani perawatan rumah sakit. Orkiektomi biasanya dilakukan pada kanker yang telah menyebar.

Terapi Penyinaran

Terapi penyinaran terutama digunakan untuk mengobati kanker stadium A, B dan C. Biasanya jika resiko pembedahan terlalu tinggi, maka dilakukan terapi penyinaran.

Terapi penyinaran terhadap kelenjar prostat bisa dilakukan melalui beberapa cara:

1. Terapi penyinaran eksterna yang dilakukan di rumah sakit tanpa perlu menjalani rawat inap. Efek sampingnya berupa penurunan nafsu makan, kelelahan, reaksi kulit (misalnya kemerahan dan iritasi), cedera atau luka bakar pada rektum, diare, sistitis (infeksi kandung kemih) dan hematuria. Terapi penyinaran eksterna biasanya dilakukan sebanyak 5 kali/minggu selama 6-8 minggu.

2. Pencangkokan butiran yodium, emas atau iridium radioaktif langsung pada jaringan prostat melalui sayatan kecil. Keuntungan dari bentuk terapi penyinaran ini adalah bahwa radiasi langsung diarahkan kepada prostat dengan kerusakan jaringan di sekitarnya yang lebih sedikit.

Obat-obatan

1. Manipulasi hormonal

Tujuannya adalah mengurangi kadar hormon testosteron. Penurunan kadar hormon testosteron seringkali sangat efektif dalam mencegah pertumbuhan dan penyebaran kanker. Manipulasi hormonal terutama digunakan untuk meringankan gejala tanpa menyembuhkan kanker prostat, yaitu pada penderita yang kankernya telah menyebar.

Obat sintetis yang fungsinya menyerupai Luteinizing Hormone Releasing Hormone (LHRH), semakin banyak digunakan untuk mengobati kanker prostat stadium lanjut. Contohnya adalah lupron atau zoladeks.

Obat ini menekan perangsangan testis terhadap pembentukan testosteron (hal seperti ini disebut pengebirian kimiawi karena memiliki hasil yang sama dengan pengangkatan testis). Obat diberikan dalam bentuk suntikan, biasanya setiap 3 bulan sekali. Efek sampingnya adalah mual dan muntah, wajah kemerahan, anemia, osteoporosis dan impotensi.

Obat lainnya yang digunakan untuk terapi hormonal adalah zat penghambat androgen (misalnya flutamid), yang berfungsi mencegah menempelnya testosteron pada sel-sel prostat. Efek sampingnya adalah impotensi, gangguan hati, diare dan ginekomastia (pembesaran payudara).

2. Kemoterapi

Kemoterapi seringkali digunakan untuk mengatasi gejala kanker prostat yang kebal terhadap pengobatan hormonal. Biasanya diberikan obat tunggal atau kombinasi beberapa obat untuk menghancurkan sel-sel kanker.

Obat-obatan yang bisa digunakan untuk mengobati kanker prostat adalah:
  • Mitoxantronx
  • Prednisone
  • Paclitaxel
  • Dosetaxel
  • Estramustin
  • Adriamycin
Efek sampingnya bervariasi dan tergantung kepada obat yang diberikan.

Sabtu, 31 Januari 2009

Penyebab Dan Gejala Kanker Prostat (Prostate Cancer)

Kanker Prostat
Kanker Prostat adalah suatu tumor ganas yang tumbuh di dalam kelenjar prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan lymph node. Kanker prostat dapat menimbulkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, disfungsi ereksi dan gejala lainnya.

Pemeriksaan mikroskopis terhadap jaringan prostat pasca pembedahan maupun pada otopsi menunjukkan adanya kanker pada 50% pria berusia diatas 70 tahun dan pada semua pria yang berusia diatas 90 tahun. Kebanyakan kanker tersebut tidak menimbulkan gejala karena penyebarannya sangat lambat.

Penyebab

Penyebabnya kanker prostat belum diketahui, meskipun beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara diet tinggi lemak dan peningkatan kadar hormon testosteron.

Kanker prostat merupakan penyebab kematian nomer 3 pada pria akibat kanker dan merupakan penyebab utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74 tahun. Kanker prostat jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun.

Kanker prostat dikelompokkan menjadi :
  1. Stadium A : benjolan/tumor tidak dapat diraba pada pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah pembedahan prostat karena penyakit lain.
  2. Stadium B : tumor terbatas pada prostat dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan fisik atau tes PSA.
  3. Stadium C : tumor telah menyebar ke luar dari kapsul prostat, tetapi belum sampai menyebar ke kelenjar getah bening.
  4. Stadium D : kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah bening regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang dan paru-paru).

Gejala

Biasanya kanker prostat berkembang lambat dan tidak menimbulkan gejala sampai kanker prostat mencapai stadium lanjut. Kadang gejalanya menyerupai BPH, yaitu berupa kesulitan kencing dan sering kencing. Gejala tersebut timbul karena kanker prostat menyebabkan penyumbatan parsial pada aliran air kencing melalui uretra.

Kanker prostat bisa menyebabkan air kencing berwarna merah (karena mengandung darah) atau menyebabkan terjadinya penahanan air kencing mendadak. Pada beberapa kasus, kanker prostat baru terdiagnosis setelah menyebar ke tulang (terutama tulang panggul, iga dan tulang belakang) atau ke ginjal yang menyebabkan gagal ginjal. Kanker tulang menimbulkan nyeri dan tulang menjadi rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang).

Setelah kanker menyebar, biasanya penderita akan mengalami anemia. Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya.

Gejala lainnya adalah :
  • Setelah kencing, biasanya air kencing masih menetes
  • Nyeri ketika kencing
  • Nyeri ketika ejakulasi
  • Nyeri punggung bagian bawah
  • Nyeri ketika buang air besar
  • Nokturia
  • Inkontinensia urin
  • Nyeri tulang atau tulang nyeri jika ditekan
  • Hematuria
  • Nyeri perut
  • Penurunan berat badan