Tampilkan postingan dengan label Sidaguri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sidaguri. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 Maret 2009

SIDAGORI (Sida rhombifolia), TANAMAN OBAT POTENSIAL PENYEMBUH ASAM URAT


Sidagori (Sida rhombifoli Linn.) merupakan salah satu jenis ta-naman obat dari famili Malvaceae yang memiliki banyak khasiat sebagai obat. Tanaman ini me-rupakan tanaman semak yang tumbuh liar dan banyak ditemui di pinggir selokan, sungai dan di bawah pohon besar. Salah satu khasiat utamanya adalah untuk menyembuhkan penyakit asam urat yang sering diderita baik pria maupun wanita di atas usia tiga puluh tahun. Penggunaan tanam-an ini untuk obat tidak be-gitu sulit, yakni dengan memanfa-atkan seluruh bagian tanaman be-rupa daun, batang dan akar. Se-mua bagian tanaman direbus dan terakhir di tambahkan gula merah untuk menambah rasa. Air se-duhan sidagori ini diminum secara teratur selama tiga hari.

Tanaman obat sidagori (Sida rhombifolia Linn.) memiliki sinonim Sida spinosa Linn. atau Sida retusa Linn., saat ini telah banyak dikenal masyarakat karena dapat menyembuhkan berbagai pe-nyakit. Dengan adanya kecenderung-an pola hidup masyarakat untuk kembali ke alam, maka penggunaan obat tradisional saat ini kembali meningkat. Penggunaan obat-obatan tradisional tersebut disamping biaya-nya murah, efek penyembuhannya benar-benar dapat dirasakan.

Sidagori tumbuh tersebar di daerah tropis di seluruh dunia, mulai dari dataran rendah sampai ketingian 1450 m di atas permukaan laut. Merupakan tanaman semak yang memiliki tinggi mencapai 70 cm. Batang agak berkayu, bulat agak liat dengan warna cokelat. Daun tung-gal, letak daun berseling berbentuk jantung, ujung bertoreh, pertulangan menyirip, berbulu rapat dan ber-warna hijau. Panjang daun 1,5 - 4,0 cm dan lebar 1,0 - 1,5 cm. Bunga tunggal, bulat telur keluar dari di ketiak daun. Makhota bunga ber-warna kuning agak orange. Bunga mekar pukul 12 siang dan layu sekitar 3 jam kemudian. Buahnya bua batu terdiri dari 8 - 10 kendaga, diameter 6 - 7 mm. Buah muda berwarna hijau dan buah tua berwarna hitam. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah terbuka dan sering ditemui hidup liar di pinggiran selokan, pinggir sungai, dan di bawah tegakan pohon besar (Gambar di atas).

Budidaya
Sampai saat ini sidagori masih termasuk tanaman liar karena belum ada yang membudidayakannya. Se-lama ini perbanyakan tanaman di-lakukan secara generatif dengan biji yang secara alami berkecambah di sekitar induknya atau terbawa angin dan berkecambah di tempat lain. Perbanyakan dengan setek tergolong sulit sehingga jarang dilakukan.

Fitokimia
Sidagori memiliki sifat khas manis dan mendinginkan. Kandung-an utama tanaman adalah tanin, fla-vonoid, saponin, alkaloid dan gliko-sida. Di samping itu juga ditemui kalsium oksalat, fenol, steroid, efe-drine dan asam amino. Kadar kimia zat tersebut ditemui pada kisaran yang berbeda-beda pada jaringan tanaman. Pada akar ditemui alkaloid, steroid dan efedrine. Pada daun di-temui juga alkaloid, Kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino dan minyak atsiri, pada batang ditemui calsium oksalat dan tanin.

Pembuatan simplisia
Seluruh bagian tanaman sidagori dapat dijadikan simplisia yaitu daun, batang dan akar. Pembuatan simp-lisia sidagori cukup mudah. Ta-naman sidagori dicabut dari tanah, lalu semua kotoran yang menempel pada tanaman dibersihkan dengan air mengalir. Setelah itu, dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari sampai tanaman benar-benar kering yang ditandai dengan daun, batang dan akar yang gampang dipatahkan. Setelah itu simplisia dimasukan ke dalam kantong plastik putih dan diikat lalu disimpan pada suhu ruang untuk digunakan sewaktu-waktu se-bagai bahan obat.


Kegunaan/manfaat
Sidagori memiliki khasiat anti radang, anti inflamasi, diuretik dan analgesik. Penggunaan tanaman ini sebagai obat telah lama diyakini masyarakat. Pada awalnya tanaman ini sering digunakan untuk meng-obati penyakit, diantaranya rematik, demam, disentri, cacing kremi, bisul dan ketombe. Namun akhir-akhir ini sidagori banyak dimanfaatkan oleh penderita penyakit asam urat. Pada prinsipnya semua orang mengan-dung asam urat dengan kadar yang berbeda-beda sesuai dengan kemam-puan metabolismenya. Kadar normal asam urat di dalam darah berkisar antara 2 - 7 mg% . Bila melebihi dari 7 mg%, maka kondisi tersebut akan dapat menimbulkan GOUT akibat kristalisasi dalam persendian. Gout adalah serangan asam urat yang parah sehingga penderita benar-benar merasa kesakitan. Kondisi ini terjadi akibat ginjal tidak akan sang-gup mengaturrnya sehingga ke-lebihannya akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Tapi jangan salah, kadar asam urat dalam level rendahpun ternyata berbahaya juga karena dapat menimbulkan sakit akibat pelepasan kristal dari tempat-nya menempel di persendian. GOUT yang disebabkan oleh asam urat me-mang muncul sesekali karena meta-bolisme purin yang tidak normal. Makin tinggi kadar purin dalam darah akan meningkatkan kadar asam urat.

Pada beberapa daerah seperti Bogor dan Jakarta, tanaman ini su-dah banyak diaplikasikan masyara-kat untuk mengobati asam urat yang terbukti dengan banyaknya informasi di media mengenai pengalaman keberhasilan menggunakan terhadap tanaman ini. Khususnya di Balitro sendiri, pemanfaatan tanaman ini sudah banyak dicoba oleh peneliti dan kemanjurannya cukup terbukti. Sebenarnya penggunaannya sebagai obat tidak begitu sulit, hanya dengan mengkonsumsi seluruh bagian dari tanaman yaitu batang, daun dan akarnya. Untuk tujuan menyembuh-kan asam urat, akar tanaman lebih berperan penting karena kandungan zat berkhasiat tersebut lebih tinggi di akar. Disarankan menggunakan satu batang lengkap tanaman sida-gori termasuk akarnya (100 g/tanam-an), dicuci bersih lalu direbus de-ngan menggunakan air sebanyak satu liter. Air rebusan ditunggu sam-pai menjadi setengahnya, kemudian disaring. Air rebusan sidagori rasa-nya sedikit langu, perlu ditambahkan sesendok gula pasir atau gula merah ke dalam air seduhan sehingga rasa-nya menjadi agak manis. Teknik ini sebaiknya dilakukan selama tiga hari, sehingga proses penyembuhan asam urat lebih berhasil.

Mengingat tanaman ini sangat potensial, disarankan aspek budidaya perlu diteliti karena sampai saat ini tanaman masih tergolong liar, begitu juga dengan penanganan pasca pa-nen sehingga simplisia yang dihasil-kan dapat dijamin mutunya.

Sumber : Sitti Fatimah Syahid, Warta Puslitbangbun Vol.13 No. 2, Agustus 2007. Balitro

Jumat, 12 Desember 2008

Sehat dengan Sidaguri

Oleh Prof Hembing Wwijayakusuma

Tumbuhan Sidaguri merupakan habitus perdu dengan tinggi sekitar 0,1-2 meter. Tumbuh tegak dan banyak bercabang. Daunnya tunggal, berubah-ubah berbentuk bulat telur, memanjang dengan bentuk belah ketupat berbentuk lanset atau bulat telur terbalik. Tepinya bergerigi dengan ujung yang terpancung lebar, panjangnya antara 1,5-4 meter, lebar 1-1,5 cm.

Kandungan kimia sidaguri pada daunnya terdapat alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, minyak terbang, zat philegmatic yang digunakan sebagai peluruh dahak. Batangnya mengandung tanin dan kalsium oksalat sementara akarnya mengandung kaloid, steroid dan efedrine.

Pada pemakaian luar, tanaman Sidaguri digunakan untuk mengobati TBC, kelenjar leher, kudis, bisul, bengkak karena tulang patah (letak tulang sudah diperbaiki): daun sidaguri segar dicuci dan dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit. Untuk mengobati bisul, gunakan akar sidaguri dicuci dan dihaluskan lalu diremas dengan air garam secukupnya, ditempelkan pada bisul lalu dibalut. Lakukan 2 kali sehari.

Bila mengalami luka berdarah, gunakan akar segar secukupnya ditumbuk halus lalu ditempelkan pada luka. Atau gunakan 10 lembar daun sidaguri, 10 lembar daun ketepeng cina dan 1 sendok makan kapur sirih, dilumatkan lalu digunakan untuk melumasi borok. Lakukan 1 kali sehari.

Bila menderita kulit gatal, gunakan daun Sidaguri segar secukupnya dicuci bersih lalu dihaluskan, tambahkan minyak kelapa, diaduk hingga rata dan diolesi pada kulit yang gatal. Lakukan secara teratur hingga sembuh. Untuk mengobati sakit gigi, gunakan 10 gram akar Sidaguri, 10 gram jahe, dihaluskan lalu digunakan untuk menambal gigi yang sakit. Lakukan 3 kali sehari.

Bila digigit serangga, gunakan 30 gram bunga Sidaguri dihaluskan lalu ditempelkan pada luka bekas gigitan dan dibalut. Lakukan 2 kali sehari.

Pada pemakaian dalam, tumbuhan Sidaguri dapat digunakan untuk mengobati rematik. Gunakan 60 gram Sidaguri direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu airnya diminum.

Bila mengalami gangguan pertumbuhan, dapat menggunakan 30 gram tumbuhan Sidaguri, 30 gram umbi daun dewa direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring airnya diminum. Sidaguri juga dapat dipakai untuk mengobati asma. Caranya, ambil 60 gram akar Sidaguri dan 30 gram gula pasir direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu airnya diminum.

Untuk mengobati radang usus disentri, gunakan 30 gram Sidaguri, 30 gram daun sendok/ki urat dan 30 gram krokot, direbus dengan 800 cc hingga tersisa 400 cc, disaring airnya lalu diminum untuk 2 kali sehari. Bila menderita radang lambung, gunakan 20 gram akar Sidaguri, 10 gram jahe, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc disaring airnya lalu diminum.

Untuk mengobati radang kelenjar payudara, gunakan 30 gram tumbuhan Sidaguri, 30 gram jombang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring dan diminum airnya hangat-hangat. Mengobati muntah darah dengan menggunakan 60 gram tumbuhan Sidaguri, 30 gram akar alang-alang dan 100 gram daging sapi, ditim dengan air secukupnya hingga daging matang lalu dagingnya dimakan, airnya diminum.

Bila menderita sakit kuning, dapat menggunakan 30 gram Sidaguri dan 10 gram akar kacapiring direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring lalu airnya diminum.

Menghilangkan cacing kremi dengan 15 gram Sidaguri, 15 gram daun pare, 1 buah mengkudu, dicuci dan dihaluskan lalu tambahkan 200 cc air masak dan sedikit garam, diperas dan diminum airnya. Lakukan 1 kali sehari. Untuk mengobati bisul, gunakan 30-60 gram akar berikut batang Sidaguri dan 30 gram gula merah ditim dengan air masak secukupnya, lalu diminum.
Catatan: Setiap pemakaian dilakukan secara teratur sesuai anjuran. Untuk penyakit yang serius disarankan tetap konsultasikan ke dokter.

[ Prof HM Hembing Wijayakusuma, ahli pengobatan trasidional dan akupunktur, Ketua Umum Perhimpunan Pengobat Tradisional & Akupunktur se-Indonesia (Hiptri) ]
Sumber :Suara Karya Minggu, 27 November 2005

Rabu, 10 Desember 2008

Sida rhombifolia

Scientific classification
Kingdom: Plantae
(unranked): Angiosperms
(unranked): Eudicots
(unranked): Rosids
Order: Malvales
Family: Malvaceae
Genus: Sida
Species: S. rhombifolia

Binomial name
Sida rhombifolia L.
Sida rhombifolia (Arrowleaf Sida) is a perennial or sometimes annual plant in the Family Malvaceae, native to the New World tropics and subtropics. Other common names include Paddy’s Lucerne, Jelly leaf, and also somewhat confusingly as Cuban jute, Queensland hemp, and Indian hemp (although S. rhombifolia is not related to either Jute or Hemp). Synonyms include Malva rhombifolia.

The stems are erect to sprawling and branched, growing 50-120 cm in height, with the lower sections being woody. The dark green, diamond-shaped leaves are arranged alternately along the stem, 4-8 cm long, with petioles that are less than a third of the length of the leaves. They are paler below, with short, grayish hairs. The apical half of the leaves have toothed or serrated margins while the remainder of the leaves are entire (untoothed). The petioles have small spines (stipules) at their bases.

The moderately delicate flowers occur singly on flower stalks (peduncles) that arise from the area between the stems and leaf petioles. They consist of five petals that are 4 to 8 mm long, creamy to orange-yellow in color, and may be somewhat reddish in the center. Each of the five overlapping petals are asymmetric, having a long lobe on one side. The stamens unite in a short column. The fruit is a ribbed capsule, which breaks up into 8-10 segments. The plant blooms throughout the year.

Usually confined to waste ground, such as roadsides and rocky areas, stock camps or rabbit warrens, but can be competitive in pasture, due to its unpalatability to livestock.

References
Tveten, Gloria and Tveten, John. Wildflowers of Houston & Southeast Texas. University of Texas Press, Austin (1993). ISBN 0-292-78151-2
Virginia Tech Weed Identification Guide
From Wikipedia, the free encyclopedia
GNU Free Documentation License, Version 1.2

Photo taken by DanielCD in June 2005 near Houston, Texas (USA).

Selasa, 09 Desember 2008

Sidaguri

Sidaguri
(Sida rhombifolia L.)
Sinonim :
S. alnifolia Lour., S. phillippica DC., S. retusa L., S. semicrenata Link., S. spinosa L.

Familia :
Malvaceae

Uraian :
Sidaguri tumbuh liar di tepi jalan, halaman berrumput, hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar matahari cerah atau sedikit terlindung. Tanaman ini tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah sampai 1.450 m dpl. Perdu tegak bercabang ini tingginya dapat mencapai 2 m dengan cabang kecil berambut rapat. Daun tunggal, letak berseling, bentuknya bulat telur atau lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pertulangan menyirip, bagian bawah berambut pendek warnanya abu-abu, panjang 1,5-4 cm, lebar 1--1,5 cm. Bunga tunggal berwarna kuning cerah yang keluar dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12 siang dan layu sekitar tiga jam kemudian. Buah dengan 8--10 kendaga, diameter 6--7 mm. Akar dan kulit sidaguri kuat, dipakai untuk pembuatan tali. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: guri, sidaguri, saliguri. Jawa: sadagori, sidaguri, otok-otok, taghuri, sidagori. Nusa Tenggara: kahindu, dikira. Maluku: hutu gamo, bitumu, digo, sosapu. NAMA ASING Huang hua mu (C), walis-walisan (Ph), sida hemp, yellow barleria (I). NAMA SIMPLISIA Sidae rhombifoliae Herba (herba sidaguri), Sidae rhombifoliae radix (akar sidaguri).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba sidaguri rasanya manis, pedas, sifatnya sejuk, masuk meridian jantung, hati, paru-paru, usus besar, dan usus kecil. Sidaguri berkhasiat antiradang, penghilang nyeri (analgesik), peluruh kencing (diuretik), peluruh haid, dan pelembut kulit. Akar rasanya manis, tawar, sifatnya sejuk. Merangsang enzim pencernaan, mempercepat pematangan bisul, antiradang, dan abortivum.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Seluruh tumbuhan di atas tanah (herba) dan akar dapat digunakan sebagai obat. Bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan.

Herba digunakan untuk mengatasi:
Influenza, demam, radang amandel (tonsilitis), difteri,
TBC kelenjar (scrofuloderma),
radang usus (enteritis), disentri,
sakit kuning (jaundice),
malaria,
batu saluran kencing,
sakit lambung,
wasir berdarah, muntah darah,
terlambat haid, dan
cacingan.

Akar digunakan untuk mengatasi:
influenza, sesak napas (asma bronkhiale),
disentri,
sakit kuning,
rematik gout,
sakit gigi, sariawan,
digigit serangga berbisa,
kurang nafsu makan,
susah buang air besar (sembelit),
terlambat haid, dan
bisul yang tak kunjung sembuh.

Bunga digunakan untuk obat luar pada:
gigitan serangga.

CARA PEMAKAIAN
Rebus herba kering (15--30 g) atau herba segar (30--60 g), lalu minum airnya. Jika menggunakan akar, dosisnya 10-15 g, atau menggunakan takaran besar sebanyak 30--60 g, rebus, Ialu minum airnya.

Untuk pemakaian luar, tempelkan herba segar atau akar yang telah digiling halus ke bagian tubuh yang sakit, seperti bisul, koreng, TBC kelenjar, gigitan ular. Selain itu, bisa juga direbus, gunakan airnya untuk mencuci ekzema pada kantung buah zakar atau untuk mandi pada cacar air.

CONTOH PEMAKAIAN
Rematik
Rebus herba sidaguri kering (30 g) dengan tiga getas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan,minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.
Cuci akar sidaguri kering (30 g), lalu iris tipistipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Bisul kronis
Untuk obat yang diminum, iris tipis batang dan akar sidaguri kering (60 g). Tambahkan gula merah (30 g) dan air matang secukupnya sampai simplisia terendam seluruhnya, lalu tim. Setelah dingin, minum airnya sekaligus.

Untuk obat luar, cuci lima jari akar sidaguri, lalu tumbuk halus. Tambahkan air garam secukupnya sambil diremas. Gunakan ramuan ini untuk menurap bisul, lalu balut. Lakukan dua kali sehari.

Ekzema
Cuci herba sidaguri segar (60 g), lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air masak sampai terendam seturuhnya dan tim. Setelah dingin, minum airnya.

Kulit gatal, kurap pada kepala
Cuci daun sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk halus. Tambahkan minyak kelapa, lalu aduk sampai merata. Oleskan pada kulit yang gatal atau kurap. Ulang sehari tiga kali, sampai sembuh.

TBC kelenjar
Untuk obat yang diminum, cud herba sidaguri segar (60 g), lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan daging (60 g), lalu tim. Setelah dingin, minum airnya dan dagingnya dimakan. Untuk obat luar, giling daun segar sampai halus, lalu tempelkan pada kelenjar limfe yang membesar.

Terlambat haid
Cuci akar sidaguri (30 g), lalu cincang halus. Tambahkan daging (30 g), lalu rebus. Setelah dingin, minum airnya dan makan dagingnya. Lakukan selama beberapa hari.

Cacing keremi
Cuci daun sidaguri segar (setengah genggam), lalu giling sampai halus. Tambahkan tiga perempat cangkir air matang dan sedikit garam, lalu peras dengan kain. Minum air saringannya sekaligus. Lakukan dua kali sehari.

Sesak napas (asma)
Potong tipis akar sidaguri (60 g), tambahkan gula pasir (30 g), lalu rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Perut mulas
Kunyah akar sidaguri dan jahe secukupnya, lalu telan airnya. .

Sakit gigi
Kunyah akar sidaguri secukupnya dengan gigi yang sakit.

Luka berdarah
Cuci akar sidaguri segar secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan pada luka yang berdarah, lalu balut.

Catatan
Perempuan hamil dilarang menggunakan tumbuhan obat ini.

Komposisi :
Daun mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, dan minyak asiri. Banyak mengandung zat phlegmatik yang digunakan sebagai peluruh dahak (ekspektoran) dan pelumas (lubricant). Batang mengandung kalsium oksalat dan tanin. Akar mengandung alkaloid, steroid, dan efedrine.

sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=253
Catatan : menurut pengalaman herbalis, tanaman Sidaguri juga dapat menyembuhkan penyakit asam urat