MADU UNTUK KESEATAN SIMUNGIL
Mengapa harus menunggu 1 tahun? Karena setelah melewati usia tersebut, saluran cerna bayi sudah cukup matang dan bakteri tidak bisa tumbuh berkembang di sana.
Memang cukup disayangkan karena madu terkenal sebagai nutrisi yang baik bagi kesehatan. Masalahnya, belum ada proses pengolahan yang mampu membunuh bakteri tersebut tanpa merusak madu itu sendiri.
Kasus keracunan itu sendiri memang jarang terjadi karena tidak semua madu mengandung bakteri tersebut. Karena itu tidak heran bila banyak orang memberikan madu pada bayinya tanpa pernah terjadi efek negatif apapun. Masalahnya, bagaimana kalau kita sedang sial dan mendapat madu yang mengandung bakteri itu?
Dengan alasan tersebut, selalu dianjurkan agar pemberian madu hendaknya baru dilakukan setelah bayi berusia lebih dari 1 tahun.
Madu sebaiknya tidak dikonsumsi pada anak usia di bawah 1 tahun. Robert Koch Institut Berlin dan Oesterreichische Gesellschaft für Ernährung menyarankan agar bayi (0-12 bl) tidak diberikan madu dalam makanan yang dikonsumsinya. Alasan yang mereka kemukakan adalah kemungkinan munculnya penyakit Saeuglingsbotulismus yang timbul melalui kerja dari Bakteri Clostridium Botulinum.
Penyakit di atas biasanya jarang terdiagnosa, namun dapat menimbulkan kematian pada bayi. Penyakit ini biasanya ditemukan hanya di usia pertama kehidupan
sang anak, terutama memiliki efek yang fatal khususnya di usia 6 bulan pertama. Hanya di masa satu tahun pertama ini bakteri tersebut memiliki kemungkinan menimbulkan penyakit Saeuglingsbotulismus dengan proses pengalih kekuasaan di organ organ pencernaan kemudian menghasilkan/membentuk gift (Botulinustoxin) di
tempat tersebut.
Pada anak yang lebih tua dan dewasa kasus ini tak akan muncul, kemungkinan karena di usia tersebut sudah terbentuk Darmflora yang lebih stabil. Namun peringatan ini tidak berlaku pada makanan jadi yang terkandung madu di dalamnya, karena proses pemanasan biasanya telah mematikan si bakteri penyebab penyakit.
Memang cukup disayangkan karena madu terkenal sebagai nutrisi yang baik bagi kesehatan. Masalahnya, belum ada proses pengolahan yang mampu membunuh bakteri tersebut tanpa merusak madu itu sendiri.
Kasus keracunan itu sendiri memang jarang terjadi karena tidak semua madu mengandung bakteri tersebut. Karena itu tidak heran bila banyak orang memberikan madu pada bayinya tanpa pernah terjadi efek negatif apapun. Masalahnya, bagaimana kalau kita sedang sial dan mendapat madu yang mengandung bakteri itu?
Dengan alasan tersebut, selalu dianjurkan agar pemberian madu hendaknya baru dilakukan setelah bayi berusia lebih dari 1 tahun.
Madu sebaiknya tidak dikonsumsi pada anak usia di bawah 1 tahun. Robert Koch Institut Berlin dan Oesterreichische Gesellschaft für Ernährung menyarankan agar bayi (0-12 bl) tidak diberikan madu dalam makanan yang dikonsumsinya. Alasan yang mereka kemukakan adalah kemungkinan munculnya penyakit Saeuglingsbotulismus yang timbul melalui kerja dari Bakteri Clostridium Botulinum.
Penyakit di atas biasanya jarang terdiagnosa, namun dapat menimbulkan kematian pada bayi. Penyakit ini biasanya ditemukan hanya di usia pertama kehidupan
sang anak, terutama memiliki efek yang fatal khususnya di usia 6 bulan pertama. Hanya di masa satu tahun pertama ini bakteri tersebut memiliki kemungkinan menimbulkan penyakit Saeuglingsbotulismus dengan proses pengalih kekuasaan di organ organ pencernaan kemudian menghasilkan/membentuk gift (Botulinustoxin) di
tempat tersebut.
Pada anak yang lebih tua dan dewasa kasus ini tak akan muncul, kemungkinan karena di usia tersebut sudah terbentuk Darmflora yang lebih stabil. Namun peringatan ini tidak berlaku pada makanan jadi yang terkandung madu di dalamnya, karena proses pemanasan biasanya telah mematikan si bakteri penyebab penyakit.
Sumber : www.info-sehat.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar