Pakar kesehatan Amerika Serikat (AS) memperingatkan, bedah plastik memiliki risiko yang tinggi. Dan seharusnya, bedah plastik hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang berbadan sehat saja. Bedah plastik sama risikonya sebagai bedah-bedah yang lain, dan seharusnya dilakukan lewat penyaringan yang sangat ketat, demikian kata Dr Rod Rohrich, Kepala Departemen Bedah Plastik pada University of Texas Southwestern Medical Center, seperti dilansir sumber Antara. Mengingat meningkat pesatnya jumlah orang yang ingin melakukan bedah plastik, para pakar pun berupaya untuk memberi pendidikan yang benar kepada masyarakat. "Saya melihat konsumen AS yang menganggap operasi plastik itu seperti suatu kebutuhan pokok. Padahal menjalani operasi plastik itu bukan seperti membeli sebuah sepatu. Bila sepatu itu tidak cocok, anda bisa mengembalikannya. Sementara anda tidak bisa mengembalikan hidup anda," papar Dr Rohrich.
Bedah plastik hanya dapat dilakukan bagi para pasien yang sehat. Jika mereka tidak sehat, maka jangan sekali-kali memaksakan diri menjalani bedah plastik, tegas para pakar kesehatan AS.
Bedah plastik hanya dapat dilakukan bagi para pasien yang sehat. Jika mereka tidak sehat, maka jangan sekali-kali memaksakan diri menjalani bedah plastik, tegas para pakar kesehatan AS.
Menurut data di AS, sebanyak 11 juta orang menjalani bedah plastik pada 2006, atau meningkat 48 persen dibanding tahun 2000.
Selain itu, sebuah studi yang dipublikasikan baru-baru ini oleh jurnal Plastic and Reconstructive Surgery menemukan bahwa komplikasi serius terjadi dalam satu diantara 298 kasus, dan juga terjadi kematian dalam satu diantara 51.459 kasus.
Gencarnya pemberitaan media yang memfokuskan kepada para selebritis dan perkembangan penayangan TV realitas menjadi sebab utama meningkatnya popularitas bedah plastik, kata Dr Rohrich
Studi yang dipublikasian pada Juli silam oleh jurnal Plastic and Reconstructive Surgery tersebut mengungkapkan, penayangan TV realitas secara langsung mempengaruhi orang untuk memutuskan menjalani operasi plastik, demikian laporan sumber Xinhua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar