Infeksi saluran kencing (ISK) merupakan masalah kesehatan serius yang memengaruhi jutaan orang setiap tahun dan paling banyak menyerang kaum perempuan.
Terutama di usia di atas 40 tahun atau menjelang menopause. Ini karena selaput lendir mulai kering, sehingga lebih rentan mengalami infeksi. Infeksi ini juga bisa diderita oleh perempuan muda.
Salah satu faktor ISK banyak terjadi pada perempuan karena saluran kencingnya lebih pendek ketimbang pada pria. Saluran kemih ini juga jaraknya lebih dekat dengan vagina dan anus.
Hal ini memungkinkan bakteri di sekitar anus masuk ke vagina dan uretra atau saluran kencing untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih.
Itu sebabnya, pada perempuan, saat selesai berkemih, sangat disarankan untuk membersihkan organ intim dari arah depan ke belakang. Masalahnya, ujar DR. Dr. Rudi Yuwana, Sp.B., Sp.U, urolog dari FK Universitas Diponegoro dalam sebuah artikel kesehatan, sudah menjadi kebiasaan para perempuan seusai buang air besar atau berkemih, membersihkan dari arah belakang ke depan.
“Mestinya dari arah depan ke belakang, agar bakteri tidak masuk ke saluran kencing,” kata doktor lulusan Universitas Airlangga ini.
Mereka yang terkena ISK biasanya mengalami simtom berupa sakit dan terasa panas sewaktu kencing, berkali-kali kencing tetapi hanya keluar sedikit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman atau kerap disebut anyang-anyangan.
Dengan pengobatan antibiotika, ISK bisa disembuhkan. Untuk ISK akut, pengobatannya cepat. “Biasanya dalam waktu 1-2 minggu, dengan pengobatan yang tepat, infeksi saluran kencing akan sembuh. Sayang, untuk infeksi saluran kencing kronis, perlu waktu penyembuhan lebih lama,” ujarnya.
Pengobatan ISK harus tuntas. Bila tidak tuntas bisa membuat perempuan sulit hamil. Itu karena, bakteri mudah menginfeksi saluran lahir atau vagina yang bisa berlanjut ke indung telur.
Sebaiknya kaum perempuan mendeteksi ada-tidaknya ISK sebelum hamil, dengan rutin memeriksakan urin. Pun saat hamil, tak ada salahnya memeriksakan urin, sehingga bila terjadi ISK, bisa segera ditangani.
Pengobatan bisa diberikan saat hamil sekalipun, tentu dengan obat antibiotik yang tidak mengganggu kehamilan.
Menurut beberapa laporan, sekitar 2-4 persen perempuan hamil mengalami infeksi kemih. Para ahli berpendapat bahwa perubahan hormonal dan pergeseran posisi saluran kemih selama kehamilan membuat bakteri lebih mudah bergerak dari ureter ke ginjal.
Terutama di usia di atas 40 tahun atau menjelang menopause. Ini karena selaput lendir mulai kering, sehingga lebih rentan mengalami infeksi. Infeksi ini juga bisa diderita oleh perempuan muda.
Salah satu faktor ISK banyak terjadi pada perempuan karena saluran kencingnya lebih pendek ketimbang pada pria. Saluran kemih ini juga jaraknya lebih dekat dengan vagina dan anus.
Hal ini memungkinkan bakteri di sekitar anus masuk ke vagina dan uretra atau saluran kencing untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih.
Itu sebabnya, pada perempuan, saat selesai berkemih, sangat disarankan untuk membersihkan organ intim dari arah depan ke belakang. Masalahnya, ujar DR. Dr. Rudi Yuwana, Sp.B., Sp.U, urolog dari FK Universitas Diponegoro dalam sebuah artikel kesehatan, sudah menjadi kebiasaan para perempuan seusai buang air besar atau berkemih, membersihkan dari arah belakang ke depan.
“Mestinya dari arah depan ke belakang, agar bakteri tidak masuk ke saluran kencing,” kata doktor lulusan Universitas Airlangga ini.
Mereka yang terkena ISK biasanya mengalami simtom berupa sakit dan terasa panas sewaktu kencing, berkali-kali kencing tetapi hanya keluar sedikit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman atau kerap disebut anyang-anyangan.
Dengan pengobatan antibiotika, ISK bisa disembuhkan. Untuk ISK akut, pengobatannya cepat. “Biasanya dalam waktu 1-2 minggu, dengan pengobatan yang tepat, infeksi saluran kencing akan sembuh. Sayang, untuk infeksi saluran kencing kronis, perlu waktu penyembuhan lebih lama,” ujarnya.
Pengobatan ISK harus tuntas. Bila tidak tuntas bisa membuat perempuan sulit hamil. Itu karena, bakteri mudah menginfeksi saluran lahir atau vagina yang bisa berlanjut ke indung telur.
Sebaiknya kaum perempuan mendeteksi ada-tidaknya ISK sebelum hamil, dengan rutin memeriksakan urin. Pun saat hamil, tak ada salahnya memeriksakan urin, sehingga bila terjadi ISK, bisa segera ditangani.
Pengobatan bisa diberikan saat hamil sekalipun, tentu dengan obat antibiotik yang tidak mengganggu kehamilan.
Menurut beberapa laporan, sekitar 2-4 persen perempuan hamil mengalami infeksi kemih. Para ahli berpendapat bahwa perubahan hormonal dan pergeseran posisi saluran kemih selama kehamilan membuat bakteri lebih mudah bergerak dari ureter ke ginjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar