Jumat, 07 Nopember 2003
Penelitian Mahasiswa UGM
Ekstrak Sambiloto (andrographis paniculata) terbukti mampu meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi staphylococcus aureus. Itu ditandai dengan meningkatnya neotrofil, limfosit, dan perbaikan jaringan paru-paru, hati, dan ginjal pada mencit (tikus kecil) yang menjadi percobaan. Sambiloto di Indonesia juga dikenal dengan nama sampiroto, sadilata, bidara, takila, daun ki ular, ki oray, ki peurat, atau pada masyarakat Melayu dikenal dengan pepaitan.
Lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta yang melakukan penelitian tersebut juga menemukan bahwa infeksi staphylococcus aureusdapat menyebabkan penurunan leokosit diikuti dengan neutropenia. Kelima mahasiswa itu adalah Sidna Artanto, Eko Prasetio, Anwar Bahri, Rini Nur H, dan Nura Maya Sari.
Penelusuran pustaka yang dilakukan sebelumnya menyebutkan, sambiloto merupakan salah satu spesies yang mempunyai khasiat medis> Di antara khasiat tanaman ini adalah sebagai obat anti radang, analgesik, anti bakteri, dan antipiretik. Kandungan androgpholide di dalamnya mampu meningkatkan fungsi sistem pertahanan tubuh seperti produksi sel darah putih yang menyerang bakteri dan benda asing lainnya, mampu memicu produksi interferon yang merupakan protein spesifik (sitokin) yang dibuat oleh sel sebagai respon adanya benda asing termasuk bakteri. Andrographolide selain tidak bersifat toksik pada manusia juga tidak mempunyai efek samping seperti agen kemoterapi konfensional yang lain.
Sambiloto juga dikenal sebagai salah satu tanaman obat tradisional sejak abad 18. Tanaman berdaun kecil dengan tinggi 40-100 cm ini mempunyai daftar panjang dalam menanggulangi berbagai penyakit. Dalam sebuah medical journal, tamanan ini dilaporkan mampu mengatasi penyempitan pembuluh darah akibat tingginya kadar kolesterol darah. Sambiloto dilaporkan pula mempunyai khasiat sebagai anti bakteri, anti radang, penghambat reaksi immunitas, penghilang nyeri, pereda demam, menghilangkan panas dalam, menghilangkan lembab, penawar racun, dan detumescent.
Dalam kaitan itulah, kelima mahasiswa ini melakukan kajian dengan acuan laboratoris mengenai pengaruh ekstrak sambiloto dalam menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus. Infeksi bakteri ini pada manusia dapat menimbulkan berbagai macam manifestasi klinis. Risiko tertinggi bisa terjadi pada kasus neonatal dan pasien dengan terapi steroid atau antibiotik kepanjangan. Ibu yang baru melahirkan bila terserang bakteri ini akan mengalami debilitasi,
Infeksi pada kulit biasanya berbentuk impetigo (wudun), pada paru-paru berbentuk pneumionia, pada jantung berbentuk endokardiris dan jika pada ambing menyebabkan mastitis. Bahkan enteroksin dari staphylococcus aureus ini menyebabkan gejala gastroenteritis yang akut setelah menelan makanan dua sampai lima jam kemudian.
Penelitian ini menggunakan 20 mencit jantan yang dibagi menjadi lima kelompok. Tiap kelompok terdiri atas empat ekor mencit. Sampel yang digunakan adalah darah untuk pemeriksaan leukosit dan organ hati, paru dan ginjal untuk pemeriksaan histopatologi yang diambil dari seluruh populasi mencit.
Data yang digunakan meliputi gambaran leukosit yang diambil dengan interval waktu tujuh hari selama penelitian. Gambaran histopatologik organ hati, paru dan ginjal yang diperoleh setelah eutanasi, nekropsi dan seksi organ hewan percobaan pada akhir penelitian.
Sambiloto diperoleh dari Pusat Peneolitian Tanaman Obat Tradisional (PPOT) UGM yang dibuat dalam sediaan ekstrak. Bahan lainnya adalah biak murni staphylococcus aureus strain, plat agar darah (PAD), media broth heart infusion (BHI), ethylene diamine tetra acid (EDTA), larutan turk, larutan giemsa, phospat buffer saline (PBS) steril, dan metanol.
Dalam analisa data, jumlah total leukosit dan diferensial leukosit diolah secara statistik dengan menggunakan metode split-plot. Data yang menunjukkan signifikan dilanjutkan dengan uji HSD Tukey's untuk mengetahui variabel-variabel dari ketiga kelompok menunjukkan perbedaan yang signifikan. Gambaran histopatologik organ hati, paru dan ginjal dianalisa secara deskriptif dengan cara membandingkan kelompok perlakuan dengan kontrol.
Dari serangkaian penelitian itu disimpulkan, infeksi bakteri staphylococcus aureus menyebabkan keradangan pada paru-paru, hati, dan ginjal mencit percobaan. Infeksi ini dapat menyebabkan penurunan leukosit diikuti dengan neutropenia. Pemberian ekstrak sambiloto pada mencit percobaan diketahui dapat meningkatkan sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi staphylococcus aureus. bur( )
Sumber :
http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=1&id=145117&kat_id=105&kat_id1=151&kat_id2=192
http://sehatherbal.blogspot.com/2007/05/ekstrak-sambiloto-tingkatkan-stamina.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar