Tampilkan postingan dengan label ASI sedikit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ASI sedikit. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Mei 2009

Jombang Tanaman Obat Indonesia

Jombang
(Taraxacum officinale Weber et Wiggers)

Sinonim :
T. mongolicum Hand.-Mazz., T. officinale Wigg., T. ceratophyllum DC, T. corniculatum DC, T. dens-lionis Desf., T. sinense DC, Leontodon taraxacum L., L. taraxacum.

Familia :
compositae (asteraceae).

Uraian :
Umumnya, jombang tumbuh liar di lereng gunung, tanggul, lapangan rumput, dan sisi jalan di daerah yang berhawa sejuk. Terna menahun, tinggi 10 -25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung cairan, seperti susu. Daun berkumpul membentuk roset akar, bagian pangkal rebah menutup tanah. Daun tunggal, berbentuk lanset, sungsang, ujung runcing, pangkal menyempit menyerupai tangkai daun, tepi bergerigi tidak teratur, kadang berbagi sangat dalam, panjang 6 -15 cm, lebar 2 - 3,5 cm, berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga tunggal, bertangkai panjang yang dilapisi rambut halus berwarna putih, berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna kuning, diameter 2,5 - 3,5 cm. Buahnya berbentuk tabung, berwarna putih. Akarnya panjang, tunggal, atau bercabang. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap atau dibuat salad yang berkhasiat tonik. Daun tua dapat dikukus atau dimasak sebagai sayuran. Bunganya dapat digunakan untuk memberi warna kuning pada minuman atau kain. Jombang dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Jombang, taraksakum (Jawa). NAMA ASING Pu gong ying (C), dandelion (I). NAMA SIMPLISIA Taraxaci Herba (herba jombang).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Jombang rasanya manis, sedikit pahit, sifatnya dingin. Herba ini masuk meridian hati (liver) dan lambung, serta berkhasiat tonik pada liver dan darah. Selain itu, juga berkhasiat antibiotik, antiradang; menghilangkan bengkak, menghancurkan sumbatan, peluruh kencing (diuretik kuat), membersihkan panas dan racun, serta meningkatkan produksi empedu. Akar sedikit pahit, berkhasiat antitoksik, peluruh kencing (diuretik), pereda panas (antipiretik), penguat lambung, meningkatkan nafsu makan (stomakik), melancarkan pengeluaran empedu ke usus (kolagoga), melancarkan pengeluaran AS1 (laktagoga), laksatif ringan, dan menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik). Akar lebih berkhasiat jika digunakan setelah tumbuhan berumur 2 tahun. Khasiat antitoksik akar jombang membantu mekanisme kerja hati dan kandung empedu untuk mengeluarkan sisa metabolisme serta merangsang ginjal mengeluarkan racun melalui air kemih. Selain itu, jombang berperan dalam proses pembuangan racun yang terbentuk pada infeksi dan polusi. Kandungan polisakarida dari tumbuhan jombang dapat menghambat perkembangan sel kanker paru-paru manusia yang ditransplantasikan pada tikus dan menghambat perkembangan sarcoma. Herba jombang berkhasiat menghambat perkembangan Staphylococcus aureus, Streptococcus hemolyticus, dan Neisseria catarrhalis. Ekstrak alkohol herba jombang berkhasiat melancarkan pengeluaran empedu ke usus (kolagoga) pada tikus. Melindungi kerusakan liver (hati) tikus yang diberi zat karsinogenik CCl4. Air rebusan jombang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara mengaktifkan makrofag, merangsang pembentukan limfosit, dan pembentukan antibodi. Daun jombang berkhasiat diuretik kuat. Namun, tidak menyebabkan kekurangan kalium karena tumbuhan ini mengandung cukup kalium (Journal Planta Medica, 1974). Akar jombang berkhasiat membersihkan hati, merangsang produksi cairan empedu, dan laksatif ringan (peneliti German, 1959).

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah herba dan akar segar maupun yang telah dikeringkan.

INDIKASI
Herba jombang digunakan untuk pengobatan :
- radang, seperti radang tenggorokan, radang mata merah (konjungtivitis), radang akut usus buntu (akut apendisitis), radang panggul, radang hati (hepatitis), radang kandung empedu (kolesistitis), serta radang dan abses payudara,
- infeksi dan batu saluran kencing,
- gondongan (parotitis),
- diare, disentri,
- sakit maag (gastritis), tidak nafsu makan,
- kencing manis (diabetes mellitus),
- tekanan darah tinggi (hipertensi),
- kurang darah (anemia),
- kaki bengkak karena timbunan cairan,
- keputihan (leukore),
- produksi air susu ibu (ASI) sedikit,
- bisul, koreng, borok yang dalam, gigitan ular,
- cellulite,
- pembesaran prostat,
- meningkatkan pembuangan asam urat,
- bercak hitam di muka (freckles),
- tumor pada sistem pencernaan (esofagus, lambung, usus, hati, dan pankreas),
- kanker (payudara, paru-paru, leher rahim/serviks, dan gusi), serta
- leukemia granulositik kronik.

Akar digunakan untuk pengobatan :
- hepatitis, sakit kuning (jaundice),
- infeksi kandung empedu, mencegah timbulnya batu empedu,
- memperbanyak ASI,
- buang air besar tidak lancar (sembelit),
- penyakit kulit, seperti jerawat, eksim, psoriasis,
- rematik,termasuk osteoarthritis dan gout.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus atau tumbuk 15-30 g herba segar, lalu peras. Selanjutnya, minum air perasannya atau dapat digunakan untuk campuran resep. Khusus untuk mengobati kanker, tumor, atau penyakit berat, gunakan herba sebanyak 20 - 60 g. Cara lain, rebus 10 - 30 g akar, lalu air rebusannya diminum. Di beberapa negara, akar dikeringkan lalu digiling sampai halus. Ambil 1 - 2 sendok teh, lalu seduh dengan air panas. Jika diperlukan, tambahkan air perasan jeruk nipis untuk memperbaiki rasa.
Untuk pemakaian luar, giling herba segar atau akar sampai halus, kemudian bubuhkan ke tempat yang sakit, seperti payudara yang bengkak, bisul, dan luka bakar. Selain itu, daunnya pun dapat direbus, lalu gunakan airnya untuk mandi atau menguapkan wajah. Cara ini bertujuan untuk menyegarkan tubuh dan memelihara kulit wajah dari flek dan jerawat.


CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Radang dan abses payudara
Cuci 60 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus, lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh. Untuk pemakaian luar, cuci tumbuhan segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Bubuhkan pada payudara yang sakit.

Radang kandung empedu
Cuci 30 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.

Kanker
Rebus 20-60 g herba jombang segar dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan setiap hari.

Keputihan akibat infeksi, kanker serviks, atau radang panggul
Sediakan 30 g herba jombang segar (untuk kanker clan radang panggul sebanyak 60 g), lalu cuci sampai bersih. Selanjutnya, potong-potong dan rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Selain direbus, herba pun dapat ditumbuk sampai halus. Selanjutnya, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Radang kandung empedu disertai hepatitis
Cuci 30-60 g herba jombang segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 3 kali minum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Kencing manis, tekanan darah tinggi
Cuci 30 g herba jombang segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing setengah gelas.

Komposisi :
Herba mengandung taraxasterol, taraxacerin, taraxarol, kholine, inulin, pektin, koumestrol, dan asparagin. Akar mengandung taraxol, taraxerol, taraxicin, taraxasterol, b-amyrin, stigmasterol, b-sitosterol, choline, levulin, pektin, inulin, kalsium, kalium, glukosa, dan fruktosa. Daun mengandung lutein, violaxanthin, plastoquinone, tanin, karotenoid, kalium, natrium, kalsium, choline, copper, zat besi, magnesium, fosfor, silikon, sulfur, dan vitamin (A, BI, B2, C dan D). Bunga mengandung arnidiol dan flavoxanthin. Pollen mengandung ß-sitoserol, 5a-stigmast-7-en-3ß-ol, asam folat, dan vitamin C.
sumber ipteknet

Selasa, 20 Januari 2009

Jahe Tanaman Obat Indonesia


Jahe
(Zingiber officinale Rosc.)
Sinonim :
--
Familia :
Zingiberaceae

Uraian :
Tanaman herba semusim, tegak, tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk bulir, sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong, panjang 2-2,5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat panjang, warna cokelat.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Zingiberis Rhizoma; Rimpang Jahe.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Tajam dan sumelada. Khasiat Karminatif, stomakik, stimulans, dan diaforetik. PENELITIAN Latifah,1987. Jurusan Farmasi, FMIPA UNPAD.


Telah melakukan penelitian pengaruh analgesik perasan rimpang Jahe Merah pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata perasan rimpang Jahe memberikan efek yang nyata terhadap perpanjangan waktu reaksi. Semakin besar dosis yang diberikan, semakin besar efek perpanjangan waktu reaksi (efek pengurangan sensitifikasi rasa sakit).


Pemberian perasan rimpang Jahe Merah antara 199,8 mg/kg dan 218,0 mg/kg bb mempunyai daya analgesik yang setara dengan daya analgesik asam salisilat 10 mg /kg bb. Ema Viaza,1991. Jurusan Farmasi, FMIPA UI.


Telah melakukan penelitian efek antijamur Jahe terhadap jamur Tricophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata jamur Tricophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis memberikan kadar hambat minimum sebagai berikut: 6,25; 12,5 mg/ml. Berdasarkan zona hambatan yang diperoleh, efek antijamur tertinggi diberikan terhadap jamur Tricophyton mentagrophytes, kemudian disusul Trichophyton rubrum, dan Microsparum canis. Catatan Jahe dapat dibedakan atas dua jenis. 1. Jahe Pahit. 2. Jahe Merah (sunti).

BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Rimpang.

Kegunaan
1. Asi.
2. Batuk.
3. Membangkitkan nafsu makan.
4. Mulas.
5. Perut kembung.
6. Serbat.
7. Gatal (obat luar).
8. Luka (obat luar).
9. Sakit kepala (obat luar).
10. Selesma (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN
Mulas
Ramuan:
Jahe Merah (parut) 3 rimpang

Cara pembuatan: Diperas.
Cara pemakaian: Diminum 3 kali sehari 1 sendok teh.
Lama pengobatan: Diulang selama 3 hari.

Serbat
Ramuan:
Jahe 1 rimpang
Bunga Cengkih 2 biji
Buah Kemukus 4 biji
Buah Cabai Jawa 3 biji
Sereh 1 ruas jari tangan
Biji Pala 1 / 5 butir
Daun Jeruk Purut 1/2 lembar
Kulit Kayu Manis sedikit
Gula Aren secukupnya
Air 200 ml

Cara pembuatan: Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.
Lama pengobatan : Diulang selama 4 hari.

ASI
Ikan dan udang baik sekali untuk melancarkan ASI. Kadang-kadang bayi rentan terhadap ASI yang berbau ikan atau udang. Untuk mencegah hal tersebut ibu menyusui harus makan lalap Jahe atau Kemangi.

Sakit kepala dan Selesma (Influenza)
Penderita influenza biasanya merasa nyeri di punggung dan di pinggang (greges-greges). Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut penderita dapat diobati dengan ramuan sebagai berikut.
Jahe Merah beberapa rimpang
Air secukupnya

Cara pembuatan:
Dipipis hingga berbentuk pasta.

Cara pemakaian:
Tambahkan minyak kelonyo secukupnya dan gosokkan pada bagian badan yang terasa nyeri. Untuk sakit kepala ditempelkan pada pelipis dan belakang telinga penderita.

Selesma
Ramuan:
Jahe Merah 1 rimpang
Herba Poko segar 1 genggam
Buah kemukus 6 butir
Biji Jintan Hitam 2 butir
Air sedikit

Cara pembuatan:
Dipipis hingga berbentuk pasta.

Cara pemakaian:
Pindahkan ramuan ke kain bersih dan ikat dengan tali, kemudian masukkan ke dalam cuka hangat dan oleskan ke seluruh badan, agar mempercepat keluarnya keringat.

Komposisi :
Minyak atsiri zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabolena, kurkumen, gingerol, filandrena, dan resin pahit.
Sumber : IptekNet

Tags : ASI sedikit, batuk, Bekas Luka, gatal, Ginger, Jahe, nafsu makan, Perut Kembung, Perut Mulas, Sakit Kepala, Salesma, Serbat, Tanaman Obat

Jumat, 09 Januari 2009

Temulawak

(Curcuma xanthorrhiza, Roxb.)
Sinonim :

Familia :
Zingiberanceae

Uraian :
Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :
Temulawak, Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat;

1. Sakit Limfa
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam
daun meniran.
Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua
bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan
disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.

2. Sakit Ginjal
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1
genggam daun kacabeling.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus
bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara menggunakan: diminum selama 3 hari.

3. Sakit Pinggang
Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1
genggam daun kumis kucing.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.

4. Asma
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah
kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren
sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.

5. Sakit Kepala dan masuk angin.
Bahan: beberapa rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk
halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak
direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3
gelas, kemudian disaring disaring.

6. Maag
Bahan: 1 rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.

7. Sakit perut, Sakit perut pada waktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama
bahan lainnya dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal
2 gelas.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

8. Menghilangkan bau amis sewaktu haid :
Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan,
kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/
panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih
15 menit, dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 3 kali, 1 kali sehari.

9. Memperbanyak produksi ASI
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut
dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi
bubur.
Cara menggunakan : dimakan biasa.

10. Memacu ASI yang macet
Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa,
2-3 sendok makan adonan sagu.
Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan
lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.

11. Kesulitan buang air besar/berak
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sampai kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air
panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan: diminum biasa.

12. Sembelit
Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya.
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,
kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan : diminum biasa.

13. Menambah nafsu makan
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam
daun meniran.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).

Sumber Sentra Informasi Ipteknet

Senin, 08 Desember 2008

Buncis sebagai Tanaman Obat Diabetes

(Phaseolus vulgaris L.)
Sinonim :
--

Familia :
Papilionaceae (Leguminosae).

Uraian :
Semak tegak atau membelit, parrjang 0,3-3 m. Daun penumpu tetap melekat lama. Anak daun bulat telur, dengan pangkal membulat, meruncing, kedua belah sisi berambut, 5-13 kali 4-9 cm. Tandan bunga duduk di ketiak, dengan 1-2 pasangan bunga. Tangkai tandan masif, setinggi-tingginya 6 cm, kerapkali Iebih pendek. Anak daun pelindung di bawah kelopak panjang 3-9 mm. Kelopak tinggi 5-8 mm, gigi yang teratas sangat pendek. Mahkota hampir selalu putih, menjadi kuning, kadang-kadang ungu; bendera pada pangkalrrya dengan 2 telinga; lunas memutar kurang dari 2 kali; sayap berkuku panjang. Benang sari bendera Iepas, lainnya bersatu. Tangkai putik dekat ujung berjanggut. Polongan sangat berubah bentuk dan ukuran. Biji putih, kuning, merah, lila, coklat atau hitam. Keping biji dari tanaman kecambah muncul di atas tanah. Dari Amerika; banyak ditanam. Catatan: Biji dan buah dijumpai dalam banyak variasi dan diperdagangkan dengan nama yang sangat berbeda sebagai sayuran, buncis coklat dan putih, buncis spercie dan snijbonen, buncis peluru dan kievitsbonen, dsb. Bagian yang Digunakan Buah dan Biji.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Phaseoli Semen, Fabarum Semen; Buncis. Phaseoli Fructus, Phaseoli Legumina; Buah Buncis, kacang Buncis

Penyakit Yang Dapat Diobati :
KHASIAT Diuretik.
KEGUNAAN
Kencing manis.
Pelancar ASI.

RAMUAN DAN TAKARAN

Kencing Manis
Buah Buncis 250 gram, dikukus.
Dimakan sebagai lalap tiga kali sehari, tiap kali makan 250 gram.

Komposisi :
Alkaloid, flavonoida, saponin, triterpenoida, steroida, stigmasterin, trigonelin, arginin, asam amino, asparagin, kholina, tanin, fasin (toksalbumin), zat pati, vitamin dan mineral.

sumber : http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=279

Minggu, 16 November 2008

Hasil Penelitian daun tapak liman dapat meningkatkan produksi ASI

ABSTRAK
Uji Efek Pelancar ASI Ekstrak Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber L.) Pada Tikus Putih
Tjitra Wardani(1), Paulus Liben(1), Erna Setyawati(2), NC Sugiarso(2)

Telah dilakukan penelitian tentang uji efek pelancar ASI ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber L.) pada tikus
putih (Rattus norvegicus) betina galur Wistar dengan metode penimbangan bayi tikus yang menyusu (weighing method).
Pada metode ini dibagi dalam lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor induk tikus (masing-masing
dengan 5 ekor bayi tikus. Dosis ekstrak daun tapak liman yang digunakan 1,0g/kg BB, dan 2,0 g/kg BB yang diberikan
secara oral. Sebagai kontrol diberikan suspensi PGA 3% dan metoklopramid HCl 2,7 mg/kg BB sebagai pembanding,
volume pemberiannya adalah 1 ml/100 g BB. Peningkatan berat badan didasarkan pada ASI yang dihisap oleh anak
tikus yang baru lahir dan penimbangan dilakukan pada hari ke-5, 7, 9, 11, 13, 15 masa menyusui. Perbedaan berat
badan anak tikus sebelum dan sesudah menyusu menggambarkan jumlah produksi ASI induk tikus. Data yang diperoleh
dianalisis secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun tapak liman dapat meningkatkan produksi ASI serta
ada korelasi antara peningkatan dosis ekstrak daun tapak liman dengan peningkatan produksi ASI.
Kata-kata kunci :
Elephantopus scaber L., weighing method, pelancar ASI

1 Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga2 Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala