Tampilkan postingan dengan label Seledri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seledri. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Maret 2010

Wortel dan Alpukat Larutkan Kolesterol Jahat

Kolesterol jahat selama ini memainkan peranan yang penting untuk menyumbatkan pembuluh darah. Akibat penyempitan pembuluh darah itu, seseorang bisa secara tiba-tiba terkena stroke atau jantung koroner. Periksa diri bila tubuh mulai terasa pegal-pegal atau kesemutan karena itu bisa menjadi awal adanya penyempitan pembuluh darah.

Ahli kesehatan, Dr Handrawan Nadesul dalam seminar kesehatan di Hotel Sahid Jaya Makassar menyampaikan, upaya mengikis kolesterol jahat tak harus dengan obat-obatan modern. Karena buah dan sayuran yang sudah tak asing lagi bagi keluarga Indonesia, yaitu wortel dan alpukat ternyata memiliki khasiat yang bisa menggelontorkan kolesterol jahat dari dalam tubuh.

Menurut dokter yang telah menerbitkan berbagai buku kesehatan, tanaman obat terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol maupun trigliserid alpukat membantu proses stabilisasi plak yang sudah terbentuk, sehingga tak mudah pecah. Alpukat juga kaya serat dan asam lemak tak jenuh tunggal. Kandungan ini mampu menurunkan kadar trigliserid dan kolesterol darah yang tinggi.

" Wortel juga mampu menghadang laju kolesterol darah. Tanaman ini mengandung alkaloid, flavonoid, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, belerang, vitamin A, B, C dan D, juga betakaroten dan asam lemak tak jenuh ganda. Vitamin C pada tanaman ini berkhasiaat sebagai antioksidan yang melindungi kolesterol LDL dari proses oksidasi," terangnya.

Selain itu kata Dr Handrawan, buah belimbing manis, juga mengandung protein, lemak, kalsium, foffor, besi dan vitamin A, B dan C. Buah ini berkhasiat sebagai antiinflamasi, peluruh kencing (diuretik) dan peluruh air liur (sialagoga).

Berikut resep yang ditawarkan Dr Handarawan kepada penderita kelesterol yang secara impiris turun-temurun dapat menurunkan kadar kolesterol:

1. Alpukat
Bahan: 1/2 - 2 buah alpukat matang.
Pemakaian: buah alpukat dimakan begitu saja sebagai buah. Lakukan setiap hari.

2. Wortel
Bahan: 5 buah wortel segar ukuran sedang.
Pemakaian: wortel dicuci bersih, lalu diblender atau diparut, kemudian diperas dan disaring. Minum airnya sekaligus, lakukan setiap hari.

3. Jamur lingzhi
Bahan: 10 gram jamur lingzhi.
Pemakaian: jamur lingzhi dipotong-otong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, airnya diminum sekaligus.

4. Rumput laut
Bahan: 30 gram rumput laut kering
Pemakaian: rumput laut digiling menjadi bubuk. Masukkan ke dalam cangkir, lalu seduh dengan air mendidih. Minum air tersebut setiap hari.

5. Belimbing manis
Bahan: 2 buah belimbing manis besar.
Pemakaian: buah belimbing dimakan setelah makan pagi dan makan malam, masing-masing 1 buah.

6. Asam
Bahan: 12 gram daun asam segar. Pemakaian: daun asam dicuci bersih, lalu didihkan dengan air 1 gelas selama 15 menit. Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus. Lakukan
2 kali sehari.
7.Bawang merah
Bahan: 20 gram bawang merah segar.
Pemakaian: Bawang merah diiris tipis-tipis, dimakan bersama nasi.
Lakukan 3 kali sehari dengan ukuran yang sama.

8. Bawang putih
Bahan: 1-2 siung bawang putih.
Pemakaian: bawang putih diiris tipis-tipis atau dipipiskan dan dibuat bulatan kecil. Lalu ditelan. Lakukan 2 kali sehari.

9. Temulawak
Bahan: 3 jari rimpang temulawak segar.
Pemakaian: Rimpang temulawak dikupas kulitnya, lalu diparut, tambahkan 3/4 cangkir air panas dan biarkan mengendap. Setelah dingin, endapannya dibuang, airnya diminum. Lakukan setiap hari.

10. Buncis
Bahan: 30 gram buncis segar.
Pemakaian: buncis dicuci bersih, lalu rebus. Setelah agak layu, buncis diangkat. Rebusan buncis ini dimakan bersama nasi.

11. Buah murbei
Bahan: 10 gram daun murbei segar.
Pemakaian: Duan dicuci, lalu direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, Setelah dingin, disaring dan diminum. Lakukan setiap hari.

12. Seledri
Bahan: 30 gram akar seledri segar.
Pemakaian: Akar seledri dicuci bersih, lalu direbus dengan 2 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air disaring, minum sekaligus.

13. Daun sirih
Bahan: 15 lembar daun sirih segar.
Pemakaian: Daun dicuci bersih, lali direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air disaring dan diminum sekaligus. Lakukan setiap hari. (Hapsah Maharani)

Sumber : http://www.ujungpandangekspres.com/view.php?id=37976&jenis=Kesehatan

Kamis, 18 September 2008

Tanaman Obat : Seledri

Seledri
Seledri (Apium graveolens) adalah tumbuhan yang berasal dari daerah subtropis Eropa dan Asia. Tumbuhan ini termasuk sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan dan obat tradisional.

Ciri-ciri tumbuhan ini adalah pohonnya kecil, tingginya kurang dari 1 meter. Daun tersusun majemuk dengan tangkai panjang. Batangnya biasanya sangat pendek, bersegi dan beralur membujur. Bunganya tersusun majemuk berkarang, berukuran kecil, dan berwarna putih kehijauan. Buahnya kecil-kecil berwarna coklat gelap. Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah atau dataran tinggi, dan berkembang dengan baik di tempat yang lembab dan subur. Di daerah dataran tinggi, Seledri tumbuh dengan tangkai dan daun yang tebal.

Seledri telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di Eropa sebagai unsur pengobatan dan penyedap masakan. Menurut ahli sejarah botani, daun Seledri telah dimanfaatkan sebagai tanaman obat sejak abad XVII atau sekitar tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun 1942.

Tanaman yang terlihat cantik jika ditanam dalam pot ini lebih dulu dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Daun Seledri biasa dipakai untuk memperkaya cita rasa sajian kaldu, sup kacang merah, bubur ayam, dan berbagai macam masakan di Indonesia. Di Eropa, batang Seledri yang besar sering dibuat sebagai salad dengan saus mayones atau bechamel (saus berbahan dasar susu) sebagai isi roti sandwich.

Ada tiga kelompok seledri yang dibudidayakan:
  • Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens kelompok secalinum) yang biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia.
  • Seledri tangkai (A. graveolens kelompok dulce) yang tangkai daunnya membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen salad.
  • Seledri umbi (A. graveolens kelompok rapaceum), yang membentuk umbi di permukaan tanah; biasanya digunakan dalam sup, dibuat semur, atau schnitzel. Umbi ini kaya provitamin A dan K.

Kandungan

Tanaman ini mengandung zat gizi dan fitonoutrien. Aroma Seledri yang khas berasal dari sejumlah komponen mudah menguap dari minyak atsiri yang mengandung butilftalida sebagai pembawa aroma utama. Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti graveobiosid A (1-2%) dan B (0,1 - 0,7%), serta senyawa golongan fenol. Komponen lainnya psoralen, apiin, isokuersitrin, furanokumarin, serta isoimperatorin. Kandungan asam lemak utama adalah asam petroselin (40-60%). Daun dan tangkai daun mengandung steroid seperti stigmasterol dan sitosterol. Selain itu, seledri juga mengandung banyak mineral seperti kalsium, fosfor, sodium, klorin, potasium (kalium), magnesium, asparagine apigenin, kholin, dan saporin, dan juga senyawa sedatif (phathalide), dan serat.

Kandungan gizi yang terdapat dalam Seledri (per 100 gr), antara lain :
kalori:20 kal
protein:1 gram
lemak:0,1 gram
hidrat arang:4,6 gram
kalsium:50 mg
fosfor:40 mg
besi:1 mg
Vitamin A:130 SI
Vitamin B1:0,03 mg
Vitamin C:11 mg
Dll.


Suatu enzim endonuklease yang disebut Cel1 juga diekstrak dari seledri dan dipakai dalam suatu teknik biologi molekular yang disebut Tilling.

Manfaat

Masyarakat pedesaan di Indonesia telah lama memanfaatkan seledri sebagai obat untuk menurunkan panas dengan cara mengoleskan tumbukan daun seledri ke kepala anak yang terserang demam. Air perasan seledri yang mempunyai sifat mendinginkan dipercaya dapat menurunkan suhu badan. Juga diyakini, air perasan daun seledri dapat menyuburkan dan menghitamkan rambut.

Orang Romawi kuno menggunakan seledri untuk mengobati demam, flu, penyakit pencernaan, beberapa tipe arthritis (radang sendi), penyakit limpa dan hati. Seledri juga diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti diare, epilepsi, migrain, memperbaiki fungsi hormon, serta membersihkan darah. Jus seledri dari seledri berdaun besar bisa meningkatkan kecerdasan, dan menyembuhkan gondok.

Berdasarkan penelitian, tumbuhan ini mengandung natrium yang berfungsi sebagai pelarut untuk melepaskan deposit kalsium yang menyangkut di ginjal dan sendi, mengandung magnesium yang berfungsi menghilangkan stress, dan juga mengandung psoralen yang berfungsi untuk menghancurkan radikal bebas biang penyebab kanker. Selain itu Seledri juga diketahui mengandung apigenin yaitu senyawa aktif yang dapat menurunkan tekanan darah (berfungsi sebagai kalcium antagonis), apiin dan manitol yang berfungsi sebagai diuretik (melancarkan kencing). Tingginya kadar sodium dalam seledri sangat berguna untuk menjaga vitalitas tubuh. Fungsi lainnya adalah sebagai anti reumatik serta pembangkit nafsu makan (karminativa). Umbinya memiliki khasiat yang mirip dengan daun tetapi digunakan pula untuk memacu enzim pencernaan, dan afrodiasika (pembangkit gairah seksual). Sedangkan buah dan bijinya sebagai pereda kejang (antipasmodik), menurunkan kadar kolesterol darah, antirematik, diuretik, karminatif, afrodiasika dan penenang (sedatif).

Pada dunia kecantikan, selain digunakan untuk memperindah rambut, Seledri juga baik dikonsumsi untuk mencegah timbulnya kerutan pada wajah, melarutkan lemak dan menurunkan berat badan, menjaga kelenturan dan kekencangan kulit dan menghilangkan bau badan dan mulut.

Bahaya

Selain memiliki banyak manfaat, mengkonsumsi seledri terlalu banyak tidak baik untuk ibu yang menyusui karena dapat mengurangi jumlah air susu ibu. Seledri juga berpotensi menimbulkan alergi pada sejumlah orang yang peka. Penderita radang ginjal tidak dianjurkan mengkonsumsinya.