Selama masa kehamilan, calon ibu memang sebaiknya menghindari obat-obatan. Tapi lain ceritanya jika anda seorang penderita asma yang sedang menjalani pengobatan dan ternyata juga tengah berbadan dua. Jangan coba-coba menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter anda. Sebab jika anda stop minum obat, lalu tiba-tiba asma anda kambuh, akan berbahaya bagi si jabang bayi. Mengapa?
Karena ketika anda kekurangan oksigen maka kadar oksigen yang dipasok ke bayi anda melalui tali plasenta pun akan berkurang. Oleh karena itu, selain mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter, anda sebaiknya juga mencegah kambuhnya asma.- Jauhi faktor-faktor pemicu asma.Umumnya asma adalah manifestasi dari alergi, sehingga untuk mencegah asma hindarilah alergen (zat atau bahan yang menimbulkan reaksi alergi). Yang termasuk alergen antara lain, dingin, tungau rumah, debu, stress, dan makanan (coklat, misalnya).
- Jauhi asap rokok, apalagi merokok.Asap rokok dan merokok juga dapat memicu asma. Lagipula, selain memicu asma, merokok akan meningkatkan resiko kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir mati dan SIDS (Sudden Infant Death Syndrom) atau sindroma kematian bayi secara mendadak.
Penelitian di Australia pada akhir tahun 90-an menunjukkan bahwa sekitar 30 % ibu hamil dan penderita asma justru gejala asmanya membaik, 50% tidak ada perubahan dari kondisi sebelum hamil, dan hanya 20% yang asmanya memburuk. Pada tahun 2004 lalu, tim peneliti dari John Hunter Hospital di Newcastle menemukan bahwa jenis kelamin bayi yang sedang dikandung berpengaruh terhadap reaksi asma yang diidap si ibu. Para calon ibu yang mengandung bayi laki-laki cenderung membaik gejala asmanya, sedangkan calon ibu yang mengandung bayi perempuan cenderung bereaksi sebaliknya.
Oleh sebab itu, wanita penderita asma yang sedang hamil (atau berencana untuk hamil) sebaiknya sesegera mungkin berkonsultasi dengan dokternya untuk melakukan manajemen asma. Pada umumnya obat-obatan untuk asma aman bagi kehamilan, meskipun demikian anda tetap harus memastikannya melalui dokter anda. Gejala asma pada umumnya akan memburuk ketika kehamilan berusia 24 hingga 36 minggu, tetapi biasanya akan membaik pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Mungkin disebabkan oleh posisi bayi yang mulai turun sehingga mengurangi tekanan pada paru-paru. Jadi ibu hamil penderita asma bisa melahirkan dengan normal. Selama menjalani pengobatan, ibu penderita asma juga aman untuk memberikan ASI kepada bayinya karena hanya sedikit sekali kadar obat-obatan itu yang masuk ke tubuh bayi melalui ASI. Justru sebaiknya, jika anda mengidap asma berikanlah ASI kepada bayi anda selama mungkin karena ASI (terutama ASI eksklusif) dapat menghambat terpicunya alergi pada anak anda. (EG
Pengalaman Seorang Teman
Sempat di rawat di rumah sakit
Hanifah Luthfiyah, S.TP. (30 thn), ibu rumah tangga, ibu dari Dzaky Aryasatya Luthfianzah (2 tahun)
“ Saya mulai didiagnosa menderita asma ketika masih kuliah di Bogor, sekitar tahun 1994. Sejak itu saya menjalani pengobatan, baru berhenti setelah saya lulus kuliah sekitar tahun 1997. Dan sejak itu pula, asma saya jarang sekali kambuh. Paling-paling, kalau kambuh saya hanya pakai obat semprot. Mungkin pengaruh dari udara yang relatif masih bersih ya, karena setelah lulus saya bekerja di perkebunan teh. Tetapi, pada tahun 2003, ketika hamil 4 bulan, asma saya kambuh lagi dan kali ini benar-benar berat hingga dokter menyuruh saya dirawat di rumah sakit. Jadi lah saya menginap selama 4 hari di rumah sakit dan selama itu pula saya harus memakai selang oksigen. Alhamdulillah, selama hamil hanya sekali itu saja asma saya kambuh dan saya dapat melahirkan secara normal. Bahkan, proses persalinan saya itu tergolong cepat dan lancar “.
Pengalaman Seorang Teman
Sempat di rawat di rumah sakit
Hanifah Luthfiyah, S.TP. (30 thn), ibu rumah tangga, ibu dari Dzaky Aryasatya Luthfianzah (2 tahun)
“ Saya mulai didiagnosa menderita asma ketika masih kuliah di Bogor, sekitar tahun 1994. Sejak itu saya menjalani pengobatan, baru berhenti setelah saya lulus kuliah sekitar tahun 1997. Dan sejak itu pula, asma saya jarang sekali kambuh. Paling-paling, kalau kambuh saya hanya pakai obat semprot. Mungkin pengaruh dari udara yang relatif masih bersih ya, karena setelah lulus saya bekerja di perkebunan teh. Tetapi, pada tahun 2003, ketika hamil 4 bulan, asma saya kambuh lagi dan kali ini benar-benar berat hingga dokter menyuruh saya dirawat di rumah sakit. Jadi lah saya menginap selama 4 hari di rumah sakit dan selama itu pula saya harus memakai selang oksigen. Alhamdulillah, selama hamil hanya sekali itu saja asma saya kambuh dan saya dapat melahirkan secara normal. Bahkan, proses persalinan saya itu tergolong cepat dan lancar “.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar