Tampilkan postingan dengan label Cabe Jawa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cabe Jawa. Tampilkan semua postingan

Selasa, 31 Maret 2009

KHASIAT CABE JAWA (Piper retrofactum)

Berikut ini beberapa khasiat cabe jawa (Piper retrofactum) dan cara membuat ramuannya.

1. Meningkatkan Gairah SeksualSediakan 30 gram cabe jawa yang sudah dibuat bubuk, 3 papan buah petai cina kering yang ditepungkan, 2 butir kuning telur, dan 1 sdm madu, Cara membuatnya, aduk kuning telur, masukan bubuk cabe jawa dan tepung petai cina, lalu tambahkan madu sambil diaduk sampai rata, minum ramuan ini setiap hari untuk membangkitkan gairah dan selera seksual.

2. Mengatasi Lemah Syahwat
Siapkan 25 gram cabe jawa bubuk, 15 gram pulosari bubuk, 1 siung bawang putih, 2 butir kuning telur, dan 1 sdm madu. Caranya, cabe jawa, pulosari, dan bawang putih ditumbuk lagi sampai halus sambil diaduk. Selanjutnya tambahkan kuning telur dan madu, aduk lagi hingga rata. Minum setiap hari secara teratur selama sebulan.

3. Mengobati Sakit Liver
Ramuan dibawah ini digunakan untuk mengobati penderita liver yang buang airnya tidak teratur dan tinja berwarna hijau tua. bahan yang digunakan 3 butir cabe jawa, 1 jari tangan rimpang lempuyang, dan air secukupnya. cara membuatnya, cabe jawa dan lempuyang dicampur, lalu ditumbuk sampai halus. Tambahkan segelas air, lalu peras dan saring. Sekali minum sebanyak 100 ml. Bila buang air besar sudah lancar, konsumsi ramuan tersebut bisa dihentikan.

4. Menghilangkan Pegal dan Kembung
Ambil 2 butir cabe jawa dan 1 rimpang lempuyang. Cuci sampai bersih, Lalu tumbuk sampai halus. Oleskan atau tempelkan tumbukan bahan tersebut dibagian tubuh yang pegal atau dibagian perut.

5. Mengusir Lelah dengan Jamu Cabe Puyang
Cabe puyang sudah kesohor sejak dulu. Hampir setiap penjual jamu Gendong menyediakan jamu ini. Rasanya manis, sedikit pedas, dan yang pasti segar. Jamu ini berkhasiat untuk menyembuhkan pegal dan linu pada pinggang, atau mengusir lelah.Bila anda ingin membuatnya sendiri, sediakan satu genggam cabe jawa kering, 100 gram lempuyang, 50 gram kencur, 2 ibu jari kunir, 150 gram beras, 75 gram asam kawak, 0,5 kg gula merah, 2 liter air, dan garam secukupnya. Langkah pertama, gula jawa asam kawak, dan air direbus sampai mendidih, diangkat lalu ditambahkan garam sambil diaduk rata. setelah dingin, air disaring. langkah kedua, lempuyang, kunir, dan kencur dikupas, dicuci bersih, dan diiris tipis, lalu diblender bersama cabe jawa, beras dan sedikit air matang. Setelah halus, diperas dan disaring dengan kain penyaring yang bersih. hasil saringan tersebut selanjutnya dicampurkan kedalam larutan gula merah dan asam kawak yang sudah dibuat. Jamu siap diminum.

Source from : http://tokomarwa.blogspot.com

Senin, 30 Maret 2009

Tanaman Obat Indonesia Cabe Jawa

Cabe Jawa
(Piper retrofractum Vahl.)
Sinonim :
= P.longum, Bl. = P.officinarum, (Miq.), DC. = Chavica offi- cinarum, Miq. = C. maritime, Miq.

Familia :
Piperaceae

Uraian :
Cabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl. Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.

Nama Lokal :
Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, ; Sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam,; Hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia,; Tekanan darah rendah, pencernaan terganggu, rematik goat, ; tidak hamil:rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, ; Stroke, nyeri pinggang, kejang perut.;

Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan.

lNDIKASI :
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas,
- disentri, diare,
- sukar buang air besar pada penderita penyakit hati,
- sakit kepala, sakit gigi,
- batuk, demam,
- hidung berlendir,
- lemah syahwat,
- sukar melahirkan,
- neurastenia, dan
- tekanan darah rendah.

Bagian akar dapat digunakan untuk:
- kembung, pencernaan terganggu,
- tidak dapat hamil karena rahim dingin,
- membersihkan rahim setelah melahirkan,
- badan terasa lemah,
- stroke,
- rematik, gout, dan nyeri pinggang.

Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut dan
- sakit gigi.

CARA PEMAKAIAN :
Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan.
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk obat kumur pada radang mulut.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Neurastenia :
Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang
3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci
dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.

2. Masuk angin :
Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun
kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula
enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas.

3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat:
Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan
air panas, hangat-hangat diminum sekaligus.

4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan larnbung, paru dan jantung :
Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan
madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus.

5. Sakit gigi :
a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu
ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat
disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur.
b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang.

6. Kejang perut :
Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk.
Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu
diminum sekaligus

7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati :
Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari
ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk
rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus.

8. Demam :
Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan
1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi
hangat.

CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS Buah rasanya pedas dan panas, masuk meridian limpa dan lambung. Akar cabe jawa pedas dan hangat rasanya. KANDUNGAN KIMIA : Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguniinine.

sumber ipteknet

Long pepper

Scientific classification
Kingdom: Plantae
(unranked): Angiosperms
(unranked): Magnoliids
Order: Piperales
Family: Piperaceae
Genus: Piper
Species: P. longum

Binomial name
Piper longum
L.

Long pepper (Piper longum), sometimes called Javanese Long Pepper, Indian Long Pepper or Indonesian Long Pepper, is a flowering vine in the family Piperaceae, cultivated for its fruit, which is usually dried and used as a spice and seasoning. Long pepper is a close relative of the black pepper plant, and has a similar, though generally hotter, taste. The word pepper itself is derived from the Sanskrit word for long pepper, pippali.

The fruit of the pepper consists of many minuscule fruits — each about the size of a poppy seed — embedded in the surface of a flower spike; it closely resembles a hazel tree catkin. The fruits contain the alkaloid piperine, which contributes to their pungency. Another species of long pepper, Piper retrofractum, is native to Java, Indonesia.

Dried long pepper catkins
Prior to the European discovery of the New World, long pepper was an important and well-known spice. The ancient history of black pepper is often interlinked with (and confused with) that of long pepper. The Romans knew of both and often referred to either as just piper; many ancient botanists erroneously believed dried black pepper and long pepper came from the same plant. Only after the discovery of the New World and of chile peppers did the popularity of long pepper decline. Chile peppers, some of which, when dried, are similar in shape and taste to long pepper, were easier to grow in a variety of locations more convenient to Europe.

Uses
Today, long pepper is an extremely rare ingredient in European cuisines, but it can still be found in Indian vegetable pickles, some North African spice mixtures, and in Indonesian and Malaysian cooking. It is readily available at Indian grocery stores, where it is usually labeled Thippili.

International naming
கண்டந்திப்பிலி (Kandanthippili) in Tamil
Pepe di Marisa in Italian

References
Dalby, Andrew (Oct 1, 2002). Dangerous Tastes: The Story of Spices, 89. Google Print. ISBN 0-520-23674-2 (accessed October 25, 2005). Also available in print from University of California Press.
McGee, Harold (2004). On Food and Cooking (Revised Edition). Scribner. ISBN 0-684-80001-2. pp 427-429, "Black Pepper and Relatives".

From Wikipedia, the free encyclopedia

Cabe jawa

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Piperales
Famili: Piperaceae
Genus: Piper
Spesies: P. retrofractum

Nama binomial
Piper retrofractum
Vahl.

Cabe jawa, cabe jamu, lada panjang, atau cabe saja (Piper retrofractum Vahl. syn. P. longum) adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Dikenal pula sebagai cabe solak (Madura) dan cabia (Sulawesi). Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut).

Tumbuhan ini produknya telah dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut "cabe". Cabai sendiri oleh orang Jawa dinamakan "lombok".


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas