Tampilkan postingan dengan label HPV. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HPV. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 April 2011

Kutil Kelamin Akibat Virus HPV Dapat Dicegah

Inilah penyakit yang diebabkan oleh infeksi virus Human Papillomavirus, penyebab kanker serviks atau leher rahim.

Apa itu kutil kelamin?
Kutil kelamin adalah benjolan-benjolan yang tumbuh pada alat kelamin manusia dalam berbagai variasi ukuran, yang dapat pula berkembang dalam kelompok sehingga menjadi kumpulan kutil yang jika diteliti tampak seperti bentuk kembang kol.

Pada perempuan, kutil kelamin tumbuh pada area vulva dan cervix, serta di daerah sekitar anus dan vagina. Pada laki-laki, kutil kelamin akan cenderung muncul pada penis atau skrotum – dan dalam kasus-kasus tertentu kutil kelamin tumbuh pada sela selangkangan. Keluhan yang dirasakan adalah rasa gatal dan panas, perdarahan dan sakit pada penis, skrotum dan daerah anal.

Kasus kutil kelamin adalah penyakit kelamin menular yang paling banyak dilaporkan di seluruh dunia. Sekitar dua per-tiga orang dari seluruh dunia yang melakukan kontak seksual dengan pasangan yang menderita kutil kelamin biasanya akan langsung tertular dalam waktu kurang lebih 3 bulan.

HPV adalah biang keladinya
Kutil kelamin disebabkan oleh infeksi virus Human Papillomavirus (HPV) – virus yang sama dengan penyebab kanker serviks, yang sedang hangat dibicarakan belakangan ini. Berbeda dengan kanker serviks yang disebabkan oleh HPV tipe 16 & 18, maka kutil kelamin disebabkan oleh HPV tipe 6 & 11.

Mereka yang menderita harus menanggung beban sakit, mental dan psikologi serta biaya pengobatan

Di seluruh dunia, HPV adalah salah satu penyebab utama penyakit-penyakit menular seksual, dimana menurut Centers of Disease Control and Prevention (CDC) terdapat sekitar 6,2 juta kasus baru penyakit infeksi menular akibat HPV dilaporkan setiap tahun.

Pada perempuan, kutil kelamin umumnya muncul pada akhir usia belasan atau di awal usia 20-an. Sementara pada laki-laki, kutil kelamin biasanya tumbuh di antara awal usia 20-an sampai akhir usia 20-an.

Secara umum, merujuk pada penelitian medis, penyakit yang sangat mengganggu ini ditemui pada mereka yang berusia di antara 17 hingga 33 tahun. Penderitanya sangat mudah menularkan pada orang lain, dimana seseorang memiliki kemungkinan akan langsung terinfeksi meski hanya terekspos pada 1 kali kegiatan seksual dengan orang yang menderita kutil kelamin tersebut.

Bahkan, mengutip data di Amerika Serikat, sampai di satu waktu, sebanyak 1 juta orang diperkirakan akan menderita kutil kelamin – dan ini berarti setiap menitnya terdapat 1 kasus baru.

Penyakit ini bukan saja menciptakan beban pribadi bagi si penderita, namun jika dipikirkan lebih jauh, beban ekonomi bagi para individu dalam kerangka sosial ini cukuplah besar. Amerika Serikat sendiri mengalokasikan dana sebesar $140,000 juta bagi perencanaan kesehatan pribadi Amerika Serikat dalam kaitannya dengan diagnosa dan perawatan kutil kelamin.

Belum lagi beban tekanan psikologis bagi sang penderitanya; seperti menurunnya tingkat kepercayaan diri, persepsi diri yang negatif, rasa malu dan kecemasan.

Siapa lagi yang beresiko terkena infeksi HPV?
Kutil kelamin tampaknya lebih dari sekedar penyakit yang menimbulkan ketidaknyamanan secara kosmetik pada remaja dan orang dewasa. Penyakit ini juga berpotensi menyebabkan resiko pada bayi.

Kutil kelamin tidak hanya bisa ditularkan oleh antar pasangan seksual, namun juga dapat menempuh rute penularan oleh Ibu kepada bayinya – yaitu ketika sang bayi dilahirkan melalui jalan lahir Ibu. Bayi akan beresiko menderita gangguan pernapasan yang disebut respiratory papillomatosis, sebuah kondisi yang dikarakterisasikan dengan adanya lesi seperti kutil atau papilloma dalam saluran pernapasan.

Lebih jauh lagi, selain perempuan dapat mentransmisikan HPV penyebab kutil pada bayinya, mereka juga dapat menyebarkan tipe-tipe HPV yang menyebabkan kanker lainnya – yaitu mengarah pada pertumbuhan kanker di leher dan kepala pada anak-anak.

Penyakit berbahaya ini kini dapat dicegah

Seperti halnya kanker serviks yang disebabkan oleh HPV dan lebih dulu dikenal, infeksi HPV yang menyebabkan kutil kelamin ini juga dapat dicegah – selain tentunya berupaya menghindari faktor-faktor resikonya seperti kontak kulit antar organ genital dan melakukan hubungan seksual dengan lebih dari 1 pasangan.

Kedua penyakit ini dapat ditangkal dengan bantuan proteksi vaksin HPV quadrivalent yang dapat melindungi tubuh dari ancaman empat tipe HPV sekalligus; yaitu tipe 16 & 18 sebagai penyebab kanker serviks dan tipe 6 & 11 sebagai penyebab kutil kelamin. Vaksin HPV quadrivalent diaplikasikan sebanyak 3 kali suntikan; di bulan 0, bulan ke-2 dan bulan ke-6.

Dengan demikian, berita gembira mengenai vaksin ini tidak hanya dapat dinikmati oleh perempuan, tetapi juga oleh kelompok laki-laki yang mempunyai resiko sama besar menderita kutil kelamin.

CDC’s Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) merekomendasikan 3 dosis seri vaksinasi bagi anak perempuan sejak usia 11 tahun hingga wanita dewasa usia 26 tahun. Vaksin ini juga dapat diaplikasikan pada anak laki-laki sejak usia 9 tahun.

Lebih membesarkan hati, vaksin ini tidak hanya memberi keuntungan untuk dapat melindungi dari kanker serviks dan kutil kelamin, namun juga mampu melindungi dari lesi pra-kanker yang seringkali berkembang menjadi kanker pada vulva dan vagina.

Kisah sukses dari Australia
Angka kasus kutil kelamin pada kelompok perempuan muda di Australia menurun tajam sejak diperkenalkannya program vaksinasi nasional dengan vaksin HPV quadrivalent dalam mencegah kanker serviks pada bulan April tahun 2007 lalu.

Sebanyak 36.055 pasien dengan keluhan penyakit genital yang berkunjung ke klinik kesehatan Merlbourne antara Januari 2004 – Desember 2008 diobservasi perkembangan angka kasusnya.

Mulai tahun 2008, terjadi penurunan angka kasus kutil kelamin secara menggembirakan pada kelompok usia perempuan di bawah 28 tahun, yaitu sebanyak 25% di setiap kuartal tahun tersebut – dengan hanya sebesar 6,6% dari seluruh pasien yang berkunjung di tahun 2008 didiagnosa menderita kutil kelamin.

Jika dibandingkan dengan sepanjang kurun waktu sebelum vaksin HPV quadrivalent diperkenalkan, kenaikan kasus di kelompok umur tersebut adalah sebesar 1.8% di tiap kuartal-nya – dengan 13% dari seluruh pasien didiagnosa positif menderita kutil kelamin.

Penurunan angka kasus kutil kelamin juga terjadi pada kelompok laki-laki heteroseksual yaitu rata-rata sebesar 5% tiap kuartal-nya di tahun 2008.

Australia adalah salah satu negara di dunia yang mengimplementasikan vaksinasi dengan vaksin HPV quadrivalent melawan HPV. Vaksin tersebut diberikan secara cuma-cuma pada anak-anak usia sekolah antara 12 – 18 tahun sejak April 2007, diikuti oleh pemberian pada perempuan muda usia 26 tahun ke bawah melalui praktek-praktek dokter umum dan klinik masyarakat sejak bulan Juli 2007.

Australia menjadi negara dengan coverage vaksinasi quadrivalent HPV terluas di dunia dengan jangkauan sukses sebanyak 69%-75% pada kelompok usia anak-anak sekolah dan seluas 65%-70% pada kelompok perempuan dewasa muda.

Sumber:
http://sehatnews.com/penyakit-a-z/k/6890-Kutil-Kelamin-Akibat-Virus-HPV-Dapat-Dicegah.html


Artikel Terkait:

Selasa, 03 Maret 2009

Pengobatan Dan Pencegahan Kanker Serviks

Pengobatan Dan Pencegahan Kanker Serviks
Jika terinfeksi virus HPV (Human Papilloma Virus) janganlah cemas, karena saat ini tersedia berbagai cara pengobatan yang bisa mengendalikan infeksi virus HPV. Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV. Cara lainnya adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfeksi dengan pembedahan listrik, pembedahan laser, atau cryosurgery (membuang jaringan abnormal dengan pembekuan).

Jika kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, maka perlu dilakukan terapi obat (kemoterapi). Pada beberapa kasus yang parah mungkin juga perlu dilakukan histerektomi yaitu operasi pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya untuk membuang sel-sel kanker serviks yang sudah berkembang pada tubuh.

Namun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Kita dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi virus HPV yang akhirnya bisa menyebabkan kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
  • Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, vitamin C, dan vitamin E, dan juga asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks.
  • Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan resiko terkena kanker serviks.
  • Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda (belasan tahun).
  • Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
  • Hindari berhubungan seks dengan banyak partner seks (berganti-ganti pasangan).
  • Secara rutin menjalani tes Pap smear. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di Puskesmas dengan harga yang terjangkau.
  • Alternatif Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi virus HPV.
  • Pemberian vaksin atau vaksinasi virus HPV untuk mencegah terinfeksi virus HPV.
  • Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

Minggu, 01 Maret 2009

HPV Penyebab Kanker Serviks

Kanker Serviks
Kanker serviks disebabkan infeksi virus human papilloma virus (HPV) atau virus papiloma manusia. HPV bisa menimbulkan kutil pada pria dan wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika infeksi HPV yang tidak sembuh dalam jangka waktu lama. Namun, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.

Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak kelihatan pada stadium awal, itulah sebabnya kenapa kanker serviks yang berawal dari infeksi HPV dikatakan sebagai "The Silent Killer".

Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit gejala dari kanker serviks. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk adanya infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung atau melalui hubungan seks.

Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim wanita. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila orang lain menggunakan closet tersebut tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital orang tersebut.

Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.

Resiko terbesar penderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan seks. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker serviks.

Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.