Tampilkan postingan dengan label Kanker Serviks. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kanker Serviks. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 Januari 2010

Masalah Kesehatan Wanita

  1. Alat Kelamin Luar
  2. Amenore (tidak menstruasi)
  3. Cedera Lahir
  4. Depresi Setelah Melahirkan
  5. Dismenore
  6. Dispareunia (Dyspareunia)
  7. Efek Penuaan pada Wanita
  8. Endometriosis
  9. Faktor Resiko yang Ada Sebelum Kehamilan
  10. Faktor Resiko Yang Berkembang Selama Kehamilan
  11. Fibroadenoma
  12. Fibroid
  13. Gangguan Orgasme
  14. Gangguan Tiroid
  15. Gumpalan Darah
  16. Hormon & Reproduksi
  17. Ibu Melahirkan Menginap di Rumah Sakit
  18. Infeksi & Abses Payudara
  19. Infeksi Pada Melahirkan
  20. Kanker Leher Rahim (serviks)
  21. Kanker Payudara
  22. Kanker Rahim
  23. Kanker Saluran Telur
  24. Kanker Vagina
  25. Kanker Vulva
  26. Keengganan Untuk Melakukan Hubungan Seks
  27. Keguguran
  28. Kehamilan
  29. Kehamilan Resiko Tinggi
  30. Kelainan Gairah Seksual pada Wanita
  31. Kemandulan
  32. Kista Indung Telur
  33. Kista Payudara
  34. Komplikasi Kehamilan
  35. Komplikasi Persalinan
  36. Kontraksi & Persalinan
  37. Masalah dengan Lendir Pada Servik
  38. Masalah Ovulasi
  39. Masalah Tuba Falopi
  40. Masalah Waktu Persalinan
  41. Masalah Yang Mempengaruhi Wanita
  42. Mastalgia (Nyeri Payudara)
  43. Melahirkan
  44. Menentukan Kehamilan dan Waktu Melahirkan
  45. Mengurus Diri Sendiri Sewaktu Hamil
  46. Menopause
  47. Menopause Dini
  48. Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
  49. Nipple Discharge
  50. Nyeri Panggul
  51. Orgasme Yang Terhambat
  52. Pasca Persalinan
  53. Penurunan Libido pada Wanita
  54. Penyakit Kelamin Pada Wanita
  55. Perawatan di Rumah Setelah Melahirkan
  56. Perdarahan Rahim Akibat Kelainan Fisik
  57. Perdarahan Rahim Disfungsional
  58. Persalinan
  59. Perubahan Fisik Wanita Hamil
  60. Penyakit Paget Pada Puting Susu
  61. Penyakit Payudara Fibrokista
  62. Penyakit Radang Panggul
  63. Penyakit-Penyakit yang Bisa Mempersulit Kehamilan
  64. Prosedur Persalinan dan Melahirkan
  65. Pubertas
  66. Sindroma Ovarium Polikista (Sindroma Stein-Leventhal)
  67. Sindroma Premenstruasi (PMS)
  68. Sistem Reproduksi Wanita
  69. Sistosarkoma Filodes
  70. Tahap Perkembangan Bayi
  71. Tips Atasi Nyeri Saat Persalinan
  72. Vagina Kering
  73. Vaginismus
  74. Vaginitis & Vulvitis

Minggu, 13 September 2009

Saatnya Mencegah Kanker Serviks

KANKER merupakan salah satu jenis penyakit yang sudah tak asing lagi ditelinga. Berbagai jenis kasus baru ditemukan, namun jenis kasus kanker manakah yang paling tinggi prevalensinya, khususnya di kalangan perempuan? Dan bagaimanakah cara untuk mencegahnya?

Belakangan ini mulai marak terdengar berita-berita mengenai kanker serviks. Apakah sebenarnya kanker serviks?

Seberapa seringkah kanker serviks terjadi pada perempuan Indonesia? Kanker serviks (cervical cancer) adalah kanker yang terjadi pada area leher rahim atau serviks. Serviks merupakan bagian rahim yang berhubungan dengan vagina.

Kanker serviks merupakan kanker nomor dua yang paling sering menyerang perempuan di seluruh dunia. Dan juga merupakan kanker kedua yang paling sering menyebabkan kematian. Di Indonesia sendiri, diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus baru kenker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut.

Tingginya angka ini biasanya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya kanker serviks.

Kanker serviks cenderung muncul pada perempuan berusia 35-55 tahun, namun dapat pula muncul pada perempuan dengan usia yang lebih muda. Penyebab dari kanker ini adalah virus yang dikenal sebagai Human papilloma virus (HPV), yaitu sejenis virus yang menyerang manusia. Terdapat 100 tipe HPV di mana sebagian besar tidak bahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang dengan sendirinya. Infeksi HPV paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun).

Perkembangan HPV ke arah kanker serviks pada infeksi pertama tergantung dari jenis HPV-nya. HPV tipe risiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut pra kanker. Tipe HPV yang berisiko rendah hampir tidak berisiko, tapi dapat menimbulkan genital warts (penyakit kutil kelamin).

Walaupun sebagian besar infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh alami, namun infeksi yang menetap yang disebabkan oleh HPV tipe tinggi dapat mengarah pada kenker serviks. Dan dapat berkembang tanpa terkontrol dan dapat menjadi tumor.

Gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker ditandai dengan ditemukannya sel-sel abnormal di bagian bawah serviks yang dapat dideteksi melalui tes Pap Smear, atau yang baru-baru ini disosialisasikan yaitu dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat. Sering kali kanker serviks tidak menimbulkan gejala. Namun bila sudah berkembang menjadi kanker serviks, barulah muncul gejala-gejala seperti pendarahan serta keputihan pada vagina yang tidak normal, sakit saat buang air kecil dan rasa sakit saat berhubungan seksual.

HPV dapat menginfeksi semua orang karena HPV dapat menyebar melalui hubungan seksual. Wanita yang berhubungan seksual dibawah usia 20 tahun serta sering berganti pasangan beresiko tinggi terkena infeksi. Namun hal ini tak menutup kemungkinan akan terjadi pada wanita yang telah setia pada satu pasangan saja.

Saat ini kanker serviks dapat dicegah dengan pemberian vaksin HPV. Langkah ini dapat membantu memberikan perlindungan terhadap beberapa tipe HPV yang dapat menyebabkan masalah dan komplikasi seperti kanker serviks dan genital warts. Vaksin ini sebaiknya diberikan pada perempuan muda sedini mungkin, karena tingkat imunisasi tubuh serta pertumbuhan dan reproduksi sel di area serviks masih sangat baik.

Vaksinasi merupakan metode deteksi dini sebagai upaya mencegah kanker serviks. Melalui vaksinasi semakin besar kesempatan disembuhkannya penyakit ini dan semakin besar kemungkinan untuk menekan angka kasus kanker serviks yang mengancam kaum perempuan. Untuk itu, segera hubungi dokter anda untuk membantu pencegahan kanker serviks. Ayo bantu cegah kanker serviks sekarang!

M2-09
Sumber : http://www.kompas.com/read/xml/2008/01/31/10223635

Selasa, 02 Juni 2009

Resep Mahkota Dewa untuk penyakit kanker

Kanker Payudara
Merupakan jenis kanker kedua terbanyak yang menyerang wanita Indonesia. Utamanya menyerang wanita yang telah berumur 40 tahun ke atas. Wanita yang belum pernah melahirkan, mengalami kehamilan pertama di atas usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak, mengalami siklus menstruasi yang panjang (mendapat haid pertama kurang dari 12 tahun dan menopause lebih dari 50 tahun), pernah mendapat radiasi pada payudara, mengalami trauma pada payudara, mempunyai keluarga yang menderita penyakit ini, memiliki resiko tinggi untuk menderita kanker payudara.

Adanya benjolan kecil pada jaringan di sekeliling payudara, terasa keras, adanya kerutan-kerutan pada kulit payudara, keluarnya darah atau nanah dari puting susu, perubahan pada puting susu seperti gatal, terasa terbakar, dan tertarik ke dalam, dapat menjadi tanda-tanda kemungkinan terjadinya kanker payudara. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi faktor yang memegang peranan dalam proses kejadian tumor adalah hormon estrogen.
Memeriksa perubahan yang terjadi pada payudara secara rutin perlu dilakukan, sehingga jika terdeteksi ada kelainan dapat segera diantisipasi. Untuk mendeteksi dini kanker payudara dapat melakukan pemeriksaan sendiri pada payudara setiap bulan (5-7 hari setelah haid), untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak.

Kanker Leher Rahim (Serviks Uteri)
Merupakan jenis kanker yang paling banyak terjadi pada wanita Indonesia. Tingginya kasus kematian yang disebabkan oleh kanker serviks pada wanita Indonesia karena umumnya baru diketahui setelah stadium lanjut. Di negara maju, kasus kanker serviks sudah agak menurun. Hal ini karena adanya program Papsmear yang dilakukan secara teratur sebagai upaya untuk pencegahan skunder dan deteksi dini kanker serviks.
Gejala kanker serviks tergantung pada fase pertumbuhan. Pada fase dini (preinvasif) sering tidak menimbulkan gejala atau hanya sedikit sekali gejala, seperti keputihan. Pada fase invasif (lanjut) menyebabkan pendarahan vagina di luar masa haid, sakit dan pendarahan setelah bersenggama, rasa sakit pada daerah panggul, nafsu makan hilang, berat badan hilang, dan anemia karena pendarahan.
Penyebab kanker serviks belum diketahui secara pasti, namun diduga sekitar 95 % oleh sejenis virus Human Papilloma Virus (HPV), virus ini dapat menular melalui hubungan seksual. Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker serviks, yaitu:
- Sering berganti pasangan hubungan seksual
- Berhubungan seksual di usia muda
- Kehamilan berulangkali (sering melahirkan)
- Infeksi virus pada serviks

Berikut resep tumbuhan obat yang digunakan untuk membantu pengobatan penyakit tersebut
(Kanker Payudara & Kanker Serviks)
60 gram temu putih + 5 gram buah mahkota dewa kering + 30 gram jombang kering + 30 gram rumput lidah ular kering, dicuci dan direbus dengan 1 liter air hingga tersisa 450 cc, disaring, airnya diminum 3 kali sehari.

Catatan : Lakukan secara teratur dan tetap konsultasi ke dokter.
Untuk perebusan gunakan periuk tanah, panci enamel atau kaca.

(Sumber hembing, gb: gettyimages.com)

Kamis, 05 Maret 2009

Kelebihan Dan Kekurangan Pemeriksaan Thin Prep

Pemeriksaan Thin Prep
Thin prep merupakan metode pemeriksaan berbasis cairan yang lebih akurat dibanding pemeriksaan Pap smear. Di negara-negara maju, pemeriksaan Pap smear telah mulai ditinggalkan dan lebih banyak beralih ke pemeriksaan Thin prep.

Berikut ini beberapa tahapan yang harus dilalui saat melakukan pemeriksaan Thin prep :
  • Dokter atau tenaga ahli mengambil sampel dari serviks atau leher rahim. Pemeriksaan Thin prep mencakup seluruh bagian serviks atau leher rahim.
  • Sampel tersebut dimasukkan ke dalam vial atau botol Thin prep yang berisi cairan.
  • Sel-sel sampel segera diawetkan untuk dikirim ke laboratorium.
  • Sampel tersebut dibuat menjadi slide dan diwarnai dengan pewarna khusus sehingga sel-sel tersebut menjadi lebih jelas.
  • Membran khusus digunakan untuk membuat preparat dengan irisan tipis.
  • Lapisan tipis terdiri dari sel-sel akan memperlihatkan elemen mencurigakan jika ada infeksi atau jaringan yang abnormal.
Kelebihan Thin Prep :
  • Pengambilan sampel serviks yang lebih baik.
  • Lebih akurat mendeteksi kelainan dengan keakuratan mencapai 100%.
  • Lebih akurat mendeteksi sel yang abnormal.
  • Diagnosis dari hasil pemeriksaan akan lebih tepat dan pasti.
Kekurangan Thin Prep :
  • Metode ini tergolong baru sehingga belum tersedia secara luas.

Rabu, 04 Maret 2009

Kelebihan Dan Kekurangan Tes Pap Smear

Tes Pap Smear
Pap Smear atau Papanicolaou smear merupakan salah satu metode pemeriksaan untuk mendeteksi secara dini adanya infeksi virus HPV yang merupakan penyebab kanker serviks. Nama Pap smear diambil menurut nama dokter Yunani yaitu George N. Papanicolaou, yang merancang metode mewarnai pulasan sampel sel-sel untuk diperiksa. Dokter ini yang merancang metode pemeriksaan Pap smear sekitar 50 tahun yang lalu.

Sejak ditemukannya metode Pap smear konvensional, maka jumlah kematian akibat kanker serviks menurun. Meski demikian untuk menurunkan risiko terkena kanker serviks, setiap wanita sebaiknya melakukan tes Pap smear secara rutin yaitu setiap tahun. Karena beberapa tipe kanker serviks atau kanker leher tertentu telah meningkat jumlahnya.

Banyak wanita yang terjangkit kanker serviks tidak secara rutin melakukan pemeriksaan Pap smear. Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan Pap smear untuk mendeteksi secara dini terhadap infeksi virus HPV yang bisa berkembang menjadi sel pre-kanker dan pada tingkat berikutnya menjadi kanker serviks.

Berikut ini beberapa tahapan yang harus dilalui saat melakukan pemeriksaan Pap smear :
  • Dokter atau tenaga ahli akan mengambil sampel dari serviks atau leher rahim. Caranya dengan menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim.
  • Sampel tersebut akan dioleskan ke gelas slide untuk dianalisa.
  • Gelas slide dikirim ke laboratorium untuk dianalisa di bawah mikroskop.
  • Tujuan analisa untuk mengecek apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal.
Kelebihan Pap Smear :
  • Bisa dilakukan di berbagai rumah sakit dan bahkan ada di tingkat Puskesmas.
  • Biaya pemeriksaan relatif murah dan terjangkau.
Kekurangan Pap Smear :
  • Sampel yang diambil tidak dari seluruh bagian serviks sehingga ada bagian yang bisa jadi tidak terdeteksi.
  • Mungkin tidak memperlihatkan kondisi sel yang sebenarnya.
  • Akurasi antara 80% hingga 90%.

Selasa, 03 Maret 2009

Pengobatan Dan Pencegahan Kanker Serviks

Pengobatan Dan Pencegahan Kanker Serviks
Jika terinfeksi virus HPV (Human Papilloma Virus) janganlah cemas, karena saat ini tersedia berbagai cara pengobatan yang bisa mengendalikan infeksi virus HPV. Beberapa pengobatan bertujuan mematikan sel-sel yang mengandung virus HPV. Cara lainnya adalah dengan menyingkirkan bagian yang rusak atau terinfeksi dengan pembedahan listrik, pembedahan laser, atau cryosurgery (membuang jaringan abnormal dengan pembekuan).

Jika kanker serviks sudah sampai ke stadium lanjut, maka perlu dilakukan terapi obat (kemoterapi). Pada beberapa kasus yang parah mungkin juga perlu dilakukan histerektomi yaitu operasi pengangkatan rahim atau kandungan secara total. Tujuannya untuk membuang sel-sel kanker serviks yang sudah berkembang pada tubuh.

Namun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Kita dapat melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi virus HPV yang akhirnya bisa menyebabkan kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
  • Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, vitamin C, dan vitamin E, dan juga asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks.
  • Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan resiko terkena kanker serviks.
  • Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda (belasan tahun).
  • Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
  • Hindari berhubungan seks dengan banyak partner seks (berganti-ganti pasangan).
  • Secara rutin menjalani tes Pap smear. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah bisa dilakukan di Puskesmas dengan harga yang terjangkau.
  • Alternatif Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi virus HPV.
  • Pemberian vaksin atau vaksinasi virus HPV untuk mencegah terinfeksi virus HPV.
  • Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

Senin, 02 Maret 2009

Jenis Pemeriksaan Untuk Deteksi Dini Kanker Serviks

Pemeriksaan Kanker Serviks
Seseorang yang terinfeksi HPV memang kadang tidak terlihat gejalanya dan tidak mudah diamati. Lalu bagaimana cara mendeteksi bahwa seorang wanita terinfeksi HPV yang menyebabkan kanker serviks? Cara paling mudah untuk mengetahuinya yaitu dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim. Pemeriksaan ini sangat populer dengan nama Pap smear atau Papanicolaou smear yang diambil dari nama dokter Yunani yang menemukan metode ini, yaitu George N. Papanicolaou. Namun, ada juga berbagai metode lainnya untuk deteksi dini adanya infeksi HPV dan kanker serviks, diantaranya :

1. IVA

IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Metode pemeriksaan dengan mengoleskan serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Pemeriksaan ini dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah. Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka metode deteksi lainnya yang lebih lanjut harus dilakukan.

2. Pap smear

Metode tes Pap smear yang umum yaitu menggunakan pengerik atau sikat untuk mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau leher rahim. Kemudian sel-sel tersebut akan dianalisa di laboratorium. Tes ini dapat melihat apakah ada infeksi, radang, atau sel-sel abnormal. Menurut laporan sedunia, dengan secara teratur melakukan tes Pap smear telah mengurangi jumlah kematian akibat kanker serviks.

3. Thin prep

Metode Thin prep lebih akurat dibanding Pap smear. Jika Pap smear hanya mengambil sebagian dari sel-sel di serviks atau leher rahim, maka Thin prep akan memeriksa seluruh bagian serviks atau leher rahim. Tentu hasilnya akan jauh lebih akurat dan tepat.

4. Kolposkopi

Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi. Tujuannya untuk menentukan apakah ada lesi atau jaringan yang tidak normal pada serviks atau leher rahim. Jika ada yang tidak normal, biopsi (pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh) dilakukan dan pengobatan untuk kanker serviks segera dimulai.

Minggu, 01 Maret 2009

HPV Penyebab Kanker Serviks

Kanker Serviks
Kanker serviks disebabkan infeksi virus human papilloma virus (HPV) atau virus papiloma manusia. HPV bisa menimbulkan kutil pada pria dan wanita, termasuk kutil pada kelamin, yang disebut kondiloma akuminatum. Hanya beberapa saja dari ratusan varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika infeksi HPV yang tidak sembuh dalam jangka waktu lama. Namun, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.

Kanker serviks menyerang daerah leher rahim atau serviks yang disebabkan infeksi virus HPV yang tidak sembuh dalam waktu lama. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bisa menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak kelihatan pada stadium awal, itulah sebabnya kenapa kanker serviks yang berawal dari infeksi HPV dikatakan sebagai "The Silent Killer".

Beberapa gejala bisa diamati meski tidak selalu menjadi petunjuk infeksi HPV. Keputihan atau mengeluarkan sedikit darah setelah melakukan hubungan intim adalah sedikit gejala dari kanker serviks. Selain itu, adanya cairan kekuningan yang berbau di area genital juga bisa menjadi petunjuk adanya infeksi HPV. Virus ini dapat menular dari seorang penderita kepada orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung atau melalui hubungan seks.

Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah genital, virus ini akan berpindah dan dapat menginfeksi daerah serviks atau leher rahim wanita. Cara penularan lain adalah di closet pada WC umum yang sudah terkontaminasi virus ini. Seorang penderita kanker ini mungkin menggunakan closet, virus HPV yang terdapat pada penderita berpindah ke closet. Bila orang lain menggunakan closet tersebut tanpa membersihkannya, bisa saja virus kemudian berpindah ke daerah genital orang tersebut.

Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker ini. Kebiasaan merokok, kurang vitamin C, vitamin E dan asam folat dapat menjadi penyebabnya. Jika mengkonsumsi makanan bergizi akan membuat daya tahan tubuh meningkat dan dapat mengusir virus HPV.

Resiko terbesar penderita kanker serviks adalah wanita yang aktif berhubungan seks sejak usia sangat dini, yang sering berganti pasangan seks, atau yang berhubungan seks dengan pria yang suka berganti pasangan seks. Faktor penyebab lainnya adalah menggunakan pil KB dalam jangka waktu lama atau berasal dari keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker serviks.

Sering kali, pria yang tidak menunjukkan gejala terinfeksi HPV itulah yang menularkannya kepada pasangannya. Seorang pria yang melakukan hubungan seks dengan seorang wanita yang menderita kanker serviks, akan menjadi media pembawa virus ini. Selanjutnya, saat pria ini melakukan hubungan seks dengan istrinya, virus tadi dapat berpindah kepada istrinya dan menginfeksinya.

Sabtu, 28 Februari 2009

Kanker Serviks Pada Wanita

Kanker Serviks
Kanker leher rahim (kanker mulut rahim) atau kanker serviks merupakan kanker yang sering menyerang kaum wanita dan jumlah penderitanya meningkat beberapa tahun terakhir. Dari seluruh wanita penderita kanker di Indonesia, sepertiganya adalah penderita kanker serviks. Kanker ini memang merupakan penyakit pembunuh wanita yang sangat menakutkan. Memperoleh informasi tentang kanker ini dapat membantu lebih banyak wanita terhindar dari salah satu penyakit paling mematikan ini.

Kanker serviks atau kanker leher rahim (sering juga disebut kanker mulut rahim) merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada kaum wanita. Setiap satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks ini. Fakta menunjukkan bahwa jutaan wanita di dunia terinfeksi virus Human Papilloma Virus (HPV), yang dianggap penyakit lewat hubungan seks yang paling umum.

Di Indonesia, setiap satu jam, satu wanita meninggal karena kanker serviks. Menurut World Health Organization (WHO), infeksi ini merupakan faktor risiko utama kanker serviks. Setiap tahun, ratusan ribu kasus HPV terdiagnosis di dunia dan ribuan wanita meninggal karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi virus HPV. Mengingat fakta yang mengerikan tersebut, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim.

Kanker serviks atau kanker leher rahim terjadi di bagian organ reproduksi seorang wanita. Serviks (leher rahim) adalah bagian yang sempit di sebelah bawah antara vagina dan rahim seorang wanita. Di bagian inilah tempat terjadi dan tumbuhnya kanker serviks.

Kanker serviks bisa dicegah dan bisa diobati. Deteksi sejak dini dan rutin melakukan Pap smear akan memperkecil risiko terkena kanker serviks. Ubah gaya hidup dan juga pola makan supaya terhindar dari penyakit yang telah membunuh banyak wanita di dunia ini. Dengan demikian, maka kesehatan serviks atau leher rahim lebih terjamin. Dengan penanganan yang tepat, kanker serviks bukanlah sesuatu yang menakutkan.

Senin, 20 Oktober 2008

Pap Smear Selamatkan Wanita dari Kanker Serviks

MASIH banyak wanita kurang waspada terhadap penyakit kanker serviks, kanker yang terjadi pada area leher rahim dan dapat menimbulkan kematian. Padahal, menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Rachmawati dari RS Kanker Dharmais Jakarta, kanker serviks adalah kanker yang dapat diobati bila pada stadium dini terdeteksi dan tertangani dengan tepat.

Bahkan kanker serviks dapat dicegah. Caranya dengan melakukan pemeriksaan PAP Smear secara rutin bagi wanita yang telah menikah atau melakukan hubungan seks. PAP Smear pada dasarnya dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker serviks. Karena makin dini terdeteksi, makin mudah kanker serviks disembuhkan.

Pemeriksaan PAP Smear dilakukan dengan mengambil sel dari serviks, kemudian diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya kelainan pada serviks. Langkah ini sebaiknya dilakukan pada hari ke 10-20 terhitung dari mulainya siklus haid.

Bila tidak ada kelainan, biasanya PAP Smear diulang sedikitnya setahun sekali. Namun bila ditemukan kelainan, konsultasi lebih lanjut dengan dokter spesialis biasanya akan dilakukan untuk melakukan pengobatan seperti kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan.

Jadi, dengan pemeriksaan rutin, kanker bisa dideteksi sejak dini. Deteksi dini membuat kanker lebih mudah dan murah diatasi dengan kemungkinan sembuh lebih besar. Di seluruh dunia, kanker serviks adalah kanker ke dua yang banyak menyebabkan kematian pada perempuan.

Menurut WHO sekitar 490,000 perempuan di diagnosa menderita kanker serviks, 80% nya terjadi di negara berkembang, dan 240,000 di antaranya meninggal dunia.

Sumber: KompasDotCom