Tampilkan postingan dengan label Penyakit Hati dan Empedu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penyakit Hati dan Empedu. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Mei 2011

Hepatitis B 100 Kali Lebih Menular Dibanding HIV

Virus Hepatitis B merupakan salah satu penyebab infeksi liver atau hati berat. Di Amerika, 1 dari 20 orang dapat terinfeksi virus ini. Tiap tahunnya ada 2 juta orang terinfeksi, 350 orang dengan status kronis, dan diperkirakan 600 ribu orang di dunia meninggal akibat penyakit ini. Virus ini mempunyai media penularan yang serupa dengan HIV, yaitu melalui darah dan cairan tubuh. Hepatitis B tidak ditularkan melalui kontak kulit, keringat, air mata.

Beberapa gejala dari penyakit ini antara lain:
  1. Berkurangnya nafsu makan
  2. Mual muntah
  3. Lemah
  4. Nyeri perut terutama bagian kanan atas di sekitar iga paling bawah
  5. Kulit kuning dan warna mata yang harusnya putih juga mulai menguning, yang dikenal sebagai jaundice.
  6. Nyeri sendi
Diakui oleh World Health Organization (WHO) bahwa virus Hepatitis B berpeluang 50 sampai dengan 100 kali lebih menular (infectious) dibandingkan dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Risiko terkena Hepatitis B meningkat apabila:
  1. Pengguna jarum suntik yang tidak aman
  2. Hubungan seksual yang tidak terproteksi. Gunakanlah kondom dengan bahan latex atau polyurethane apabila alergi latex.
  3. Lahir dari ibu yang menderita Hepatitis B
Apabila Anda merasa telah melakukan tindakan yang berisiko terinfeksi Hepatitis B, segera ke dokter untuk dapat memperoleh suntikan immunoglobulin dalam waktu 24 jam.

Apabila Anda mengetahui telah mengidap Hepatitis B, ada baiknya untuk:
  1. Selalu terproteksi saat berhubungan seksual
  2. Utarakan kepada partner sexual Anda bahwa Anda mengidap Hepatitis B
  3. Utarakan pula kepada tenaga kesehatan apabila Anda dirawat di RS untuk
  4. penyakit tertentu, sehingga tenaga kesehatan tersebut dapat melindungi diri dengan memakai sarung tangan saat melakukan tindakan medis
  5. Jangan meminjamkan pisau cukur rambut atau kumis dan sikat gigi
  6. Utarakan kepada dokter kandungan apabila Anda hamil
Penyakit Hepatitis B dapat bersifat akut (kurang dari 6 bulan) atau kronis (lebih dari 6 bulan). Kondisi kronik dapat menyebabkan kondisi sirosis Hepatis atau kondisi yang menyebabkan kerusakan jaringan liver permanen, gagal fungsi liver atau bahkan kanker yang berakibat fatal.

Meskipun terapi spesifik untuk virus ini masih dalam investigasi lanjut, sebenarnya virus ini dapat dicegah hanya dengan melakukan vaksin. Vaksin Hepatitis B yang dikenal sebagai Engerix-B efektif untuk memberikan 95% proteksi pada anak dan dewasa.

Perlu diperhatikan bahwa ada efek samping setelah pemberian vaksin ini yang berupa lemah, sakit kepala, mual dan bengkak di sekitar suntikan, yang tidak berlangsung lama.

Oleh: dr M Helmi - detikHealth

Sumber: http://health.detik.com/read/2011/04/18/093340/1619415/775/hepatitis-b-100-kali-lebih-menular-dibanding-hiv?l991101775


Artikel Terkait:
- Hepatitis
- Hepatitis A
- Hepatitis B
- Hepatitis C
- Hepatitis D
- Hepatitis E
- Hepatitis G
- Penyakit Hati dan Empedu

Rabu, 17 Februari 2010

Asites

DEFINISI
Asites adalah pengumpulan cairan di dalam rongga perut.


PENYEBAB
Asites cenderung terjadi pada penyakit menahun (kronik). Paling sering terjadi pada sirosis, terutama yang diisebabkan oleh alkoholisme. Asites juga bisa terjadi pada penyakit non-hati, seperti kanker, gagal jantung, gagal ginjal dan tuberkulosis.

Pada penderita penyakit hati, cairan merembes dari permukaan hati dan usus. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: - hipertensi portal
- menurunnya kemampuan pembuluh darah untuk menahan cairan
- tertahannya cairan oleh ginjal
- perubahan dalam berbagai hormon dan bahan kimia yang mengatur cairan tubuh.

Penyebab asites:
  1. Kelainan di hati
    - Sirosis, terutama yang disebabkan oleh alkoholisme
    - Hepatitis alkoholik tanpa sirosis
    - Hepatitis menahun
    - Penyumbatan vena hepatik
  2. Kelainan diluar hati
    - Gagal jantung
    - Gagal ginjal, terutama sindroma nefrotik
    - Perikarditis konstriktiva
    - Karsinomatosis, dimana kanker menyebar ke rongga perut
    - Berkurangnya aktivitas tiroid
    - Peradangan pankreas.

GEJALA
Jika jumlah cairan yang terkumpul tidak terlalu banyak, biasanya tidak menunjukkan gejala. Jumlah cairan yang sangat banyak bisa menyebabkan pembengkakan perut dan rasa tidak nyaman, juga sesak nafas. Jumlah cairan yang sangat banyak, menyebabkan perut tegang dan pusar menjadi datar, bahkan terdorong keluar. Pada beberapa penderita, pergelangan kaki juga membengkak (edema).


DIAGNOSA
Pada pemeriksaan perkusi perut, akan terdengar suara tumpul (teredam). USG digunakan untuk mengetahui adanya asites dan menemukan penyebabnya. Parasintesis diagnostik dilakukan untuk memperoleh contoh cairan yang selanjutnya akan diperiksa di laboratorium.


PENGOBATAN
Pengobatan dasar dari asites adalah tirah baring dan diet rendah garam, yang biasanya dikombinasikan dengan obat diuretik supaya cairan yang dibuang melalui ginjal lebih banyak jumlahnya. Jika terjadi sesak nafas atau susah makan, dilakukan parasintesis terapeutik, dimana dimasukkan jarum untuk membuang cairan yang terkumpul. Tetapi cairan cenderung akan terkumpul kembali, jika tidak diberikan obat diuretik.

Sejumlah besar albumin sering ikut terbuang ke dalam cairan perut, sehingga mungkin diperlukan pemberian albumin intravena (melalui pembuluh darah). Kadang terjadi infeksi dalam cairan asites, terutama pada sirosis alkoholik. Infeksi ini disebut peritonitis bakterialis spontan, diobati dengan antibiotik.

Kegagalan Hati

DEFINISI
Kegagalan Hati adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan/kemunduran fungsi hati yang sangat berat.


PENYEBAB
Bisa diakibatkan oleh berbagai kelainan hati, termasuk:
- hepatitis virus
- sirosis
- kerusakan hati karena alkohol atau obat (misalnya asetaminofen).

Sebagian besar hati harus terlebih dulu mengalami kerusakan, sebelum terjadinya kegagalan hati.


GEJALA
Biasanya terjadi:
  • Jaundice (sakit kuning)
  • Mudah mengalami memar atau mengalami perdarahan
  • Asites
  • Gangguan fungsi otak (ensefalopati hepatikum)
  • Keadaan kesehatan secara umum menurun.
Gejala lainnya berupa kelelahan, kelemahan, mual dan hilangnya nafsu makan.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan kelainan fungsi hati yang berat.

PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya dan gambaran klinik tertentu. Biasanya makanan diawasi dengan ketat. Asupan protein dipantau dengan seksama, karena terlalu banyak protein akan menyebabkan kelainan fungsi otak, dan terlalu sedikit bisa menyebabkan penurunan berat badan. Asupan garam dibatasi, untuk mengatasi pengumpulan cairan di perut (asites). Alkohol harus dihindari karena bisa memperburuk kerusakan hati.

Jika segera dilakukan, pencangkokan hati bisa memperbaiki keadaan penderita. Kegagalan hati akan berakibat fatal jika tidak diobati atau jika penyakit hatinya memburuk. Bahkan setelah diobatipun, mungkin saja tidak dapat diperbaiki. Pada kasus yang berat, penderita bisa meninggal akibat kegagalan ginjal (sindroma hepatorenalis).

Ensefalopati Hepatikum (Koma Hepatikum)

DEFINISI
Ensefalopati Hepatikum (Ensefalopati Sistem Portal, Koma Hepatikum) adalah suatu kelainan dimana fungsi otak mengalami kemunduran akibat zat-zat racun di dalam darah, yang dalam keadaan normal dibuang oleh hati.


PENYEBAB
Bahan-bahan yang diserap ke dalam aliran darah dari usus, akan melewati hati, dimana racun-racunnya dibuang. Pada ensefalopati hepatikum, yang terjadi adalah:
- racun-racun ini tidak dibuang karena fungsi hati terganggu
- telah terbentuk hubungan antara sistem portal dan sirkulasi umum (sebagai akibat dari penyakit hati), sehingga beberapa racun tidak melewati hati
- pembedahan bypass untuk memperbaiki hipertensi portal (shunt sistem portal) juga akan menyebabkan beberapa racun tidak melewati hati. Apapun penyebabnya, akibatnya adalah sampainya racun di otak dan mempengaruhi fungsi otak.

Bahan apa yang bersifat racun terhadap otak, secara pasti belum diketahui. Tetapi tingginya kadar hasil pemecahan protein dalam darah, misalnya amonia, tampaknya memegang peranan yang penting.

Pada penderita penyakit hati menahun, ensefalopati biasanya dipicu oleh:
- infeksi akut
- pemakaian alkohol
- terlalu banyak makan protein, yang akan meningkatkan kadar hasil pemecahan protein dalam darah
- perdarahan pada saluran pencernaan, misalnya karena varises esofageal, juga bisa menyebabkan bertumpuknya hasil pemecahan protein, yang secara langsung bisa mengenai otak
- obat-obat tertentu, terutama obat tidur, obat pereda nyeri dan diuretik.


GEJALA
Gejalanya merupakan akibat dari menurunnya fungsi otak, yang utama adalah gangguan kesadaran. Pada stadium awal, perubahan yang hampir tak kentara terjadi pada pemikiran logis, kepribadian dan tingkah laku. Suasana hati penderita bisa berubah dan terjadi gangguan dalam menyatakan pendapatnya.

Sejalan dengan berkembangnya penyakit, penderita menjadi mengantuk dan bingung, dan malas bergerak dan bercakap-cakap. Sering terjadi disorientasi. Pada akhirnya penderita akan kehilangan kesadarannya dan jatuh ke dalam keadaan koma.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarka gejala-gejalanya. Nafas penderita beraroma manis.
Jika lengannya direntangkan, tidak dapat ditahan dengan kuat, menunjukkan gerakan kasar seperti mengepakkan sayap. Elektroensefalogram (EEG) bisa membantu menegakkan diagnosis pada ensefalopati dini. Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan kadar amonia yang tinggi.


PENGOBATAN
Faktor-faktor pemicu dicari dan dicoba untuk dihilangkan, seperti infeksi atau obat-obatan. Juga diusahakan untuk menghilangkan bahan-bahan racun dari usus. Dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung protein dan diberikan karbohidrat sebagai sumber kalori yang utama.

Gula tiruan (laktulosa) yang diberikan per-oral (ditelan), memiliki 3 efek berikut:
- merubah keasaman usus, sehingga merubah jenis bakteri yang ada di usus
- mengurangi penyerapan amonia
- berfungsi sebagai pencahar.

Selain laktulosa kadang diberikan neomycin, suatu antibiotik. Neomycin akan mengurangi jumlah bakteri usus yang dalam keadaan normal membantu mencerna protein. Dengan pengobatan, ensefalopati hati sering bisa diperbaiki. Penyembuhan total mungkin terjadi, terutama jika dipicu oleh penyebab yang bisa diatasi.

Hipertensi Portal

DEFINISI
Hipertensi Portal adalah tekanan darah tinggi di dalam vena porta (vena besar yang membawa darah dari usus ke hati).


PENYEBAB
Vena porta menerima darah dari seluruh usus, limpa, pankreas serta kandung empedu.
Setelah masuk ke hati, darah mengalir ke dalam saluran-saluran kecil yang melewati hati. Pada saat meninggalkan hati, darah dari saluran kecil ini masuk kembali ke dalam sirkulasi besar melalui vena hepatika.

Dua faktor yang bisa menyebabkan naiknya tekanan darah dalam pembuluh darah porta, yaitu:
  • volume darah yang mengalir di dalam pembuluh darah
  • meningkatnya tahanan terhadap aliran darah yang melewati hati.
Di negara-negara Barat, penyebab paling sering dari hipertensi portal adalah meningkatnya tahanan aliran darah akibat sirosis. Hipertensi portal menyebabkan terbentuknya pembuluh darah venosa (pembuluh kolateral), yang menghubungkan sistem portal dengan sirkulasi besar, sehingga melompati hati (membentuk bypass). Dengan adanya pembuluh kolateral ini, maka zat-zat yang dalam keadaan normal dibuang dari dalam darah oleh hati, akan masuk ke dalam sirkulasi besar.

Pembuluh kolateral terbentuk di tempat-tempat tertentu, yang paling penting adalah yang terbentuk di ujung bawah kerongkongan. Di daerah ini, pembuluh akan tersumbat dan meliuk-liuk, membentuk vena varikosa (varises esofagealis). Varises ini rapuh dan mudah mengalami perdarahan. Pembuluh kolateral lainnya bisa terbentuk di sekitar pusar dan pada rektum.


GEJALA
Hipertensi portal sering menyebabkan pembesaran limpa. Cairan bisa merembes dari hati dan masuk ke rongga perut, menyebabkan asites. Vena varikosa di bagian bawah kerongkongan dan di lapisan lambung, bisa mengalami perdarahan. Vena varikosa di rektum juga bisa mengalami perdarahan, meskipun sangat jarang terjadi.


DIAGNOSA
Pembesaran limpa biasanya bisa dirasakan/diraba melalui dinding perut. Cairan di perut bisa diketahui dari adanya pembengkakan perut dan pemeriksaan perkusi perut memberikan hasil suara yang tumpul. USG dilakukan untuk memeriksa aliran darah di dalam pembuluh darah portal dan bisa menunjukkan adanya pengumpulan carian di perut. CT scan juga bisa digunakan untuk memeriksa pelebaran pembuluh vena.

Tekanan dalam sistem portal bisa diukur secara langsung dengan memasukkan jarum melalui dinding perut ke dalam hati atau limpa.


PENGOBATAN
Untuk mengurangi resiko perdarahan karena varises esofageal, diusahakan untuk menurunkan tekanan di dalam vena porta, yaitu dengan pemberian propanolol, obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.

Perdarahan pada varises esofageal merupakan keadaan darurat. Vasopresin atau octreotide bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) untuk mengkerutkan vena yang berdarah. Transfusi darah dilakukan untuk menggantikan darah yang hilang.

Biasanya dilakukan pemeriksaan endoskopik untuk memastikan bahwa perdarahan berasal dari varises esofageal. Selama prosedur ini dilakukan penyumbatan dengan tali karet atau penyuntikan bahan kimia. Jika perdarahan berlanjut, dimasukkan kateter dengan balon di ujungnya, melalui hidung menuju ke kerongkongan. Pemompaan balon akan menekan vena varikosa dan biasanya bisa menghentikan perdarahan.

Jika perdarahan berlanjut atau berulang, dilakukan pembedahan untuk membuat jalan pintas (shunt), diantara sistem vena portal dengan sistem vena besar. Hal ini akan menurunkan tekanan di dalam vena porta, karena tekanan di dalam sistem vena besar lebih rendah. Pembedahan shunt biasanya berhasil menghentikan perdarahan, tetapi relatif berbahaya. Pembedahan ini juga meningkatkan resiko terjadinya kelainan fungsi otak karena kegagalan hati (ensefalopati hepatikum).

Kolestasis

DEFINISI
Kolestasis adalah berkuranganya atau terhentinya aliran empedu.


PENYEBAB
Gangguan aliran empedu bisa terjadi di sepanjang jalur antara sel-sel hati dan usus dua belas jari (duodenum, bagian paling atas dari usus halus).
Meskipun empedu tidak mengalir, tetapi hati terus mengeluarkan bilirubin yang akan masuk ke dalam aliran darah. Bilirubin kemudian diendapkan di kulit dan dibuang ke air kemih, menyebabkan jaundice (sakit kuning).

Untuk tujuan diagnosis dan pengobatan, penyebab kolestasis dibagi menjadi 2 kelompok:
  1. Berasal dari hati
    - Hepatitis
    - Penyakit hati alkoholik
    - Sirosis bilier primer
    - Akibat obat-obatan
    - Akibat perubahan hormon selama kehamilan (kolestasis pada kehamilan).
  2. Berasal dari luar hati
    - Batu di saluran empedu
    - Penyempitan saluran empedu
    - Kanker saluran empedu
    - Kanker pankreas
    - Peradangan pankreas.

GEJALA
Jaundice dan air kemih yang berwarna gelap merupakan akibat dari bilirubin yang berlebihan di dalam kulit dan air kemih. Tinja terkadang tampak pucat karena kurangnya bilirubin dalam usus. Tinja juga bisa mengandung terlalu banyak lemak (stetore), karena dalam usus tidak terdapat empedu untuk membantu mencerna lemak dalam makanan. Berkurangnya empedu dalam usus, juga menyebabkan berkurangnya penyerapan kalsium dan vitamin D.

Jika kolestasis menetap, kekurang kalsium dan vitamin D akan menyebabkan pengeroposan tulang, yang menyebabkan rasa nyeri di tulang dan patah tulang. Juga terjadi gangguan penyerapan dari bahan-bahan yang diperlukan untuk pembekuan darah, sehingga penderita cenderung mudah mengalami perdarahan. Terdapatnya empedu dalam sirkulasi darah bisa menyebabkan gatal-gatal (disertai penggarukan dan kerusakan kulit). Jaundice yang menetap lama sebagai akibat dari kolestasis, menyebabkan kulit berwarna gelap dan di dalam kulit terdapat endapan kuning karena lemak.

Gejala lainnya tergantung dari penyebab kolestasis, bisa berupa nyeri perut, hilangnya nafsu makan, muntah atau demam.


DIAGNOSA
Jika penyebabnya adalah penyakit hati, maka pada pemeriksaan fisik akan ditemukan:
- pembuluh darah yang memberikan gambaran seperti laba-laba
- pembesaran limfa
- pengumpulan cairan dalam perut (asites).

Jika penyebabnya di luar hati, bisa ditemukan:
- demam
- nyeri yang berasal dari saluran empedu atau pankreas
- pembesaran kandung empedu.

Kadar enzim alkalin fosfatase sangat tinggi. Jika hasil pemeriksaan darah menunjukkan kelainan, hampir selalu dilakukan pemeriksaan USG atau CT scan, untuk membantu membedakan penyakit hati dengan penyumbatan pada saluran empedu. Jika penyebabnya adalah penyakit hati, dilakukan biopsi hati. Jika penyebabnya adalah penyumbatan saluran empedu, dilakukan pemeriksaan endoskopi.


PENGOBATAN
Penyumbatan di luar hati biasanya dapat diobati dengan pembedahan atau endoskopi terapeutik. Penyumbatan di dalam hati bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung dari penyebabnya:
- jika penyebabnya adalah obat, maka pemakaian obat dihentikan
- jika penyebabnya adalah hepatitis, biasanya kolestasis dan jaundice akan menghilang sejalan dengan membaiknya penyakit.

Cholestyramine, diberikan per-oral (ditelan), bisa digunakan untuk mengobati gatal-gatal. Obat ini terikat dengan produk empedu tertentu dalam usus, sehingga tidak dapat diserap kembali dan menyebabkan iritasi kulit.

Pemberian vitamin K bisa memperbaiki proses pembekuan darah. Tambahan kalsium dan vitamin D sering diberikan jika kolestasis menetap, tetapi tidak terlalu efektif dalam mencegah penyakit tulang. Jika terlalu banyak lemak yang dibuang ke dalam tinja, diberikan tambahan trigliserida.

Sakit Kuning (Jaundice)

DEFINISI
Sakit Kuning (Jaundice) adalah pewarnaan kuning pada kulit dan bagian putih mata (sklera), yang disebabkan oleh tingginya kadar pigmen empedu (bilirubin) di dalam darah.


PENYEBAB
Pembuangan sel darah merah yang tua atau rusak dari aliran darah, terutama dilakukan oleh empedu. Selama proses ini berlangsung, hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang mengangkut oksigen) dipecah menjadi bilirubin. Bilirubin dibawa ke dalam hati dan dibuang ke dalam usus sebagai bagian dari empedu. Jika proses pembuangan ini terganggu, bilirubin yang berlebihan akan masuk ke dalam aliran darah, menyebabkan jaundice.

Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah, bisa terjadi pada:
- peradangan atau kelainan lainnya di hati, yang mengganggu proses pembuangannya ke dalam empedu
- penyumbatan saluran empedu di luar hati oleh batu empedu atau tumor
- pemecahan sejumlah besar sel darah merah, seperti yang kadang terjadi pada bayi baru lahir yang mengalami sakit kuning.

Pada sindroma Gilbert, kadar bilirubin sedikit meningkat, tetapi biasanya tidak menyebabkan jaundice. Kelainan yang diturunkan ini, biasanya ditemukan pada pemeriksaan rutin tes fungsi hati; tidak memiliki gejala lainnya dan tidak menimbulkan masalah.


GEJALA
Pada jaundice, kulit dan bagian putih mata tampak kuning. Air kemih sering berwarna gelap, karena bilirubin dibuang melalui ginjal. Gejala lainnya muncul tergantung kepada penyebabnya:
- peradangan hati (hepatitis) bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan, mual-muntah dan demam.
- penyumbatan empedu bisa menyebabkan gejala kolestasis.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala. Untuk mengetahui penyebab terjadinya jaundice, dilakukan pemeriksaan laboratoriium dan imaging.


PENGOBATAN
Jika penyebabnya adalah penyakit hati (misalnya hepatitis virus), biasanya jaundice akan menghilang sejalan dengan perbaikan penyakitnya. Jika penyebabnya adalah penyumbatan pada saluran empedu, biasanya dilakukan pembedahan atau endoskopi sesegera mungkin, untuk membuka saluran yang tersumbat.

Gambaran Klinis Penyakit Hati

DEFINISI
Adanya penyakit hati bisa ditunjukkan melalui berbagai gambaran klinis yang berbeda. Manifestasi dari penyakit hati yang penting adalah:
  • Jaundice (sakit kuning)
  • Kolestasis
  • Pembesaran hati
  • Hipertensi portal
  • Asites
  • Ensefalopati hepatikum
  • Kegagalan hati.

GEJALA
Gambaran klinis utama pada penyakit hati:
  1. Sakit kuning (jaundice)
  2. Pembesaran hati
  3. Pengumpulan cairan di dalam perut (asites)
  4. Perdarahan saluran pencernaan yang berasal dari varises
  5. Hipertensi portal
  6. Kulit:
    - Pembuluh darah memberikan gambaran seperti laba-laba
    - Telapak tangan kemerahan
    - Gatal-gatal
  7. Darah:
    - Penurunan jumlah sel darah merah (anemia)
    - Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia)
    - Penurunan jumlah trombosit (trombositopenis)
    - Mudah mengalami perdarahan (koagulopati)
  8. Hormon-hormon:
    - Kadar insulin meningkat, tetapi respon terhadap insulin jelek
    - Gangguan siklus menstruasi dan penurunan kesuburan (pada wanita)
    - Impotensia dan feminisasi (pada pria)
  9. Jantung dan pembuluh darah:
    - Meningkatnya denyut jantung dan jumlah darah yang dipompa
    - Tekanan darah rendah (hipotensi)
  10. Gejala umum:
    - Kelelahan
    - Kelemahan
    - Penurunan berat badan
    - Nafsu makan yang buruk
    - Mual
    - Demam.

DIAGNOSA
Diagnosis penyakit hati ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Sirosis

DEFINISI
Sirosis adalah perusakan jaringan hati normal yang meninggalkan jaringan parut yang tidak berfungsi di sekeliling jaringan hati yang masih berfungsi.


PENYEBAB
Penyakit yang menyebabkan kerusakan hati akan mengakibatkan sirosis. Di AS, penyebab paling sering adalah penyalahgunaan alkohol. Pada usis 45-65 tahun, sirosis merupakan penyebab kematian ketiga, setelah penyakit jantung dan kanker. Di beberapa negara Asia dan Afrika, penyebab utama dari sirosis adalah hepatitis kronis.

Penyebab sirosis adalah:
  1. Penyalahgunaan alkohol
  2. Penggunaan obat-obatan tertentu
  3. Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu
  4. Infeksi (termasuk hepatitis B dan hepatitis C)
  5. Penyakit autoimun (termasuk hepatitis autoimun menahun)
  6. Penyumbatan saluran empedu
  7. Sumbatan menetap pada aliran darah dari hati (misalnya sindroma Budd-Chiari)
  8. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah
  9. Kekurangan alfa-1-antitripsin
  10. Kadar galaktosa tinggi dalam darah
  11. Kadar tirosin tinggi dalam darah pada saat lahir (tirosinosis kongenitalis)
  12. Penyakit penimbunan glikogen
  13. Kencing manis (diabetes)
  14. Kurang gizi
  15. Penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan (penyakit Wilson)
  16. Kelebihan zat besi (hemokromatosis).

GEJALA
Beberapa penderita sirosis ringan tidak memiliki gejala dan nampak sehat selama bertahun-tahun. Penderita lainnya mengalami kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan merasa sakit. Jika aliran empedu tersumbat selama bertahun-tahun, bisa terjadi sakit kuning (jaundice), gatal-gatal dan timbul nodul kecil di kulit yang berwarna kuning, terutama di sekeliling kelopak mata.

Malnutrisi biasa terjadi karena buruknya nafsu makan dan terganggunya penyerapan lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yang disebabkan oleh berkurangnya produksi garam-garam empedu.

Kadang-kadang terjadi batuk darah atau muntah darah karena adanya perdarahan dari vena varikosa di ujung bawah kerongkongan (varises esofageal). Pelebaran pembuluh darah ini merupakan akibat dari tingginya tekanan darah dalam vena yang berasal dari usus menunju ke hati. Tekanan darah tinggi ini disebut sebagai hipertensi portal, yang bersamaan dengan jeleknya fungsi hati, juga bisa menyebabkan terkumpulnya cairan di dalam perut (asites). Bisa juga terjadi gagal ginjal dan ensefalopati hepatikum.

Gejala-gejala penyakit hati lainnya bisa terjadi, seperti:
- kelemahan otot
- kemerahan di telapak tangan (eritema palmaris)
- jari-jari tangan melekuk keatas (kontraktur telapak tangan Dupuytren)
- vena-vena kecil yang memberikan gambaran seperti laba-laba
- pembesaran payudara pada laki-laki (ginekomastia)
- pembesaran kelenjar ludah di pipi
- rambut rontok
- buah pelir mengecil (atrofi testis)
- fungsi saraf abnormal (neuropati perifer).


DIAGNOSA
USG bisa menunjukkan adanya pembesaran hati. Skening hati menggunakan isotop radioaktif menunjukkan gambaran daerah hati yang masih berfungsi dan daerah hati yang sudah menjadi jaringan parut. Diagnosis pasti dibuat berdasarkan pemeriksaan mikroskopis dari jaringan hati (biopsi).


PENGOBATAN
Pengobatan untuk sirosis berupa:
  • menghilangkan sumber racun (misalnya alkohol)
  • asupan makanan yang tepat, termasuk vitamin tambahan
  • pengobatan komplikasi.
Pencangkokan hati efektif dilakukan pada penderita yang sirosisnya telah berkembang. Tetapi bila penderita tetap mengkonsumsi alkohol atau jika penyebabnya tidak dapat diatasi, maka hati yang dicangkokkan pada akhirnya juga bisa mengalami sirosis.


PROGNOSIS

Sirosis berkembang sangat cepat. Jika penderita sirosis alkoholik dini segera berhenti mengkonsumsi alkohol, proses pembentukan jaringan parut di hati biasanya akan berhenti, tetapi jaringan parut yang terbentuk akan menetap. Secara umum, prognosisnya lebih buruk bila terjadi komplikasi serius, seperti muntah darah, asites atau fungsi otak abnormal.

Kanker hati (karsinoma hepatoseluler) lebih sering terjadi pada penderita sirosis yang disebabkan oleh infeksi hepatitis B atau hepatitis C, kelebihan zat besi (hemokromatosis) dan penyakit penimbunan glikogen yang sudah berlangsung lama. Kanker hati juga bisa terjadi pada penderita sirosis karena penyalahgunaan alkohol.

Perlemakan Hati (Fatty Liver)

DEFINISI
Perlemakan Hati (Fatty Liver) merupakan pengumpulan lemak (lipid) yang berlebihan di dalam sel-sel hati.




PENYEBAB
Penyebab dari fatty liver adalah sebagai berikut:
  1. Kegemukan (obesitas)
  2. Kencing manis (diabetes)
  3. Bahan kimia dan obat-obatan (contohnya alkohol, kortikosteroid, tetrasiklin, asam valproat, metotreksat, karbon tetraklorid, fosfor kuning)
  4. Kurang gizi dan diet rendah protein
  5. Kehamilan
  6. Keracunan vitamin A
  7. Operasi bypass pada usus kecil
  8. Fibrosis kistik (bersamaan dengan kurang gizi)
  9. Kelainan bawaan pada metabolisme glikogen, galaktose, tirosin atau homosistin
  10. Kekurangan rantai-medium arildehidrogenase
  11. Kekurangan kolesterol esterase
  12. Penyakit penumpukan asam fitanik (penyakit Refsum)
  13. Abetalipoproteinemia
  14. Sindroma Reye.

GEJALA
Fatty liver biasanya tidak menyebabkan gejala-gejala. Kadang bisa menimbulkan sakit kuning (jaundice), mual, muntah, nyeri dan nyeri tumpul di perut.


DIAGNOSA
Jika pemeriksaan fisik menunjukkan pembesaran hati tanpa gejala-gejala lainnya, maka diduga merupakan suatu fatty liver. Diagnosis bisa diperkuat dengan melakukan biopsi hati, dimana digunakan jarum berlubang untuk mendapatkan contoh jaringan yang akan diperiksa dengan mikroskop.


PENGOBATAN
Kelebihan lemak di dalam hati sebetulnya bukan merupakan masalah yang serius. Tujuan dari pengobatan adalah menghilangkan penyebabnya atau mengobati penyakit yang mendasarinya. Bila hati secara berulang mendapat pemaparan dari bahan-bahan racun seperti alkohol, pada akhirnya fatty liver akan berkembang menjadi sirosis.

Sabtu, 13 Februari 2010

Kekurangan Alfa1-Antitripsin

DEFINISI
Kekurangan Alfa1-Antitripsin adalah suatu penyakit keturunan, dimana kekurangan alfa1-antitripsin bisa menyebabkan penyakit paru-paru dan hati.


PENYEBAB
Alfa1-antitripsin adalah salah satu enzim yang dihasilkan oleh hati dan ditemukan dalam air liur, cairan usus dua belas jari, sekresi paru-paru, air mata, sekresi hidung dan cairan serebrospinal. Enzim ini akan mencegah kerja enzim-enzim lainnya yang berfungsi memecah protein.

Kekurangan Alfa1-antitripsin memungkinkan enzim-enzim lainnya merusak jaringan paru-paru. Kekurangan enzim ini dalam darah, menunjukkan kegagalan hati dalam mengeluarkan alfa1-antitripsin. Enzim yang tetap berada dalam sel-sel hati bisa menyebabkan kerusakan, fibrosis (jaringan parut) dan sirosis.


GEJALA
Sekitar 25% anak-anak dengan penyakit ini akan mengalami sirosis dan hipertensi portal, dan kemudian akan meninggal sebelum usianya mencapai 12 tahun. Sekitar 25% meninggal di usia 20 tahun dan 25% lainnya hanya memiliki kelainan hati minimal dan hidup sampai usia dewasa. 25% sisanya tidak menunjukan kelainan yang bersifat progresif.

Kekurangan alfa1-antitripsin jarang terjadi pada dewasa, dan kalaupun terjadi, tidak menyebabkan sirosis. Yang lebih sering ditemukan adalah penderita dewasa yang memiliki emfisema, penyakit paru-paru yang menyebabkan sesak nafas. Pada akhirnya bisa terjadi kanker hati.


PENGOBATAN
Terapi sulih enzim dengan alfa1-antitripsin buatan tampaknya menjanjikan, tetapi pencangkokan hati tetap merupakan satu-satunya pengobatan yang efektif. Kerusakan hati biasanya tidak akan berulang pada hati yang dicangkokan. Pengobatan pada dewasa biasanya langsung pada kelainan parunya, termasuk mencegah infeksi dan berhenti merokok.

Kolangitis Sklerotik Primer

DEFINISI
Kolangitis Sklerotik Primer adalah peradangan saluran empedu di dalam dan di luar hati, yang pada akhirnya membentuk jaringan parut dan menyebabkan penyumbatan.


PENYEBAB
Pada kolangitis sklerotik primer, pembentukan jaringan parut akan mempersempit dan akhirnya menyumbat saluran, menyebabkan sirosis. Penyebabnya tidak diketahui, tapi tampaknya berhubungan dengan kelainan sistem kekebalan. Penyakit ini sering menyerang laki-laki muda. Biasanya terjadi pada penderita penyakit radang usus seperti kolitis ulserativa.


GEJALA
Penyakit ini biasanya dimulai secara bertahap dengan kelelahan yang amat sangat, gatal-gatal dan jaundice. Bisa terjadi serangan nyeri perut bagian atas dan demam karena terjadinya peradangan pada saluran empedu, tetapi sangat jarang. Terdapat pembesaran hati dan limpa, atau gejala-gejala sirosis. Bisa juga terjadi hipertensi portal, asites dan kegagalan hati, yang bisa berakibat fatal.


KOMPLIKASI
Infeksi berulang dari saluran empedu (kolangitis bakterialis) merupakan komplikasi dari penyakit ini dan membutuhkan pengobatan antibiotik. Kanker saluran empedu (kolangiokarsinoma) terjadi pada 10-15% penderita. Tumor ini tumbuh lambat dan pengobatannya berupa prosedur endoskopik untuk memasukkan suatu alat ke dalam saluran empedu, guna membuka saluran yang tersumbat.
Kadang perlu dilakukan pembedahan.


DIAGNOSA
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan kolangiopankreatografi endoskopik retrograd atau kolangiografi perkutaneus. Pada kolangiopankreatografi endoskopik retrograd, rontgen dilakukan setelah penyuntikan bahan radiopak ke dalam salluran empedu melalui suatu endoskopi. Pada kolangiografi perkutaneus, foto rontgen diambil setelah penyuntikan langsung zat radioopak ke dalam saluran empedu. Mungkin diperlukan pemeriksaan mikroskopik dari jaringan hati yang diperoleh melalui biopsi, untuk memperkuat diagnosis.


PENGOBATAN
Obat-obatan seperti kortikosteroid, azatioprin, penisilamin dan metotreksat tidak terbukti efektif dan menyebabkan efek samping yang berat. Efektivitas ursodiol juga masih belum jelas. Kolangitis sklerotik primer mungkin memerlukan pencangkokan hati, yang merupakan satu-satunya pengobatan yang diketahui untuk penyakit ini. Penyempitan saluran bisa dilebarkan melalui prosedur endoskopik atau pembedahan.

Jumat, 12 Februari 2010

Sirosis Bilier Primer

DEFINISI
Sirosis Bilier Primer adalah peradangan saluran empedu di hati, yang pada akhirnya membentuk jaringan parut dan menyebabkan penyumbatan. Penyakit ini paling sering terjadi pada wanita usia 35-60 tahun, meskipun dapat terjadi pada pria dan wanita segala usia.


PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, tapi biasanya terjadi pada penderita penyakit autoimun sepert artritis rematoid, skleroderma atau tiroiditis autoimun. Sirosis bilier primer bermula dari peradangan saluran empedu di hati. Peradangan tersebut menghalangi pengaliran empedu dari hati, karena itu empedu tetap berada dalam sel-sel hati atau mengalir ke dalam aliran darah. Sejalan dengan penyebaran peradangan ke seluruh bagian hati, akan terbentuk jaringan parut yang meliputi seluruh bagian hati.


GEJALA
Biasanya gejala sirosis bilier primer dimulai secara bertahap. Pada sekitar 50% penderita, gejala awalnya berupa gatal-gatal dan kadang kelelahan, yang timbul beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum gejala lainnya muncul. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan pembesaran hati pada sekitar 50% penderita dan pembesaran limpa pada sekitar 25% penderita.

Sekitar 25% penderita memiliki endapan kuning kecil di kulitnya (xantoma) atau pada kelopak matanya (xantelasma). 10% akan berkembang menjadi pigmentasi kulit. Kurang dari 10% penderita mengalami jaundice. Gejala lainnya berupa pembengkakan ujung jari (clubbing/jari tabuh) dan kelainan pada tulang, saraf dan ginjal. Tinja tampak pucat, berminyak dan berbau busuk. Selanjutnya bisa terjadi semua gejala dan komplikasi dari sirosis.


DIAGNOSA
Setidaknya 30% penderita terdiagnosis sebelum gejalanya timbul karena ditemukannya kelainan pada pemeriksan darah rutin. Antibodi terhadap mitokondria ditemukan dalam darah pada lebih dari 90% penderita.

Jika terdapat jaundice atau kelainan pada pemeriksaan hati, dilakukan pemeriksaan kolangiopankreatografi endoskopik retrograd. Foto rontgen dilakukan setelah penyuntikan zat radioopak ke dalam saluran empedu melalui endoskopi. Hal ini akan menunjukkan bahwa tidak terdapat penyumbatan di dalam saluran empedu dan kelainan terletak di hati. Diagnosis diperkuat dengan pemeriksaan mikroskopik dari jaringan hati yang diperoleh melalui biopsi.


PENGOBATAN
Gatal yang timbul dapat diatasi dengan obat, yaitu cholestyramine. Tambahan kalsium dan vitamin A, D, dan K mungkin diperlukan karena zat-zat tersebut tidak dapat diserap dengan baik, sebagai akibat dari berkurangnya empedu. Pemberian ursodiol (Asam Ursodeoksikolat) tampaknya mengurangi perburukan penyakit dan secara umum dapat ditoleransi oleh penderita.

Transplantasi hati merupakan pengobatan yang terbaik untuk stadium akhir penyakit yang diikuti dengan komplikasi.


PROGNOSIS

Perkembangan penyakit ini sangat bervariasi. Pada awalnya penyakit ini tidak mempengaruhi kualitas hidup penderitanya dan memiliki prognosis yang baik. Penderita yang penyakitnya memburuk secara lambat, bisa bertahan hidup lebih lama. Pada beberapa penderita, penyakit ini sangat memburuk, dan dalam beberapa tahun menjadi sirosis yang berat. Pada penderita yang memiliki kadar bilirubin yang tinggi (jaundice), prognosisnya buruk. Pada sebagian besar penderita terjadi penyakit tulang metabolik (osteoporosis).

Ischemic Cholangiopathy

DEFINISI
Ischemic cholangiopathy adalah kerusakan pada salah satu atau lebih pembuluh empedu disebabkan oleh aliran darah yang tidak tercukupi. Pembuluh empedu (seperti pembuluh hati dan pembuluh empedu umum), tidak seperti hati, disuplai oleh darah hanya dari salah satu pembuluh darah besar, arteri hepatic.

Dengan demikian, gangguan pada aliran darah melalui arteri hati bisa mencegah pembuluh empedu dari memperoleh cukup oksigen. Sebagai konsekwensi, sel yang melapisi pembuluh rusak atau mati-gangguan ini disebut ischemic cholangiopathy.

Aliran darah bisa terganggu dengan hal-hal di bawah ini:
  • Luka dari terapi radiasi
  • Gangguan yang membuat darah lebih mudah menggumpal (gangguan penggumpalan darah).
  • Prosedur untuk menyumbat pembuluh darah yang menyebabkan terbentuknya penggumpalan (embolization).
Ischemic cholangiopathy sangat sering terlihat pada mereka yang mengalami transplantasi hati.


GEJALA
Kerusakan pembuluh empedu menyempit (menyebabkan penyempitan) sehingga aliran pada empedu lambat atau tersumbat. Akibatnya, pigmen empedu (bilirubin) tertahan, kulit dan bagian putih mata menjadi kuning (disebut jaundice) dan air kemih menjadi hitam. Ketika empedu (mengandung pigmen seperti bilirubin) tidak masuk ke usus kecil, kotoran menjadi pucat.

Rasa gatal (diistilahkan pruritus) sering terjadi, sering dimulai pada tangan dan kaki tetapi biasanya mempengaruhi seluruh tubuh. Rasa gatal khususnya memburuk di malam hari. Infeksi pembuluh empedu (cholangitis) bisa juga terjadi, menghasilkan sakit perut, menggigil dan demam.


DIAGNOSA
Diagnosa berasal dari gejala-gejala dan hasil pemeriksaan darah abnormal, khususnya pada orang yang mengalami kondisi yang membuat ischemic cholangiopathy lebih mungkin (misalnya, penerima cangkok hati). Ultrasonografi menolong dokter menggambarkan pembuluh, tetapi hasilnya kemungkinan tidak meyakinkan. Penentuani yang lebih baik seringkali membutuhkan magnetic resonance imaging pada pembuluh empedu (prosedur yang disebut magnetic resonance cholangiopancreatography atau MRCP) atau endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP).

ERCP meliputi memasukkan pembuluh pelihat elastis (endoskopi) melalui mulut dan ke dalam usus kecil dan menyuntikkan pewarna ke dalam sistem pembuluh empedu.


PENGOBATAN
Sebagai tambahan untuk mendeteksi penyempitan pembuluh empedu, ERCP bisa digunakan di dalam pengobatan. Kabel dengan balon kosong pada ujungnya dimasukkan melalui endoskopi; dokter memompa balon tersebut untuk melebarkan penyempitan (dilate). Pembuluh penghubung (stent) kemudian menjaga pembuluh terbuka. Orang yang pernah mengalami transplantasi hati sewaktu-waktu memerlukan transplantasi lain.

Kelainan Pembuluh Darah Hati Akibat Penyakit Lain

DEFINISI
Kegagalan hati yang berat dapat menyebabkan peningkatan tekanan di dalam vena-vena yang berasal dari hati. Peningkatan tekanan ini dapat menyebabkan kerusakan hati. Mengobati kegagalan hati sering memungkinkan kembalinya fungsi hati yang normal. Pada penyakit sel sabit, bentuk sel darah merah yang tidak normal menyumbat pembuluh darah di dalam hati dan menyebabkan kerusakan hati.


Telangiektasia Hemoragik Herediter

Teleangiektasia hemoragik herediter (Penyakit Rendu-Osler-Weber) adalah suatu kelainan yang diturunkan, yang dapat mengenai hati. Bila terkena, di dalam hati akan terbentuk teleangiektasia (pembuluh darah yang secara abnormal melebar). Pembuluh darah yang abnormal ini membentuk lintasan pendek (shunt) antara arteri dan vena.

Shunt bisa menyebabkan kegagalan hati yang berat, yang selanjutnya dapat merusak dan menyebabkan terjadinya pembesaran hati. Aliran darah yang melalui shunt juga bisa menghasilkan suara bising yang berkesinambungan (bruit) bila dilakukan pemeriksaan dengan stetoskop. Sebagian dari hati membentuk jaringan parut (sirosis dan fibrosis) dan tumor non-kanker yang berasal dari pembuluh darah (hemangioma).

Kamis, 11 Februari 2010

Trombosis Vena Porta

DEFINISI
Trombosis Vena Porta (Portal Vein Thrombosis) adalah sumbatan pada vena porta yang disebabkan karena adanya bekuan darah. Sumbatan vena portal dihasilkan dari trombosis (gumpalan darah) atau penyempitan pada vena portal, yang membawa darah menuju hati dari usus.
  • Kebanyakan orang tidak mengalami gejala-gejala. Cairan bisa menumpuk di perut, limpa bisa membesar, dan pendarahan berat bisa terjadi pada kerongkongan.
  • Doppler Ultrasonografi biasanya bisa memastikan diagnosa.
  • Jika mungkin, penyebabnya diobati, dan obat-obatan kemungkinan digunakan untuk mencegah gumpalan membesar atau untuk memecahkan gumpalan.

Karena vena menyempit atau tersumbat, tekanan pada vena portal meningkat. Peningkatan tekanan ini (disebut hipertensi portal) menyebabkan limpa membesar (splenomegaly). Hal ini juga mengakibatkan peluasan, pembuluh darah terpuntir (varicose) pada kerongkongan (esophageal varices) dan seringkali di dalam perut (portal hypertensive gastropathy). Hal ini bisa mengalami pendarahan parah.

Penumpukan cairan pada perut (disebut ascites) tidak umum tetapi bisa terbentuk ketika penyumbatan pada vena portal disertai dengan penyumbatan hati atau kerusakan atau ketika cairan dalam jumlah besar diberikan secara infus untuk menyembuhkan pendarahan besar atau dari varises yang pecah pada kerongkongaqn atau perut. Trombosis vena portal yang terbentuk pada orang dengan sirosis akan menyebabkan kondisi mereka memburuk.


PENYEBAB
Sekitar 25% orang dewasa dengan sirosis mempunyai vena portal, mungkin berasal dari aliran darah yang sangat lamban. Vena portal juga disebabkan oleh berbagai kondisi yang membuat darah lebih mungkin menggumpal. Umumnya keadaan berbeda sesuai dengan kelompok usia :
  1. Bayi baru lahir : infeksi pada ujung tali pusat (pada pusar).
  2. Anak yang lebih tua : penyakit usus buntu.
  3. Orang dewasa : sel darah merah yang berlebihan (polycythemia), kanker tertentu (hati, pankreas, ginjal, atau kelenjar adrenalin), operasi, dan kehamilan.
Sering, beberapa kondisi bekerja bersama untuk menyebabkan penyumbatan. Penyebab tersebut tidak diketahui pada sekitar sepertiga orang.


GEJALA
Karena vena porta memasok tiga perempat dari pasokan darah hati, maka penyumbatan sebagian maupun penyumbatan total pada vena bisa merusak sel-sel hati; tergantung kepada lokasinya, ukuran bekuannya dan kecepatan terbentuknya bekuan. Penyumbatan akan meningkatkan tekanan di dalam vena porta dan vena-vena lainnya.

Vena di kerongkongan akan membesar. Gejala awal dari penyakit ini sering berupa perdarahan dari vena varikosa di kerongkongan bagian bawah (varises esofageal). Perdarahan ini menyebabkan batuk darah atau muntah darah. Limpa biasanya membesar, terutama pada anak-anak. Pada sekitar sepertiga penderita, penyumbatan berkembang dengan lambat, sehingga memungkinkan terbentuknya saluran darah lainnya (pembuluh kolateral) di sekitar penyumbatan dan pada akhirnya vena porta kembali terbuka. Meskipun demikian, hipertensi portal tetap ada.


DIAGNOSA
Dokter menduga trombosis vena porta pada orang yang mengalami beberapa kombinasi pada hal-hal berikut di bawah ini :
  1. Pendarahan dari kerongkongan atau varises gastric.
  2. Limpa membesar.
  3. Kondisi beresiko tinggi (misal, anak dengan infeksi tali pusat atau radang usus buntu akut).
Tes darah untuk mengevaluasi hati seringkali memeperlihatkan cukup normal. Jika penderita mengalami hipertensi portal dan pemeriksaan mikroskopik dari jaringan hati menunjukkan hasil yang normal, maka kemungkinan besar penyebabnya adalah trombosis vena porta.

Ultrasonografi Doppler biasanya memastikan diagnosa. Hal ini menunjukkan bahwa aliran darah melalui vena portal berkurang atau tidak ada. Pada beberapa kasus, magnetic resonance imaging (MRI) atau computed tomography (CT) diperlukan. Angiography dilakukan jika prosedur untuk menciptakan rute alternatif untuk aliran darah direncanakan. Untuk angiography, sinar X pada pembuluh darah dilakukan setelah pewarna radiopaque (dimana terlihat dalam sinar X) disuntikkan ke dalam vena portal.


PENGOBATAN
Jika gumpalan darah tiba-tiba menyumbat vena, obat yang memecahkan gumpalan (seperti activator jaringan plasminogen) kadangkala digunakan. Keefektifan pengobatan ini (disebut thrombolysis) tidak jelas. Jika gangguan terbentuk secara bertahap, anticoagulant, seperti heparin, kadangkala digunakan jangka panjang untuk membantu mencegah penggumpalan dari pengulangan atau pembesaran. Anticoagulant tidak memecahkan gumpalan yang ada.

Pada anak yang baru lahir dan anak-anak, penyebab (biasanya tali pusat yang terinfeksi atau radang usus akut) diobati. Masalah yang disebabkan oleh hipertensi portal juga diobati. Pendarahan dari pembuluh darah varicose pada kerongkongan bisa dihentikan menggunakan beberapa teknik berikut :
  1. Biasanya, plester karet dimasukkan melalui pipa pelihat elastis (endoscope), dipasang melalui mulut ke dalam kerongkongan. Plester tersebut digunakan untuk mengikat pembuluh darah varicose.
  2. Obat-obatan antihipertensi, seperti beta-bloker, mengurangi tekanan di dalam vena portal dan dengan demikian mencegah pendarahan di dalam kerongkongan. (beta bloker juga digunakan pada hypertensive portal gastropathy).
  3. Octreotide, obat yang juga menurunkan aliran darah menuju hati dan dengan demikian mengurangi tekanan darah di dalam perut, kemungkinan diberikan secara infus untuk menolong menghentikan pendarahan.
Kadangkala, ketika pengobatan ini tidak efektif, prosedur untuk menciptakan rute pengganti untuk aliran darah, dengan melewati hati, kemungkinan dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan sistem venous portal dengan menciptakan sebuah shunt (penghubung) menuju inferior vena cava. Kesulitan menciptakan sebuah shunt ketika Vena portal tersumbat. Juga, shunt cenderung menjadi tersumbat.

Untuk beberapa orang, cangkok hati diperlukan. Pengobatan ditujukan untuk mengurangi tekanan di dalam vena porta dan mencegah perdarahan akibat varises esofageal. Yang pertama kali dilakukan adalah mencoba menutup vena varikosa dengan menggunakan tali karet atau menyuntikan suatu bahan kimia melalui endoskopi.

Pembedahan diperlukan untuk membuat hubungan (shunt) antara vena porta dengan vena cava, sehingga darah tidak melewati hati dan mengurangi tekanan vena porta. Tetapi pembedahan bypass meningkatkan resiko terjadinya ensefalopati hepatikum (kerusakan otak karena penyakit hati).

Sindroma Budd-Chiari

DEFINISI
Sindroma Budd-Chiari adalah kelainan yang jarang terjadi, dimana ditemukan penyumbatan parsial atau penyumbatan total dari vena-vena besar di hati, yang biasanya disebabkan oleh bekuan darah.


PENYEBAB
Biasanya penyebab dari sindroma Budd-Chiari ini tidak diketahui. Kadang-kadang penderita memiliki suatu keadaan yang menyebabkan meingkatnya kecenderungan terbentuknya bekuan darah, seperti kehamilan atau penyakit sel sabit.

Pada kasus yang jarang, vena-vena sesungguhnya tidak tersumbat, tetapi penderita tidak memiliki vena dan hal ini merupakan suatu cacat bawaan. Kurang dari sepertiga penderita akan bertahan hidup selama 1 tahun tanpa pengobatan yang efektif.


GEJALA
Gejalanya bisa dimulai secara tiba-tiba dan mematikan, tetapi biasanya timbul secara bertahap. Hati membengkak karena banyak mengandung darah dan bila diraba timbul nyeri tumpul. Cairan akan merembes dari permukaan yang membengkak ke dalam rongga perut. Dapat terjadi nyeri perut dan jaundice (sakit kuning).

Darah yang terkumpul dalam hati akan menyebabkan peningkatan tekanan vena porta.
Perdarahan dari vena varikosa di kerongkongan (varises esofageal) bisa baru terjadi beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian. Setelah beberapa bulan, jaundice, demam dan gejala kegagalan hati lainnya akan muncul. Kadang bekuan darah tersebut demikian besarnya sehingga menyumbat vena kava inferior (vena terbesar bagian bawah yang masuk ke jantung). Penyumbatan ini menyebabkan pembengkakan tungkai dan perut.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang khas. Foto rontgen vena diambil setelah penyuntikan zat radioopak yang akan menunjukan lokasi sumbatan tersebut. MRI scan juga dapat membantu dalam menegakkan diagnosis. Biopsi hati dan USG bisa membantu membedakan sindroma Budd-Chiari dari penyakit lain yang serupa.


PENGOBATAN
Jika vena mengalami penyempitan, diberikan antikoagulan (obat yang mencegah terbentuknya bekuan) atau trombolitik (obat yang melarutkan bekuan). Pada beberapa kasus, dilakukan pembedahan untuk menghubungkan vena porta dengan vena kava, sehingga mengurangi penekanan pada vena porta melalui jalan pintas di hati. Pengobatan paling efektif adalah pencangkokan hati.

Penyakit Veno-oklusif

DEFINISI
Penyakit Veno-oklusif adalah penyumbatanpada vena-vena kecil di dalam hati. Penyakit ini dapat terjadi di segala usia, tetapi lebih mungkin terjadi pada anak-anak usia 1-3 tahun, karena mereka memiliki pembuluh darah yang lebih kecil.


PENYEBAB
Penyumbatan bisa disebabkan oleh obat-obatan dan bahan lainnya yang bersifat racun terhadap hati, seperti daun Senecio (yang digunakan sebagai bahan pembuat teh herbal di Jamaika), dimetilnitrosamin, aflatoksin dan obat anti kanker (misalnya azatioprin).

Terapi radiasi (penyinaran) juga dapat menyebabkan sumbatan pada vena-vena kecil, Demikian pula halnya dengan antibodi yang dihasilkan selama penolakan terhadap pencangkokan hati. Penyumbatan menyebabkan aliran balik darah dari hati dan mengurangi pasokan darah ke hati. Berkurangnya pasokan darai ini, pada akhirnya akan merusak sel-sel hati.


GEJALA
Penyumbatan vena-vena kecil menyebabkan hati dibanjiri oleh darah dan membengkak, sehingga akan timbul nyeri tumpul bila diraba atau ditekan. Cairan dari permukaan hati yang membengkak bisa merembes dan terkumpul dalam perut, menyebabkan asites. Penyumbatan ini juga menyebabkan peningkatan tekanan darah dalam vena portal (hipertensi portal).

Tekanan yang tinggi ini dapat menyebabkan terbentuknya vena varikosa di kerongkongan (varises esofageal), yang bisa pecah dan mengalami perdarahan.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.


PENGOBATAN
Satu-satunya pengobatan adalah menghentikan pemakaian bahan atau obat yang menyebabkan terjadinya penyumbatan.


PROGNOSIS
Yang khas adalah bahwa suatu penyumbatan akan menghilang dengan segera dan penderita akan sembuh dengan atau tanpa pengobatan. Tetapi beberapa penderita meniggal karena kegagalan hati. Pada penderita lainnya, tekanan darah dalam vena portal tetap tinggi dan menyebabkan sirosis. Perjalanan penyakitnya tergantung kepada luasnya kerusakan dan dapat atau tidak kerusakan tersebut mengalami kekambuhan.

Yang lebih sering ditemukan adalah penyakit yang menahun, terutama jika penyebabnya adalah pemakaian teh herbal yang mengandung racun alkaloid.

Kelainan pada Arteri Hepatika

DEFINISI
Hati menerima seperempat pasokan darahnya dari arteri hepatika, yang berasal dari jantung. Tiga perempat bagian lainnya adalah dari vena porta, yang berasal dari usus. Darah dari usus mengandung bahan-bahan makanan yang telah dicerna untuk diolah di hati.

Darah meninggalkan hati melalui vena hepatika. Darah ini merupakan campuran darah dari arteri hepatika dan darah dari vena porta. Vena hepatika mengalirkan darahnya ke vena kava (vena terbesar dalam tubuh), yang kemudian mengalirkannya ke dalam jantung. Arteri hepatika memasok darah ke bagian tertentu dari hati, terutama jaringan penyokongnya dan dinding dari saluran empedu. Penyempitan atau penyumbatan pada arteri atau percabangannya bisa menyebabkan kerusakan pada daerah tersebut.


PENYEBAB
Aliran darah melalui arteri hepatika bisa terhambat oleh karena trauma (misalnya luka tembak atau trauma pembedahan) atau oleh bekuan darah. Bekuan darah biasanya disebabkan oleh peradangan dinding arteri (arteritis), atau karena obat anti kanker yang diberikan lewat infus, atau bahan racun maupun bahan iritan lainnya di dalam arteri.

Aneurisma juga dapat terjadi pada arteri hepatika. Aneurisma merupakan penonjolan pada titik yang lemah dalam suatu arteri; aneurisma pada arteri hepatika biasanya disebabkan oleh infeksi, arteriosklerosis, cedera atau poliarteritis nodosa.


GEJALA
Aneurisma yang menekan saluran empedu di dekatnya, bisa mempersempit atau bahkan menyumbat saluran empedu dan menyebabkan jaundice karena aliran balik dari hati. Tiga perempat dari aneurisma mengalami robekan dan sering menyebabkan perdarahan hebat.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.


PENGOBATAN
Aneurisma diobati dengan memasukkan sebuah kateter ke dalam arteri hepatika dan menyuntikkan bahan iritatif yang menyebabkan penyumbatan. Jika prosedur tersebut (embolisasi) gagal, dilakukan pembedahan untuk memperbaiki arteri.

Rabu, 10 Februari 2010

Pembesaran Hati (Hepatomegali)

DEFINISI
Pembesaran Hati (Hepatomegali) adalah membesarnya hati melebihi ukurannya yang normal.




PENYEBAB
Penyebab yang sering ditemukan:
- Alkoholisme
- Hepatitits A
- Hepatitis B
- Gagal jantung kongestif (CHF, congestive heart failure)
- Leukemia
- Neuroblastoma
- Sindroma Reye
- Karsinoma hepatoseluler
- Penyakit Niemann-Pick
- Intoleransi fruktosa bawaan
- Penyakit penimbunan glikogen
- Tumor metastatik
- Sirosis bilier primer
- Sarkoidosis
- Kolangitis sklerotik
- Sindroma hemolitik-uremik.


GEJALA
Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika pembesarannya hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau perut terasa penuh. Jika pembesaran terjadi secara cepat, hati bisa terasa nyeri bila diraba.


DIAGNOSA
Ukuran hati bisa diraba/dirasakan melalui dinding perut selama pemeriksaan fisik. Jika hati teraba lembut, biasanya disebabkan oleh hepatitis akut, infiltrasi lemak, sumbatan oleh darah atau penyumbatan awal dari saluran empedu. Hati akan teraba keras dan bentuknya tidak teratur, jika penyebabnya adalah sirosis. Benjolan yang nyata biasanya diduga suatu kanker.

Pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan untuk membantu menentukan penyebab membesarnya hati adalah:
- rontgen perut
- CT scan perut
- tes fungsi hati.


PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.