Tampilkan postingan dengan label Bakteri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bakteri. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 Januari 2010

Bakteri Coliform Pada Minuman Soda Di Restoran Cepat Saji

Sepertinya semakin banyak alasan untuk tidak makan di restoran cepat saji. Sebelumnya kita sering mendengar tentang cara pengolahan makanan pada banyak rumah makan dan restoran yang tidak  memperhatikan kebersihan dan kesehatan bagi konsumen. Sekarang, mari kita lihat kualitas minuman soda yang juga banyak tersedia di restoran cepat saji. Sebuah penelitian baru-baru ini telah mengungkapkan bahwa 48% minuman soda di restoran cepat saji mengandung bakteri coliform, sebuah bakteri yang biasanya tumbuh dalam tinja, dan juga 11% mengandung E. Coli.

Penelitian ini dilakukan oleh tim pakar mikrobiologi di HollinsUniversity, dan diterbitkan dalam International Journal of Food Microbiology.

Bakteri coliform terdeteksi pada 48% dari minuman soda dan 20% mempunyai heterotrophic plate, lebih dari 11% dari minuman soda mengandung Escherichia coli (E. Coli), dan juga lebih dari 17% terkandung Chryseobacterium meningosepticum. Mikroorganisme patogen oportunistik lain terisolasi dari minuman soda termasuk spesies Klebsiella, Staphylococcus, Stenotrophomonas, Candida, dan Serratia. Sebagian besar bakteri diidentifikasi menunjukkan resistensi terhadap satu atau lebih dari 11 antibiotik yang diuji.

Hasil yang mencengangkan, minuman soda tidak hanya mengandung bakteri yang berasal dari kotoran dan berpotensi berbahaya, tetapi bakteri juga telah menjadi resisten terhadap antibiotik.

Jurnalis yang memberitakan penelitian ini, Tom Laskawy, mengatakan bahwa bakteri coliform tidak hanya tumbuh dalam tinja dan mayoritas bakteri coliform tidak berbahaya. Tetapi bukan berarti tidak bisa memberikan masalah pada kesehatan, dimana banyak sekali kasus gangguan pada lambung akibat coliform, yang tidak dilaporkan. Satu hal yang mungkin anda bisa merasakan, setelah makan makanan cepat saji dan minum minuman soda, tubuh anda tidak panas dan berkeringat seperti biasanya anda makan di rumah. Hal ini terjadi karena adanya peran dari coliform.

Ada sejumlah kecil bakteri coliform yang terdapat dalam minuman ber-merk dalam persentase tertentu, ini legal dan aman. Hanya ada satu strain yang berbahaya yaitu E. coli. Yang menjadi fokus dari penelitian bukan pada merk dari minuman tersebut, namun pada mesin soda dan tempat menyimpan minuman tersebut pada beberapa restoran cepat saji yang kurang higienis. Sehingga tumbuh bakteri coliform dan E. coli yang tidak terkontrol.

Temuan ini menunjukkan bahwa mesin minuman soda mungkin tempat potensial bagi penyebaran mikroorganisme patogen, yang dapat berkontribusi pada gangguan lambung dalam populasi umum dan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang lebih signifikan untuk kekebalan tubuh. Temuan ini memiliki implikasi kesehatan publik yang penting dan sinyal perlunya menegakkan peraturan praktek-praktek higienis yang terkait dengan dispenser minuman ini. Dengan kata lain, para peneliti mengatakan restoran cepat saji perlu menjaga kebersihan dan ke-higienis-an dari semua peralatan dapur sehingga konsumen tidak dirugikan kesehatannya.

Minggu, 20 Desember 2009

Tips Membersihkan Cerumen Pada Lubang Telinga

Membersihkan Telinga
Banyak yang menganggap bahwa kotoran telinga yang berwarna kuning atau coklat merupakan hasil aktifitas bakteri. Itu merupakan pemahaman yang salah. Kotoran telinga yang dalam bahasa ilmiah disebut cerumen, sebenarnya diproduksi oleh telinga itu sendiri, tepatnya pada kelenjar kulit pada lubang telinga bagian luar.

Cerumen yang bersifat lengket mempunyai fungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh, yaitu melindungi kulit sensitif di dalam lubang telinga dari masuknya kotoran, kulit mati, dan benda-benda lain yang bisa menimbulkan masalah. Cerumen juga bersifat asam sehingga juga berfungsi sebagai anti bakteri yang kuat. Lapisan cerumen yang licin berfungsi mencegah bintik-bintik kering dan mengurangi rasa gatal.

Di dalam lubang telinga sendiri, mekanisme tubuh mampu membersihkan sendiri lubang telinga yang kotor jika berfungsi dengan baik. Kotoran telinga akan keluar dari lubang telinga dengan sendirinya, prosesnya dibantu setiap kali rahang bergerak untuk berbicara atau mengunyah. Di saat kotoran telinga keluar pada bagian telinga yang terlihat, disitulah bagian yang aman untuk membersihkan kotoran telinga. Pada dasarnya, kehadiran cerumen memberikan banyak keuntungan bagi tubuh, dan upaya untuk membersihkan cerumen dari lubang telinga akan menimbulkan banyak masalah dan kerusakan pada pendengaran.

Cerumen diproduksi pada sepertiga bagian luar lubang telinga, dan secara normal tidak mungkin bergerak masuk ke dalam daerah gendang telinga yang sangat sensitif, kecuali adanya tekanan dari luar. Membersihkan lubang telinga dengan kapas pembersih (cotton bud) justru akan mendorong cerumen masuk ke dalam daerah yang sangat sensitif. Bahaya yang ditimbulkan adalah infeksi dan kemungkinan gangguan pendengaran. Jika cerumen terakumulasi di daerah gendang telinga, cerumen bisa menyebabkan tinnitus (radang gendang telinga). Membersihkan cerumen juga menyebabkan kulit pada lubang telinga rawan terkena infeksi dan akan meningkatkan pertumbuhan bakteri karena hilangnya sifat asam pada lubang telinga.

Bahaya terbesar dari membersihkan cerumen dari lubang telinga adalah pecahnya gendang telinga, kemudian munculnya infeksi bakteri yang mematikan pada gendang telinga yang pecah. Dimana pada tahun 2008, seorang pria berasal dari Montreal, Canada meninggal dunia karena infeksi yang berasal dari gendang telinga yang pecah akibat dari membersihkan telinga dengan cotton bud. Seperti yang dijelaskan di atas, cerumen tidak diproduksi di daerah dekat gendang telinga. Namun karena banyak orang tidak tahu, mereka berusaha membersihkan telinga sedalam mungkin mendekati gendang telinga.

Cara yang baik untuk membersihkan telinga adalah menggunakan handuk yang direndam dalam air hangat, jangan air dingin ataupun terlalu panas. Bersihkan bagian luar dari lubang telinga, tempat keluarnya kotoran telinga dan jangan memasukkan benda yang berbentuk stick (tongkat) seperti cotton bud, jari, pensil, dll. Jika anda merasa ada gangguan seperti infeksi pada telinga anda, segera konsultasikan dengan dokter anda.

Sabtu, 17 Januari 2009

Pengaruh Melepas Alas Kaki Ketika Berada Di Dalam Rumah Bagi Kesehatan Kita

Melepas Alas Kaki
Melepas alas kaki (sepatu atau sandal) ketika berada di dalam rumah merupakan suatu kebiasaan orang-orang Asia termasuk Indonesia. Selain untuk kebersihan, melepas alas kaki ketika kita bertamu ke rumah orang lain merupakan tanda penghormatan atau sopan santun terhadap tuan rumah.

Namun saat ini, banyak dari kita yang meniru gaya hidup orang barat yang tidak melepas alas kaki (kecuali sandal khusus dalam rumah) ketika berada dalam rumah atau bahkan ketika sedang tidur. Terlebih lagi ketika seorang pejabat yang merasa memiliki status sosial tinggi berkunjung ke rumah orang dengan status sosial rendah. Suatu hal yang sering kita jumpai.

Apa pengaruhnya pada kesehatan kita?

Ketika kita berada di jalan, tak kurang dari 66 juta mikroorganisme dari berbagai spesies menempel pada alas kaki. Dimana bakteri-bakteri tersebut infektif terhadap saluran pencernaan, saluran pernafasan, kulit dan mata. Menurut para ahli mikrobiologi, bakteri yang menempel pada alas kaki mampu hidup lebih lama dibandingkan dengan bakteri yang hidup di tempat lain. Ini dikarenakan pada saat kita berjalan, kita terus menginjak unsur-unsur yang meningkatkan pertumbuhan bakteri.

Kapan bakteri-bakteri tersebut bisa menginfeksi saluran pencernaan, saluran pernafasan, kulit dan mata kita?

Jika kita masuk rumah tanpa melepas alas kaki, 90% dari bakteri-bakteri yang terdapat pada alas kaki akan pindah ke lantai rumah kita dan siap menyebar ancaman bagi kesehatan kita. Terutama anak-anak kita yang sering bermain di lantai. Dengan menyentuh lantai yang terdapat banyak bakteri, maka bakteri tersebut akan pindah ke tangan dan siap untuk dipindahkan lagi ke tempat lain misal kulit, mata, mulut, saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau bahkan anus.

Bagaimana kalau kita keluar rumah tanpa menggunakan alas kaki?

Kaki kita harus dicuci dulu sebelum masuk rumah, supaya bakteri yang menempel pada kaki kita tidak berpindah ke lantai rumah kita. Namun perlu diketahui, fungsi alas kaki selain melindungi kita dari bakteri, alas kaki juga melindungi kita dari infeksi cacing tambang yang masuk melalui pori-pori kulit kaki kita. Maka seharusnya kita selalu menggunakan alas kaki ketika kita berada di luar rumah.

Minggu, 02 November 2008

Bahaya Tindik Lidah

Tindik Lidah
Betapa pun menariknya sesuatu yang tengah menjadi trend, tak selamanya baik untuk dilakukan. Tindik yang dulu hanya didominasi kaum hawa, sekarang sudah bukan hal aneh lagi bagi pria.

Tak hanya itu saja tindik yang dulu hanya digunakan di telinga, sekarang sudah 'mengembara' ke bagian tubuh lain yang memiliki tulang rawan atau daging lunak, seperti hidung, bibir, alis mata hingga lidah.

Sebagian orang tak menyadari bahaya tindik di 'tempat tak umum', yang penting mode dan gaul, namun tak memikirkan resiko kesehatan di baliknya.

Terlebih lagi jika tindik dilakukan oleh mereka yang tak memiliki latar belakang medis, sehingga mereka tidak dapat memberikan pengobatan atau perawatan pasca tindik untuk mencegah terjadinya infeksi.

Tindik lidah yang lagi ngetrend saat ini sangatlah berbahaya dan besar resikonya, bahkan bisa menyebabkan penyakit jantung. Seperti kita ketahui, mulut manusia mengandung berjuta-juta bakteri, hingga lubang pada daerah tindikan di lidah akan membentuk sarang bakteri, dan disitulah kesempatan besar bakteri ikut mengalir bersama darah dan akhirnya menyebabkan infeksi-infeksi berat dapat terjadi, seperti Angina Ludwig dan Endokarditis.

Angina Ludwig adalah infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Streptokokus, yang menginfeksi lapisan dalam dasar mulut, yang ditandai dengan pembengkakan yang dapat menutup saluran nafas.

Sedangkan Endokarditis adalah infeksi pada endokardium (lapisan dalam jantung) atau peradangan yang serius di katup jantung, yang merupakan salah satu penyebab penyakit jantung, karena bakteri oral dapat masuk ke dalam aliran darah melalui luka di lidah dan membuka jalan menuju jantung.

Gaul memang jadi kebutuhan utama agar bisa diterima di lingkungan, namun bukan berarti harus mengorbankan kesehatan kita. Ngetren dan mengikuti mode tak harus membuat kita sakit bukan? So, cobalah lebih bijak menyikapi mode yang lagi ngetred, jangan sakiti diri sendiri hanya karena ingin disebut "gaul".