Tampilkan postingan dengan label Minuman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Minuman. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 Juni 2010

Pengaruh Minuman Bersoda Pada Kesehatan

Pengaruh Minuman Bersoda Pada Kesehatan
Mengkonsumsi minuman bersoda dalam jangka waktu yang panjang berakibat buruk pada kesehatan. Berikut adalah gambaran singkat, setelah minum minuman bersoda secara teratur dalam beberapa tahun:

Obesitas : Menurut penelitian di Nurse's Health Study, yang memantau kesehatan 90.000 wanita selama delapan tahun, yang mengkonsumsi minuman bersoda setiap hari selama empat tahun.

Peningkatan Resiko Diabetes : Masih dalam Nurses 'Health Study, wanita yang mengatakan mereka minum satu gelas atau lebih Soft Drink manis atau minuman buah, dua kali lipat cenderung memiliki diabetes tipe 2 selama penelitian daripada yang jarang mengkonsumsi minuman ini.

Peningkatan Resiko Penyakit Jantung : Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2007 dalam Circulation, jurnal dari American Heart Association, subyek yang minum minuman soda setiap hari selama empat tahun memiliki peningkatan 25% resiko tinggi kadar gula darah dan 32% kemungkinan lebih besar kekurangan kadar kolesterol "baik". Nurses 'Health Study menemukan bahwa wanita yang minum lebih dari dua gelas minuman mengandung gula per hari memiliki resiko 40% lebih tinggi mengalami serangan jantung atau kematian akibat penyakit jantung dibandingkan wanita yang jarang minum minuman manis.

Penurunan Tingkat Kesehatan Secara Keseluruhan : Beberapa penelitian, termasuk penelitian pada tahun 2007 yang diumumkan dalam Circulation, menunjukkan bahwa diet soda adalah bagian dari gaya hidup keseluruhan yang tidak terlalu sehat.

Kamis, 24 Juni 2010

Efek Gula Yang Terkandung Dalam Minuman Soda

Efek Gula Yang Terkandung Dalam Minuman Soda
Minuman Soda merupakan minuman yang popular di masyarakat. Dengan berbagai merk dagang, mereka menawarkan kesegaran minuman dalam botol. Namun tahukah anda apa pengaruh Minuman Soda tersebut ketika dalam tubuh? Berikut adalah penjelasannya :
  • Dalam 10 menit pertama : 10 sendok teh gula telah memenuhi 100% kebutuhan gula tubuh harian.
  • 20 menit: Terjadi lonjakan gula darah, menyebabkan peningkatan insulin. Liver menanggapi ini dengan mengubah gula menjadi lemak. Dan pada saat tertentu akan terjadi peningkatan yang sangat besar.
  • 40 menit: Penyerapan kafein komplit. Terjadi pupil melebar, tekanan darah meningkat, sebagai respon terhadap hati yang lebih banyak mengandung gula ke dalam aliran darah. Reseptor adenosin di otak sekarang diblokir, sehingga mencegah kantuk.
  •  45 menit: Terjadi peningkatan produksi dopamin dalam tubuh yang merangsang pusat kesenangan pada otak. Secara fisik cara kerja hampir sama dengan heroin.
  • > 60 menit: Kalsium mengikat asam fosfat, magnesium, dan seng dalam usus yang memberikan dorongan lebih lanjut dalam metabolisme. Hal ini diperparah dengan dosis tinggi gula dan pemanis buatan yang juga meningkatkan ekskresi kalsium urin.
  • > 60 menit: Sifat diuretik kafein membuat sering buang air kecil, sehinga mengevakuasi kalsium, magnesium, dan seng yang menuju ke tulang serta natrium, elektrolit, dan air.
  • > 60 menit: Otak menjadi mudah marah dan lambat.
Semua ini akan diikuti oleh efek buruk kafein dalam beberapa jam ke depan. Terlebih lagi jika ditambah dengan rokok.

Yang menjadi permasalahan disini bukanlah Minuman Soda-nya, melainkan perpaduan dinamis antara dosis gula yang besar, dikombinasikan dengan asam kafein dan fosfat, yang ditemukan di hampir semua Minuman Soda.

Senin, 11 Januari 2010

Bakteri Coliform Pada Minuman Soda Di Restoran Cepat Saji

Sepertinya semakin banyak alasan untuk tidak makan di restoran cepat saji. Sebelumnya kita sering mendengar tentang cara pengolahan makanan pada banyak rumah makan dan restoran yang tidak  memperhatikan kebersihan dan kesehatan bagi konsumen. Sekarang, mari kita lihat kualitas minuman soda yang juga banyak tersedia di restoran cepat saji. Sebuah penelitian baru-baru ini telah mengungkapkan bahwa 48% minuman soda di restoran cepat saji mengandung bakteri coliform, sebuah bakteri yang biasanya tumbuh dalam tinja, dan juga 11% mengandung E. Coli.

Penelitian ini dilakukan oleh tim pakar mikrobiologi di HollinsUniversity, dan diterbitkan dalam International Journal of Food Microbiology.

Bakteri coliform terdeteksi pada 48% dari minuman soda dan 20% mempunyai heterotrophic plate, lebih dari 11% dari minuman soda mengandung Escherichia coli (E. Coli), dan juga lebih dari 17% terkandung Chryseobacterium meningosepticum. Mikroorganisme patogen oportunistik lain terisolasi dari minuman soda termasuk spesies Klebsiella, Staphylococcus, Stenotrophomonas, Candida, dan Serratia. Sebagian besar bakteri diidentifikasi menunjukkan resistensi terhadap satu atau lebih dari 11 antibiotik yang diuji.

Hasil yang mencengangkan, minuman soda tidak hanya mengandung bakteri yang berasal dari kotoran dan berpotensi berbahaya, tetapi bakteri juga telah menjadi resisten terhadap antibiotik.

Jurnalis yang memberitakan penelitian ini, Tom Laskawy, mengatakan bahwa bakteri coliform tidak hanya tumbuh dalam tinja dan mayoritas bakteri coliform tidak berbahaya. Tetapi bukan berarti tidak bisa memberikan masalah pada kesehatan, dimana banyak sekali kasus gangguan pada lambung akibat coliform, yang tidak dilaporkan. Satu hal yang mungkin anda bisa merasakan, setelah makan makanan cepat saji dan minum minuman soda, tubuh anda tidak panas dan berkeringat seperti biasanya anda makan di rumah. Hal ini terjadi karena adanya peran dari coliform.

Ada sejumlah kecil bakteri coliform yang terdapat dalam minuman ber-merk dalam persentase tertentu, ini legal dan aman. Hanya ada satu strain yang berbahaya yaitu E. coli. Yang menjadi fokus dari penelitian bukan pada merk dari minuman tersebut, namun pada mesin soda dan tempat menyimpan minuman tersebut pada beberapa restoran cepat saji yang kurang higienis. Sehingga tumbuh bakteri coliform dan E. coli yang tidak terkontrol.

Temuan ini menunjukkan bahwa mesin minuman soda mungkin tempat potensial bagi penyebaran mikroorganisme patogen, yang dapat berkontribusi pada gangguan lambung dalam populasi umum dan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang lebih signifikan untuk kekebalan tubuh. Temuan ini memiliki implikasi kesehatan publik yang penting dan sinyal perlunya menegakkan peraturan praktek-praktek higienis yang terkait dengan dispenser minuman ini. Dengan kata lain, para peneliti mengatakan restoran cepat saji perlu menjaga kebersihan dan ke-higienis-an dari semua peralatan dapur sehingga konsumen tidak dirugikan kesehatannya.

Sabtu, 09 Januari 2010

Bahaya Soft Drink Dalam Tubuh Kita

Bahaya Soft Drink Dalam Tubuh Kita
Meminum soft drink memang sangat menggoda apalagi dalam cuaca yang sangat panas. Banyak orang mengkonsumsi soft drink setelah kelelahan beraktifitas karena di rasa minuman soft drink bisa menghilangkan dahaga apalagi soft drink yang dingin. Bagaimana tidak, tenggorokan kita sepertinya akan terasa segar jika dilewati dengan minuman seperti ini. Ditambah, dengan alasan, soft drink tidak seperti minuman suplemen yang mempunyai efek yang sangat berat bagi tubuh, maka kita merasa aman untuk mengonsumsi soft drink.

Untuk acara santai sekedar nongkrong atau pun acara pesta, tidak heran juga jika sekarang ini kita memasukkan soft drink sebagai salah satu menu pendamping. Namun ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dari soft drink. Berikut di antaranya yang dirangkum dari berbagai sumber.
  1. Soft drink menguras air dalam tubuh kita. Menapa begitu? Soft drink mempunyai cara kerja seperti halnya diuretik yang bukannya memberikan air untuk tubuh kita, tapi malah menghabiskannya. Pemprosesan gula tingkat tinggi dalam soft drink memerlukan sejumlah besar air dalam tubuh kita. Untuk mengganti air ini, kita harus minum 8-12 gelas air untuk setiap gelas soft drink yang kita minum.
  2. Soft drinks dapat membersihkan karat pada bumper mobil atau benda logam lainnya. Bayangkan apa yang akan terjadi pada fungsi pencernaan dan organ tubuh lainnya jika kita secara konstan minum minuman jenis ini?
  3. Jumlah gula yang tinggi dalam soft drink menyebabkan pankreas memproduksi insulin dalam jumlah besar, yang mengakibatkan “benturan gula”. Kelebihan dan kekurangan gula dan insulin dapat menyebabkan diabetes dan penyakit yang terkait dengan ketidakseimbangan dalam tubuh. Keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan anak yang secara regular mengonsumsinya dapat menyebabkan masalah kesehatan.
  4. Soft drink sangat mempengaruhi pencernaan. Kafein dan jumlah gula yang tinggi dapat menghentikan proses pencernaan. Ini artinya tubuh tidak menyerap gizi sama sekali dari makanan yang baru dimakan, bahkan yang sudah dimakan beberapa jam sebelumnya.
  5. Jangan pernah meneguk soft drink ketika demam, flu atau lainnya. Soft drink akan mempersulit tubuh melawan penyakit tersebut.
  6. PH rata-rata dari soft drink adalah 3.4. Tingkat keasaman ini cukup kuat untuk melarutkan gigi dan tulang! Tubuh kita berhenti menumbuhkan tulang pada usia sekitar 30 tahun. Setelah itu tulang akan larut setiap tahun melalui urine tergantung dari tingkat keasaman makanan yang masuk. Semua Calcium yang larut berkumpul di dalam arteri, urat nadi, kulit, urat daging dan organ, yang mempengaruhi fungsi ginjal dalam membantu pembentukan batu ginjal.
  7. Soft drinks tidak punya nilai gizi (dalam hal vitamin dan mineral). Mereka punya kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan banyak zat aditif seperti pengawet dan pewarna. Sementara kita suka meminum soft drink dingin setelah makan. Jika begitu, tubuh kita sebenarnya mempunyai suhu optimum 370 supaya enzim pencernaan berfungsi. Suhu dari soft drink dingin jauh di bawah 37, terkadang mendekati 0. Hal ini mengurangi keefektivan dari enzim dan memberi tekanan pada sistem pencernaan kita, mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan makanan tersebut difermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk dan racun, yang diserap oleh usus, di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran racun ini mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit.
Minum soft drink bukannya tak boleh. Sekali-sekali tidak mengapa, namun jangan sampai kita menjadi kecanduan. Air putih masih tetap yang terbaik untuk tubuh, sampai kapanpun. Biasanya setelah lebaran Idul Fitri, banyak sekali yang tertimpa sakit pencernaan dan sejenisnya. Jangan lupa untuk terus mengonsumsi air putih.