Tampilkan postingan dengan label Penyakit Sistem Pencernaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penyakit Sistem Pencernaan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 06 Mei 2011

Penyakit Ileus (Ileus Paralitik, Ileus Adinamik)

DEFINISI
Ileus (Ileus Paralitik, Ileus Adinamik) adalah suatu keadaan dimana pergerakan kontraksi normal dinding usus untuk sementara waktu berhenti. Seperti halnya penyumbatan mekanis, ileus juga menghalangi jalannya isi usus, tetapi ileus jarang menyebabkan perforasi.


PENYEBAB
Ileus mungkin disebabkan oleh:
- Suatu infeksi atau bekuan darah di dalam perut
- Aterosklerosis yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke usus
- Cedera pada pembuluh darah usus
- Kelainan di luar usus, seperti gagal ginjal atau kadar elektrolit darah yang abnormal (misalnya rendah kalium, tinggi kalsium)
- Obat-obat tertentu
- Kelenjar tiroid yang kurang aktif.

24-72 jam setelah pembedahan juga biasa terjadi ileus.


GEJALA
Gejala ileus adalah:
- kembung
- muntah
- sembelit yang berat
- kram perut.


DIAGNOSA
Pada pemeriksaan dengan stetoskop, suara bising usus berkurang atau hilang sama sekali. Foto rontgen perut menunjukkan lingkaran usus yang menggembung. Kadang dilakukan pemeriksaan kolonoskopi (pemeriksaan usus besar) untuk mengevaluasi keadaan.


PENGOBATAN
Pembentukan gas dan cairan karena ileus harus dihilangkan. Kadang sebuah selang dimasukkan ke dalam usus besar melalui anus untuk mengurangi tekanan. Selang lainnya yang dihubungkan dengan alat penghisap, dimasukkan melalui hidung menuju ke lambung atau usus halus, untuk mengurangi tekanan dan peregangan.

Penderita tidak boleh makan atau minum apapun sampai krisisnya teratasi. Cairan dan elektrolit diberikan melalui infus.

Senin, 05 April 2010

Irritable Bowel Syndrome (IBS)

DEFINISI
Irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan pada seluruh saluran pencernaan yang menyebabkan nyeri perut dan sembelit atau diare.
  • Faktor bahan-bahan dan emosi yang berubah-ubah bisa memicu gejala-gejala pada IBS.
  • Seorang dokter biasanya mendiagnosa IBS berdasarkan gejala-gejala tetapi melakukan tes untuk mengesampingkan masalah-masalah lain.
  • Makan teratur adalah sering terbaik, dan obat-obatan biasanya bisa menghilangkan gejala-gejala khusus.
IBS mempengaruhi sekitar 10 sampai 15% populasi umum. Beberapa tetapi tidak seluruh penelitian menduga wanita dengan IBS lebih mungkin berkonsultasi dengan seorang dokter. IBS adalah gangguan paling umum didiagnosa oleh gastroenterologist (dokter yang spesialisasi pada gangguan saluran pencernaan).

IBS biasanya diklasifikasikan sebagai ”gangguan fungsional” karena penyakit ini merusak fungsi aktivitas normal tubuh, seperti gerakan usus, sensitivitas saraf usus atau kerja dari otak yang mengontrol beberapa fungsi tersebut. Meskipun fungsi normal dirusak, tidak ada struktur yang abnormal yang dapat terlihat dengan endoscope (pipa fleksible pelihat), sinar X, atau tes darah. Sehingga, IBS diidentifikasi dengan ciri khas dari gejala-gejala dan jika diperlukan hasil tes terbatas.


PENYEBAB
Penyebab IBS tidak jelas. Pada beberapa pasien IBS, saluran cerna khususnya yang sensitif terhadap rangsangan-penderita dapat mengalami ketidaknyamanan karena gas usus atau kontraksi yang pada orang lain tidak menimbulkan gangguan. Meskipun perubahan gerakan usus besar yang terjadi pada IBS dapat terlihat berhubungan dengan kontraksi usus yang abnormal, tidak semua penderita IBS mengalami kontraksi abnormal, dan sebagian besar mengalami, kontraksi abnormal tidak selalu merupakan gejala.

Faktor emosional (misal, stress, gelisah, depresi, dan takut), makanan, obat-obatan, hormon, atau iritan kecil bisa memicu atau memperburuk serangan (penyakit atau serangan) pada IBS. Untuk beberapa orang, makanan kalori-tinggi atau makanan tinggi-lemak kemungkinan bisa memicu. Untuk orang lain, gandum, produk susu, kopi, teh, atau buah jeruk tampaknya bisa membuat gejala-gejala tersebut karena banyak produk makanan yang mengandung beberapa bahan-bahan yang kemungkinan sulit untuk mengidentifikasi pemicu khusus. Yang lain menemukan bahwa makan terlalu cepat atau makan setelah jangka waktu yang terlalu lama tanpa makanan menjadi pemicu.

Meskipun begitu, hubungannya tidak konsisten. Seseorang tidak selalu mendapatkan gejala-gejala setelah pemicu biasa, dan gejala-gejala seringkali muncul tanpa berbagai pemicu yang jelas. Hal ini tidak jelas bagaimana seluruh pemicu tersebut berhubungan dengan penyebab IBS.


GEJALA
IBS cenderung terjadi di usia remaja dan 20-tahunan, menyebabkan serangan pada gejala-gejala yang berulang pada periode yang tidak teratur. Serangan pada akhir hidup dewasa tidak umum tetapi tidak langka. Serangan hampir selalu terjadi ketika seseorang sadar, dan jarang membuat seseorang terjaga dari tidur.

Gejala-gejala termasuk nyeri perut berhubungan dengan atau diringankan dengan melakukan buang air besar (defekasi), perubahan pada frekwensi kotoran (seperti sembelit atau diare) atau konsistensi, perluasan perut (distention), lendir pada kotoran, dan rasa tidak sepenuhnya kosong setelah buang air besar. Nyeri tersebut bisa menimbulkan rasa sakit atau kram yang terus-menerus muncul, biasanya di sepanjang perut bagian bawah.

Kembung, gas, mual, sakit kepala, lelah, depresi, gelisah, dan sulit konsentrasi adalah gejala-gejala lainnya. Pada umumnya, karakter dan lokasi nyeri tersebut, memicu (faktor yang mempercepat), dan pola pada gerakan isi perut secara relatif konsisten sepanjang waktu. Meskipun begitu, gejala-gejala bisa meningkat atau menurun pada tingkat keparahannya dan juga berubah sepanjang waktu.


DIAGNOSA
Kebanyakan orang dengan IBS terlihat sehat. Uji fisik umumnya tidak menunjukkan apapun yang tidak umum kecuali kadangkala kelembutan di sepanjang usus besar. Dokter biasanya melakukan beberapa tes-misal, tes darah, penelitian kotoran, dan sigmoidoskopi-untuk membedakan IBS dari penyakit Crohn, ulcerative colitis, kanker (sebagian besar pada orang yang berusia lebih dari 40 tahun), collagenous colitis, lymphocytic colitis, dan banyak penyakit lainnya yang bisa menyebabkan nyeri perut dan perubahan pada kebiasaan buang air. Hasil tes ini biasanya normal pada orang dengan IBS, meskipun kotoran tersebut kemungkinan berair, dan prosedur sigmoidoskopi bisa menyebabkan kejang dan nyeri yang tidak umum. Dokter biasanya melakukan tes lagi-seperti ultrasound perut, sinar X pada usus, atau colonoscopi-pada orang tua dan pada mereka yang mengalami gejala-gejala yang tidak umum untuk IBS, seperti demam, kotoran berdarah, berat badan hilang, dan muntah.

Gangguan saluran pencernaan lain (seperti radang usus buntu, penyakit batu empedu, borok, dan kanker) bisa terbentuk pada seseorang dengan IBS, terutama setelah usia 40 tahun. Dengan demikian, jika gejala seseorang berubah secara signifikan atau tidak biasanya untuk IBS, penelitian lebih lanjut kemungkinan diperlukan.


PENGOBATAN
Pengobatan berbeda dari orang ke orang. Jika makanan atau jenis stress tertentu muncul untuk membuat masalah, mereka harus menghindari jika mungkin. Untuk kebanyakan orang, khususnya mereka yang cenderung untuk sembelit, kegiatan fisik teratur membantu menjaga fungsi saluran pencernaan secara normal.

Pada umumnya, diet normal adalah terbaik. Kebanyakan orang lebih baik sering makan, makanan porsi kecil dibandingkan tidak sering dengan porsi makanan besar (misal, lima atau enam kali makanan porsi kecil dibandingkan tiga porsi makanan besar setiap hari). Orang dengan perut kembung dan peningkatan gas (gas dalam perut) harus menghindari kacang-kacangan, kubis, dan makanan lain yang sulit untuk dicerna. Sorbitol, dan pemanis buatan digunakan pada makanan diet dan pada beberapa obat-obatan dan mengunyah permen karet, harus tidak dikonsumsi dalam jumlah besar.

Fruktosa, gula yang ditemukan dalam buah-buahan, berry, dan beberapa tanaman, harus dimakan hanya dalam jumlah sedikit. Diet rendah lemak membantu beberapa orang, terutama mereka yang perutnya terlalu lambat atau terlalu cepat kosong. Orang yang mengalami baik IBS dan kekurangan laktosa harus mengkonsumsi produk susu tidak berlebihan. Bahkan pasien dengan kekurangan laktosa bisa kemungkinan harus mengkonsumsi segelas susu dalam jumlah sedikit sepanjang hari.

Sembelit seringkali dihilangkan bisa dengan mengkonsumsi lebih banyak serat. Orang yang mengalami sembelit bisa menggunakan satu sendok teh gandum dengan sedikit air dan cairan lain pada setiap makanan, atau mereka bisa menggunakan suplemen psyllium mucilloid dengan 2 gelas air. Menambahkan serat makanan bisa membuat gas dalam perut dan kembung.

Kadangkala, beberapa gas dalam perut kemungkinan dikurangi dengan mengganti serat sintetis buatan (seperti methylcellulose). Obat pencuci perut termasuk yang mengandung sorbitol, lactulose, atau polyethylene glycol, dan obat pencuci mulut perangsang seperti yang mengandung bisacodyl atau gliserin. Lubiprostone, obat pencuci perut terbaru, bisa juga menghilangkan sembelit.

Relaksan otot-halus, seperti dicyclomine, bisa menghilangkan nyeri perut tetapi sering menyebabkan efek samping anticholinergic, seperti mulut kering, penglihatan buram, atau kesulitan berkemih. Obat-obatan anti diare, seperti diphenoxylate atau loperamide, membantu orang dengan diare, sebagaimana obat-obatan seperti alosetron, yang mengurangi efek serotonim, penghantar bahan kimia di dalam tubuh.

Minyak aromatik, seperti minyak pepermin, seringkali membantu gejala-gejala gas dalam perut dan kram. Antidepresan, tekhik modifikasi perilaku (seperti terapi perilaku kognitif), psiko terapi, dan hypnotis seringkali sangat efektif untuk mengendalikan gejala-gejala pada IBS. Penggunaan jangka panjang pada antidepresan dalam dosis yang rendah atau lebih tinggi yang layak aman. Antidepresan bisa tidak hanya menghilangkan nyeri dan gejala-gejala lain tetapi juga bisa membantu menghilangkan masalah-masalah tidur dan depresi atau gelisah.

Minggu, 04 April 2010

Cincin Kerongkongan Bagian Bawah (Cincin Schatzki)

DEFINISI
Cincin Kerongkongan Bagian Bawah (Cincin Schatzki) merupakan suatu penyempitan pada bagian bawah kerongkongan, yang kemungkinan merupakan kelainan bawaan.


PENYEBAB
Kemungkinan merupakan suatu kelainan bawaan.


GEJALA
Ukuran normal dari diameter kerongkongan bagian bawah adalah 3,75-5 cm. Bila menyempit sampai sekitar 1,5 cm atau kurang, maka seseorang bisa mengalami kesulitan dalam menelan makanan padat. Gejala ini bisa dimulai pada umur berapapun, biasanya sebelum usia 25 tahun. Cincin dengan diameter lebih dari 2 cm, biasanya tidak menimbulkan gejala. Pada kelainan ini, kesulitan menelan terjadi hilang-timbul.


DIAGNOSA
Untuk menemukan kelainan ini, sering dilakukan rontgen barium.


PENGOBATAN
Tetap mengunyah makanan melalui kelainan ini, biasanya akan mengurangi gejalanya. Bila hal ini tidak berhasil, cincin yang menyempit bisa dibuka melalui pembedahan. Pilihan lainnya adalah menggunakan dilator atau bisa melewatkan endoskopi melalui mulut dan tenggorokan untuk melebarkan kerongkongan yang menyempit.

Selaput Kerongkongan (Sindroma Plummer-Vinson, Disfagia Sideropenik)

DEFINISI
Selaput Kerongkongan (Sindroma Plummer-Vinson, Disfagia Sideropenik) adalah selaput tipis dari lapisan permukaan (mukosa) kerongkongan, yang tumbuh melintang di dalam kerongkongan.


PENYEBAB
Meskipun jarang, selaput ini sering ditemukan pada penderita anemia karena kekurangan zat besi berat yang tidak diobati.


GEJALA
Selaput pada kerongkongan bagian atas, biasanya menyebabkan kesulitan dalam menelan makanan padat.


DIAGNOSA
Film sinar rontgen (sineradiograf) yang dikerjakan ketika pasien menelan barium (barium meal), merupakan teknik diagnostik terbaik untuk menemukan kelainan ini.


PENGOBATAN
Jika anemia berhasil diobati, maka selaput kerongkongan akan menghilang. Bila selaput tetap ada, bisa dirobek dengan menggunakan dilator atau endoskopi.

Disfagi Lusoria

DEFINISI
Disfagia Lusoria adalah kesulitan menelan yang disebabkan oleh penekanan kerongkongan oleh pembuluh darah.


PENYEBAB
Disfagia Lusoria merupakan cacat bawaan yang paling sering melibatkan kelainan arteri subklavia yang secara abnormal terletak di sebelah kanan.


GEJALA
Kesulitan menelan bisa terjadi pada masa kanak-kanak atau bisa timbul di kemudian hari sebagai akibat dari terbentuknya aterosklerosis, pada pembuluh yang abnormal.


DIAGNOSA
Rontgen barium dapat memperlihatkan kerongkongan yang terjepit. Arteriografi dilakukan untuk memperkuat dugaan bahwa penekanan disebabkan oleh arteri.


PENGOBATAN
Jarang diperlukan tindakan pembedahan.

Penyebab Lain Dari Penyumbatan Kerongkongan

DEFINISI
Berbagai keadaan, baik di dalam kerongkongan maupun organ lainnya, bisa menyebabkan penyumbatan pada kerongkongan.


PENYEBAB
Pada beberapa orang, penyempitan (striktur) kerongkongan merupakan kelainan bawaan. Pada yang lainnya, penyempitan diakibatkan oleh kerusakan yang disebabkan karena pengaliran balik asam dari lambung (refluks asam lambung) yang berulang-ulang.

Penyempitan juga mungkin disebabkan oleh penekanan dari luar kerongkongan, seperti:
- penekanan dari pembesaran atrium kiri jantung
- aneurisma aorta
- arteri subklavia yang abnormal
- kelainan kelenjar tiroid
- pertumbuhan yang keluar dari tulang belakang atau
- kanker (paling sering kanker paru-paru).

Penyebab yang paling serius adalah kanker kerongkongan.


GEJALA
Karena semua kelainan ini menyebabkan diameter kerongkongan menjadi sempit, maka biasanya terjadi kesulitan dalam menelan makanan padat, terutama daging dan roti. Bila penyempitan disebabkan oleh aliran balik asam,akan terjadi kesulitan menelan disertai oleh gejala menahun seperti rasa terbakar di dada yang hebat dan nyeri tajam yang berkala di belakang tulang dada pada malam hari atau ketika membungkuk. Kesulitan menelan makin memburuk selama bertahun-tahun. Pada kanker kerongkongan, kesulitan menelan bertambah buruk dalam beberapa minggu atau bulan.


DIAGNOSA
Foto rontgen biasanya digunakan untuk menentukan penyebab dan lokasi penyumbatan.


PENGOBATAN
Pengobatan dan ramalan penyakit (prognosa) tergantung kepada penyebabnya.

Kejang Kerongkongan Yang Tersebar

DEFINISI
Kejang Kerongkongan Yang Tersebar (Spasme Esofageal Difusa, Rosary Bead, Corckscrew Esophagus) adalah kelainan gerakan mendorong (gerakan peristaltik) pada kerongkongan, yang disebabkan oleh kegagalan pemakaian (malfungsi) saraf-sarafnya.


PENYEBAB
Gerakan mendorong normal yang menggerakkan makanan melewati kerongkongan, bergantian secara berkala dengan kontraksi tanpa dorongan. Pada 30% penderita, katup kerongkongan bawah membuka dan menutup secara abnormal.


GEJALA
Kejang otot di sepanjang kerongkongan dirasakan sebagai nyeri dada di bawah tulang dada, yang disertai dengan kesulitan menelan cairan maupun makanan padat. Nyeri juga timbul pada malam hari dan bisa terasa sangat hebat sehingga membangunkan penderita dari tidurnya. Carian yang sangat panas atau dingin dapat memperburuk rasa nyeri. Setelah beberapa tahun, kelainan ini bisa berkembang menjadi akalasia.

Kejang kerongkongan yang tersebar juga dapat menyebabkan nyeri yang hebat tanpa disertai kesulitan menelan. Nyeri ini, sering digambarkan sebagai nyeri yang memeras di bawah tulang dada, dapat terjadi sewaktu berolah raga atau beraktivitas, sehingga sulit untuk membedakannya dengan angina (nyeri dada yang disebabkan penyakit jantung).


DIAGNOSA
Pemeriksaan rontgen yang diambil ketika penderita menelan barium, dapat memperlihatkan bahwa makanan tidak bergerak secara normal di sepanjang kerongkongan dan kontraksi dinding kerongkongan tidak teratur. Pemeriksaan skintigrafi kerongkongan (pemeriksaan untuk menunjukkan pergerakan makanan yang sudah diberi label zat radioaktif), digunakan untuk mendeteksi gerakan abnormal dari makanan yang melewati kerongkongan.

Pengukuran tekanan (manometri) merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan paling terperinci untuk kejang kerongkongan. Jika pemeriksaan ini tidak meyakinkan, manometri bisa digunakan setelah penderita makan atau menelan edrofonium untuk merangsang kejang yang disertai nyeri.


PENGOBATAN
Nitrogliserin (nitrat yang masa kerjanya lama), anti cholinergik (misalnya disiklomin) atau penghambat saluran kalsium (contohnya nifedipin), dapat meringankan gejala-gejalanya. Kadang-kadang diperlukan obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat.

Menggelembungkan sebuah balon di dalam kerongkongan atau memasukan alat pelebar yang terbuat dari logam (untuk melebarkan kerongkongan) bisa membantu meringankan gejala. Jika pengobatan-pengobatan tersebut tidak efektif, mungkin lapisan otot sepanjang kerongkongan harus dipotong melalui pembedahan.

Akalasia (Kardiospasme, Esophageal Aperistaltis, Megaesofagus)

DEFINISI
Akalasia (Kardiospasme, Esophageal aperistaltis, Megaesofagus) adalah suatu kelainan yang berhubungan dengan saraf, yang tidak diketahui penyebabnya. Kelainan ini bisa mengenai dua proses, yaitu kontraksi dari gelombang yang berirama, yang mendorong makanan ke bawah (gerakan peristaltik) dan pembukaan katup kerongkongan bagian bawah.

Akalasia bisa terjadi pada umur berapapun, tetapi biasanya dimulai pada usia antara 20-40 tahun dan kemudian berkembang secara bertahap selama beberapa bulan atau beberapa tahun.


PENYEBAB
Akalasia mungkin disebabkan oleh kegagalan fungsi (malfungsi) dari saraf-saraf yang mengelilingi kerongkongan dan mempersarafi otot-ototnya.


GEJALA
Gejala utamanya adalah kesulitan dalam menelan makanan, baik makanan cair maupun padat. Penyempitan katup kerongkongan bawah menyebabkan kerongkongan di atasnya melebar. Gejala lainnya bisa berupa nyeri dada, pemuntahan kembali (regurgitasi) isi kerongkongan yang melebar dan batuk pada malam hari. Nyeri dada dapat terjadi pada saat menelan atau tanpa alasan tertentu.

Sekitar 1/3 penderita memuntahkan kembali makanan yang belum dicerna ketika tidur. Pada saat ini makanan bisa terhirup ke dalam paru-paru, dan dapat menyebabkan abses paru, bronkiektasis (pelebaran dan infeksi saluran nafas) atau pneumonia aspirasi. Akalasia juga merupakan faktor resiko untuk terjadinya kanker kerongkongan, walaupun mungkin hanya kurang dari 5% dari kasus.


DIAGNOSA
Pemeriksaan rontgen kerongkongan yang diambil ketika penderita menelan barium akan menunjukan hilangnya gerakan peristaltik. Kerongkongan melebar, seringkali terdapat dalam ukuran yang tidak normal, tetapi bagian bawahnya menyermpit. Pengukuran tekanan di dalam kerongkongan (manometri), menunjukan berkurangnya kontraksi, meningkatnya tekanan menutup dari katup bagian bawah dan pembukaan katup yang tidak lengkap pada saat penderita menelan.

Esofagoskopi menunjukkan pelebaran kerongkongan tanpa penyumbatan. Dengan menggunakan esofagoskopi bisa diambil contoh jaringan untuk biopsi, untuk meyakinkan bahwa gejalanya tidak disebabkan oleh kanker pada ujung bawah kerongkongan. Penyebab akalasia sering tidak berbahaya dan tidak menyebabkan sakit berat. Bila isi lambung terhirup ke dalam paru-paru, maka ramalan penyakitnya (prognosis) buruk, karena menyebabkan komplikasi paru-paru yang sulit diobati.


PENGOBATAN
Tujuan pengobatan adalah untuk mempermudah pembukaan katup kerongkongan bagian bawah. Pendekatan pertama adalah melebarkan katup secara mekanik, contohnya dengan menggelembungkan sebuah balon di dalam kerongkongan. 40% hasil dari prosedur ini memuaskan, tetapi mungkin perlu dilakukan secara berulang.

Dengan pemberian nitrat (contohnya nitroglycerin) yang ditempatkan di bawah lidah sebelum makan atau penghambat saluran kalsium (contohnya nifedipine), maka tindakan untuk melebarkan kerongkongan dapat ditangguhkan.

Pada kurang dari 1% kasus, kerongkongan dapat pecah selama prosedur pelebaran, menyebabkan peradangan pada jaringan di sekitarnya (mediastinitis). Perlu dilakukan tindakan pembedahan segera untuk menutup dinding kerongkongan yang pecah. Pilihan pengobatan lainnya adalah dengan menyuntikkan racun botulinum pada katup kerongkongan bagian bawah. Pengobatan ini sama efektifnya dengan dilatasi (pelebaran) mekanik tetapi efek jangka panjangnya belum diketahui.

Jika pelebaran atau terapi racun botulinum tidak berhasil, biasanya perlu dilakukan pembedahan untuk memotong serat otot pada katup kerongkongan bagian bawah. 85% kasus bisa diatasi dengan pembedahan, tetapi 15% diantaranya mengalami refluks asam setelah pembedahan.

Refluk Asam (Refluks Gastroesofageal)

DEFINISI
Refluks Asam (Refluks Gastroesofageal) adalah pengaliran kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lapisan lambung melindungi lambung dari asam lambung. Karena kerongkongan kekurangan lapisan pelindung semacam ini, maka asam lambung yang mengalir kembali ke dalam kerongkongan, menyebabkan:
- nyeri
- peradangan (esofagitis)
- kerusakan kerongkongan.

Tingkat peradangan tergantung dari keasaman isi lambung, volume asam lambung dalam kerongkongan dan kemampuan untuk mengeluarkan cairan yang mengalami regurgitasi dari kerongkongan.


PENYEBAB
Asam mengalami refluks bila katup kerongkongan tidak berfungsi dengan baik. Dalam posisi berbaring, yang berperan dalam terjadinya refluks ini adalah gaya gravitasi.


GEJALA
Gejala yang paling nyata dari refluks asam ini adalah perasaan terbakar di belakang tulang dada. Nyeri ini dirasakani di dalam dada dan bisa menjalar ke leher, tenggorokan bahkan ke wajah. Nyeri disebabkan oleh pengaliran kembali (refluks) asam dari lambung ke kerongkongan. Nyeri biasanya timbul setelah makan atau ketika berbaring.

Rasa terbakar dapat disertai dengan keluarnya isi lambung ke dalam mulut atau produksi air liur yang berlebihan. Jumlah air liur yang banyak, yang terjadi jika asam lambung mengiritasi kerongkongan bagian bawah yang meradang disebut water brash.

Komplikasi dari refluk asam ini adalah:
- penyempitan kerongkongan (striktur esofageal peptikum)
- tukak kerongkongan
- perubahan pre-kanker pada lapisan kerongkongan (sindroma Barret).

Peradangan esofagus (kerongkongan) menyebabkan nyeri selama menelan dan perdarahan yang biasanya ringan, tetapi bisa juga berat. Penyempitan menyebabkan kesulitan menelan makanan padat bertambah buruk. Tukak esofageal peptik adalah luka terbuka yang terasa nyeri pada lapisan kerongkongan. Nyeri ini biasanya dirasakan di belakang tulang dada atau tepat di bawahnya dan dapat dihilangkan dengan antasida.

Penyembuhan dengan menggunakan obat yang mengurangi asam lambung memakan waktu 4-12 minggu. Penyembuhan tukak biasanya lambat, cenderung kambuh dan biasanya setelah sembuh menyebabkan penyempitan kerongkongan.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pemeriksaan rontgen dan esofagoskopi, pengukuran tekanan dari katup kerongkongan bawah (manometri), pemeriksaan keasaman (pH) kerongkongan dan tes Bernstein (pemeriksaan asam kerongkongan), kadang-kadang perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan mencari komplikasinya.

Biopsi atau tes Bernstein merupakan pemeriksaan diagnostik terbaik untuk membuktikan bahwa gejala disebabkan oleh refluks asam. Biopsi juga merupakan satu-satunya pemeriksaan yang dapat dipercaya untuk mendeteksi sindroma Barret. Pada tes Bernstein, larutan asam ditempatkan di kerongkongan bawah. Tes tersebut menunjukan suatu refluks asam bila gejalanya cepat timbul dan kemudian menghilang ketika diberikan larutan garam di kerongkongan bawah. Esofagoskopi bisa menunjukkan sejumlah penyebab yang mungkin dan komplikasinya.

Pemeriksaan mikroskopik dari sampel biopsi yang diambil dari kerongkongan, bisa secara akurat mengidentifikasi refluks asam, bahkan jika peradangan tidak tampak pada pemeriksaan esofagoskopi. Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah penderita minum larutan barium dan berbaring dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki dapat menunjukan refluks barium dari lambung ke kerongkongan. Dokter dapat menekan perut untuk meningkatkan refluk. Pemeriksaan rontgen setelah menelan barium juga dapat menunjukkan tukak kerongkongan atau penyempitan kerongkongan. Pengukuran tekanan pada katup kerongkongan bawah menunjukan kekuatannya dan dapat membedakan katup yang normal dari katup yang berfungsi buruk.


PENGOBATAN
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menghilangkan refluks asam :
  1. Meninggikan kepala pada saat tidur kurang lebih 15 cm, dapat menjauhkan aliran asam dari kerongkongan ketika penderita tidur
  2. Menghindari kopi, alkohol dan bahan lain yang merangsang lambung dengan kuat untuk memproduksi asam
  3. Mengkonsumsi antasid satu jam setelah makan dan sebelum tidur untuk menetralisasi asam lambung dan mengurangi kebocoran dari katup kerongkongan bawah
  4. Memakan obat seperti cimetidine dan ranitidine dapat mengurangi keasaman lambung
  5. Menghindari makanan tertentu (seperti lemak dan coklat), merokok dan obat-obatan tertentu (contohnya antikolinergik), karena hal-hal tersebut meningkatkan kecenderungan untuk terjadinya kebocoran pada katup kerongkongan bawah
  6. Bisa diberikan obat-obat kolinergik (misalnya betanekol, metoclopramide), untuk memperkuat penutupan katup kerongkongan bawah.

Pada perdarahan kerongkongan yang berat, diperlukan pembedahan darurat. Penyempitan kerongkongan dapat diobati dengan terapi obat dan terapi pelebaran berulang, dengan menggunakan balon maupun logam.

Omeprazole atau lansoprazole atau pembedahan dapat mengurangi peradangan berat, perdarahan, penyempitan, tukak atau gejala yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan apapun. Omeprazole dan lansoprazole adalah obat yang paling efektif untuk menyembuhkan peradangan kerongkongan yang disebabkan refluks dengan cepat. Sindroma Barret, suatu keadaan pre-kanker, dapat menghilang ataupun menetap, setelah suatu pengobatan yang menghilangkan gejala-gejalanya.

Kantong Kerongkongan (Divertikula)

DEFINISI
Kantong Kerongkongan (Divertikula) merupakan penonjolan kerongkongan abnormal, yang kadang menyebabkan kesulitan menelan.

Ada tiga jenis kantung esofagus:
  1. Kantong Faringeal atau divertikulum Zenker
  2. Kantong Midesofageal atau divertikulum traksi
  3. Kantong Epifrenik.

PENYEBAB
Setiap jenis kantong kerongkongan memiliki penyebab yang berbeda, tapi kemungkinan semuanya berhubungan dengan penelanan dan relaksasi otot yang tidak terkoordinasi, seperti yang terjadi pada kelainan akalasia dan kejang kerongkongan yang tersebar.


GEJALA
Kantong yang besar dapat terisi dengan makanan yang kemudian bisa dimuntahkan pada saat penderita berbaring atau membungkuk. Hal ini dapat menyebabkan makanan terhirup ke dalam paru-paru ketika tidur dan terjadilah pneumonia aspirasi. Kadang kantung kerongkongan ini bisa membesar dan menyebabkan kesulitan menelan.


DIAGNOSA
Untuk menegakkan diagnosis kantong kerongkongan, biasanya dilakukan pemeriksaan sineradiograf yang dilakukan selama penderita menelan barium.


PENGOBATAN
Biasanya tidak diperlukan pengobatan. Jika terdapat gangguan dalam proses menelan atau terjadi aspirasi ke dalam paru-paru, bisa dilakukan pembedahan untuk mengangkat kantong kerongkongan.

Hernia Hiatal

DEFINISI
Hernia Hiatal adalah penonjolan dari suatu bagian lambung melalui diafragma, dari posisinya yang normal di dalam perut. Diafragma adalah lembaran otot yang digunakan untuk bernafas, yang merupakan pembatas antara dada dan perut. Pada sliding hiatal hernia, perbatasan antara kerongkongan dan lambung, juga sebagian dari lambung, yang secara normal berada di bawah diafragma, menonjol ke atas diagragma.

Pada hernia hiatal paraesofageal, perbatasan antara kerongkongan dan lambung berada dalam tempat yang normal yaitu di bawah diafragma, tetapi bagian dari lambung ada yang terdorong ke atas diafragma dan terletak di samping kerongkongan. Hernia hiatal sering terjadi, terutama pada usia diatas 50 tahun. Akibat dari kelainan ini bisa terjadi regurgitasi asam lambung.


PENYEBAB
Penyebab hernia hiatal biasanya tidak diketahui, tetapi bisa terjadi karena adanya kelamahan pada jaringan penyokong.

Faktor resiko terjadinya hernia hiatal pada dewasa adalah:
- pertambahan usia
- kegemukan
- merokok.

Pada anak-anak, hernia hiatal biasanya merupakan suatu cacat bawaan. Hernia hiatal pada bayi biasanya disertai dengan refluks gastroesofageal.


GEJALA
Penderita sliding hernia hiatal mencapai lebih dari 40% orang, tetapi kebanyakan tanpa gejala. Gejala yang terjadi biasanya ringan. Hernia hiatal paraesofageal umumnya tidak menyebabkan gejala. Tetapi bagian yang menonjol ini bisa terperangkap atau terjepit di diafragma dan mengalami kekurangan darah. Bila keadaannya serius dan timbul nyeri, disebut penjeratan (strangulasi), yang membutuhkan pembedahan darurat. Kadang terjadi perdarahan mikroskopis atau perdarahan berat dari lapisan hernia, yang bisa terjadi pada kedua jenis hernia hiatal tersebut.

Hernia hiatal
Hernia hiatal


DIAGNOSA
Biasanya, pemeriksaan rontgen bisa menunjukkan adanya hernia hiatal, meskipun harus disertai dengan penekanan yang kuat pada perut.

Rontgen hernia hiatal


PENGOBATAN
Hernia hiatal biasanya tidak membutuhkan pengobatan spesifik, tapi bila disertai dengan refluks asam, harus diobati. Hernia para esofageal bisa disembuhkan dengan pembedahan untuk mencegah terjadinya strangulasi.

Baca juga:
>> Mengenal Hernia
>> Hernia Inguinalis
>> Obat Hernia

Robekan Pada Kerongkongan

DEFINISI
SINDROMA MALLORY-WEISS

Sindroma Mallory-Weiss adalah luka robek (lecet) pada bagian bawah kerongkongan dan bagian atas lambung selama muntah-muntah atau cegukan yang sangat kuat. Gejala awal biasanya berupa perdarahan karena pecahnya arteri. Sindroma Mallory-Weiss adalah penyebab dari 5% perdarahan di saluran pencernaan atas. Diagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan esofagoskopi atau arteriografi. Luka robek (lecet) tidak dapat dideteksi dengan foto rontgen biasa.

Kebanyakan perdarahan berhenti dengan sendirinya, namun kadang-kadang perlu dilakukan pengikatan arteri yang pecah melalui pembedahan. Perdarahan juga bisa dikendalikan dengan menyuntikkan vasopresin pada saat melakukan arteriografi.


PECAH KERONGKONGAN

Kerongkongan bisa pecah selama tindakan endoskopi atau prosedur lainnya dimana ada alat yang dimasukkan. Beberapa kasus pecahnya kerongkongan memiliki resiko kematian yang tinggi. Pecah kerongkongan biasanya disebabkan oleh muntah dan kadang juga bisa disebabkan karena mengangkat beban berat atau mengedan selama buang air besar.

Pecah kerongkongan menyebabkan peradangan jaringan dada di luar kerongkongan dan memungkinkan cairan masuk ke ruangan di antara pleura yang membungkus paru-paru (efusi pleura). Dilakukan pembedahan segera untuk memperbaiki kerongkongan dan mengeluarkan cairan yang terkumpul.

Divertikulosis

DEFINISI
Divertikulosis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya divertikula, biasanya pada usus besar. Divertikula bisa muncul di setiap bagian dari usus besar, tetapi paling sering terdapat di kolon sigmoid, yaitu bagian terakhir dari usus besar tepat sebelum rektum. Sebuah divertikulum merupakan penonjolan pada titik-titik yang lemah, biasanya pada titik dimana pembuluh nadi (arteri) masuk ke dalam lapisan otot dari usus besar.

Kejang (spasme) diduga menyebabkan bertambahnya tekanan dalam usus besar, sehingga akan menyebabkan terjadinya lebih banyak divertikula dan memperbesar divertikula yang sudah ada. Ukuran divertikula bermacam-macam, mulai dari 0,25-2,5 cm. Jarang timbul sebelum usia 40 tahun. Pada usia 90 tahun, seseorang bisa memiliki lebih dari satu divertikula.

Divertikula raksasa memiliki ukuran sekitar 2,5-15 cm, jarang membentuk kantong yang menonjol keluar. Seseorang bisa hanya memiliki satu divertikula raksasa.

divertikulum


PENYEBAB
Penyebab utama dari penyakit divertikulum adalah makanan rendah serat. Serat merupakan bagian dari buah-buahan, sayuran dan gandum yang tidak dapat dicerna oleh tubuh.

Terdapat 2 jenis serat:
  • Serat yang larut dalam air, di dalam usus terdapat dalam bentuk yang menyerupai agar-agar yang lembut
  • Serat yang tidak larut dalam air, melewati usus tanpa mengalami perubahan bentuk.
Kedua jenis serat tersebut membantu memperlunak tinja sehingga mudah melewati usus. Serat juga mencegah sembelit (konstipasi). Sembelit menyebabkan otot-otot menjadi tegang karena tinja yang terdapat di dalam usus terlalu keras. Hal ini merupakan penyebab utama dari meningkatnya tekanan di dalam usus besar. Tekanan yang berlebihan menyebabkan titik-titik lemah pada usus besar menonjol dan membentuk divertikula.


GEJALA
Kebanyakan penderita divertikulosis tidak menunjukan gejala. Tetapi beberapa ahli yakin bahwa bila seseorang mengalami nyeri kram, diare dan gangguan pencernaan lainnya, yang tidak diketahui penyebabnya, bisa dipastikan penyebabnya adalah divertikulosis.

Pintu divertikulum bisa mengalami perdarahan, yang akan masuk ke dalam usus dan keluar melalui rektum. Perdarahan bisa terjadi jika tinja terjepit di dalam divertikulum dan merusak pembuluh darahnya. Perdarahan lebih sering terjadi pada divertikula yang terletak di kolon asendens.

Divertikulanya sendiri tidak berbahaya. Tetapi tinja yang terperangkap di dalam divertikulum, bukan saja bisa menyebabkan perdarahan, tetapi juga menyebabkan peradangan dan infeksi, sehingga timbul divertikulitis. Sumber perdarahan bisa diketahui melalui pemeriksaan kolonoskopi.


KOMPLIKASI
  1. Perdarahan.
    Perdarahan merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Jika sebuah divertikula mengalami perdarahan, maka darah akan muncul dalam tinja atau di toilet. Perdarahan bisa bersifat berat, tetapi juga bisa berhenti dengan sendirinya dan tidak memerlukan penanganan khusus. Perdarahan terjadi karena sebuah pembuluh darah yang kecil di dalam sebuah divertikula menjadi lemah dan akhirnya pecah.

  2. Abses, Perforasi & Peritonitis.
    Infeksi yang menyebabkan terjadinya divertikulitis seringkali mereda dalam beberapa hari setelah antibiotik diberikan. Jika infeksi semakin memburuk, maka akan terbentuk abses di dalam kolon. Abses merupakan suatu daerah terinfeksi yang berisi nanah dan bisa menyebabkan pembengkakan serta kerusakan jaringan. Kadang divertikula yang terinfeksi akan membentuk lubang kecil, yang disebut perforasi. Perforasi ini memungkinkan mengalirnya nanah dari kolon dan masuk ke dalam daerah perut. Jika absesnya kecil dan terbatas di dalam kolon, maka abses dengan pemberian antibiotik, abses ini akan mereda. Jika setelah pemberian antibiotik, absesnya menetap, maka dilakukan tindakan untuk membuang nanah (drainase). Abses yang besar akan menimbulkan masalah yang serius jika infeksinnya bocor dan mencemari daerah diluar kolon. Infeksi yang menyebar ke dalam rongga perut disebut peritonitis. Peritonitis memerlukan tindakan pembedahan darurat untuk membersihkan rongga perut dan membuang bagian kolon yang rusak. Tanpa pembedahan, peritonitis bisa berakibat fatal.

  3. Fistula.
    Fistula merupakan hubungan jaringan yang abnormal diantara 2 organ atau diantara organ dan kulit. Jika pada suatu infeksi jaringan yang mengalami kerusakan bersinggungan satu sama lain, kadang kedua jaringan tersebut akan menempel, sehingga terbentuklah fistula. Jika infeksi karena divertikulitis menyebar keluar kolon, maka jaringan kolon bisa menempel ke jaringan di dekatnya. Organ yang paling sering terkena adalah kandung kemih, usus halus dan kulit. Yang paling sering terbentuk adalah fistula diantara kandung kemih dan kolon. Hal ini lebih sering ditemukan pada pria. Fistula ini menyebabkan infeksi saluran kemih yang berat dan menahun. Kelainan ini bisa diatasi dengan pembedahan untuk mengangkat fistula dan bagian kolon yang terkena.

  4. Penyumbatan usus.
    Jaringan parut akibat infeksi bisa menyebabkan penyumbatan kolon parsial maupun total. Jika hal ini terjadi, maka kolon tidak mampu mendorong isi usus secara normal. Penyumbatan total memerlukan tindakan pembedahan segera.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaaan fisik. Pada pemeriksaan fisik dilakukan colok dubur ke dalam rektum untuk mengetahui adanya nyeri tekan, penyumbatan maupun darah. Pemeriksaan terhadap contoh tinja dilakukan untuk mengetahui adanya tanda-tanda perdarahan dan pemeriksaan darah dilakukan untuk mencari tanda-tanda infeksi. Jika terjadi perdarahan, maka untuk mengetahui sumbernya dilakukan pemeriksaan kolonoskopi.

kolonoskopi


PENGOBATAN
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat (sayuran, buah-buahan dan sereal) bisa mengurangi gejala dan mencegah terjadinya komplikasi. Bila diet tinggi serat saja tidak akan efektif, bisa ditambah dengan bekatul giling atau mengkonsumsi 3,5 gram psillium dalam 8 ons air 1-2 kali/hari. Metil seluclosa juga dapat membantu. Diet rendah serat sebaiknya dihindari karena akan lebih banyak membutuhkan tekanan untuk mendorong isi usus. Divertikulosis tidak membutuhkan pembedahan. Tetapi divertikula raksasa harus diangkat, karena mereka lebih sering mengalami infeksi dan perforasi (perlubangan).

Divertikulitis

DEFINISI
Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada satu atau beberapa divertikula. Divertikulitis jarang terjadi pada orang yang berumur dibawah 40 tahun.


PENYEBAB
Penyebab terjadinya infeksi pada divertikula masih belum pasti. Infeksi mungkin terjadi jika tinja atau bakteri terperangkap di dalam divertikula.


GEJALA
Gejala awalnya adalah nyeri, nyeri tumpul (biasanya pada bagian kiri bawah perut) dan demam.


KOMPLIKASI

Peradangan pada divertikula bisa menyebabkan terjadinya hubungan abnormal (fistula) antara usus besar dan organ lain. Kebanyakan fistula terbentuk diantara kolon sigmoid dan kandung kemih. Fistula ini lebih sering terjadi pada pria, tapi bila rahim sudah diangkat, resiko terbentuknya fistula pada wanita akan meningkat. Pada fistula tertentu, isi usus, termasuk bakteri normal, masuk ke kandung kemih dan menyebabkan infeksi saluran kemih. Fistula lain dapat terjadi diantara usus besar dengan usus halus, rahim, vagina, dinding perut atau bahkan dengan paha atau dada.

Komplikasi lainnya yang mungkin terjadi adalah:
- peradangan di jaringan sekitarnya,
- penyebaran peradangan ke dinding usus
- pecahnya dinding divertikula
- abses
- infeksi perut (peritonitis)
- perdarahan
- penyumbatan usus.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pemeriksaan rontgen dengan barium enema dilakukan untuk memperkuat diagnosis atau untuk mengevaluasi masalah yang dapat merusak atau menembus usus yang meradang, sehingga pemeriksaan ini biasanya ditunda selama beberapa minggu.

Radang usus buntu (apendisitis) dan kanker usus besar (kanker kolon) atau kanker indung telur (kanker ovarium), paling sering dikelirukan dengan divertikulitis. Pemeriksaan CT scan atau USG dilakukan untuk memastikan masalahnya bukan radang usus buntu atau abses. Untuk menyingkirkan dugaan kanker, bisa dilakukan kolonoskopi, terutama bila terjadi perdarahan. Pembedahan eksplorasi mungkin perlu dilakukan untuk memperkuat diagnosis.


PENGOBATAN
Divertikulitis yang ringan bisa diobati di rumah dengan istirahat, diet makanan cair dan antibiotik per-oral (melalui mulut). Gejala biasanya menghilang dengan cepat. Setelah beberapa hari, bisa diberikan diet rendah serat dan psilium. Setelah satu bulan, bisa mulai lagi diberikan diet tinggi serat.

Penderita dengan gejala yang lebih berat, seperti nyeri perut yang terlokalisir, demam dan gejala lain dari infeksi serius atau komplikasi, umumnya dirawat di rumah sakit. Diberikan cairan infus dan antibiotik, istirahat total di tempat tidur dan tidak minum maupun makan apapun melalui mulut, sampai gejalanya menghilang.

Bila keadaannya tidak membaik, terutama bila nyeri, nyeri tekan dan demam makin meningkat, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Hanya sekitar 20% penderita divertikulitis yang membutuhkan pembedahan karena keadaannya tidak membaik, dimana sekitar 70% mengalami nyeri dan peradangan, dan yang lainnya lagi mengalami perdarahan, fistula atau penyumbatan. Pembedahan darurat harus dilakukan pada penderita yang mengalami perforasi dan peritonitis. Bagian yang mengalami perforasi diangkat, dan dibuat saluran antara usus besar dan permukaan kulit (kolostomi).

Jika terjadi perdarahan hebat, sumbernya dapat diidentifikasi dengan melakukan pemeriksaan angiografi (menyuntikan zat warna ke dalam pembuluh darah yang memasok darah ke usus besar lalu difoto rontgen). Penyuntikan vasopresin (obat yang menyempitkan pembuluh balik) dapat mengendalikan perdarahan namun berbahaya, terutama pada usia lanjut.

Pada bebarapa kasus, perdarahan timbul lagi dalam beberapa hari, sehingga diperlukan pembedahan. Pengangkatan bagian usus yang terkena dimungkinkan hanya bila sumber perdarahannya diketahui. Jika tidak, bagian usus yang diangkat lebih banyak lagi (kolektomi subtotal). Bila tanpa pengobatan, perdarahan berhenti (atau berkurang), cara terbaik untuk menentukan penyebab perdarahan adalah dengan melakukan kolonoskopi. Pengobatan untuk fistula meliputi pengangkatan bagian usus besar dimana fistula dimulai dan menyatukan kembali ujung-ujungnya.

Alasan dilakukannya pembedahan elektif pada divertikulitis

Keadaan Alasan
Terjadi 2 kali atau lebih serangan divertikulitis atau 1 kali serangan pada penderita dibawah usia 50 tahun Resiko tinggi terjadinya komplikasi
Perkembangan penyakit yg cepat Resiko tinggi terjadinya komplikasi
Massa lunak di perut yang menetap Bisa merupakan keganasan
Foto rontgen menunjukkan perubahan yg mencurigakan di bagian bawah usus besar (kolon sigmoid) Bisa merupakan keganasan
Nyeri waktu berkemih pada laki-laki dan pada wanita yang menjalani pengangkatan rahim Merupakan petunjuk akan adanya perforasi pada kandung kemih
Nyeri perut mendadak pada orang yang minum kortikosteroid Usus besar bisa mengalami perforasi ke rongga perut

Penyakit Crohn (Enteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis)

DEFINISI
Penyakit Crohn (Enteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis) adalah peradangan menahun pada dinding usus. Penyakit ini mengenai seluruh ketebalan dinding usus. Kebanyakan terjadi pada bagian terendah dari usus halus (ileum) dan usus besar, namun dapat terjadi pada bagian manapun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan bahkan kulit sekitar anus.

Pada beberapa dekade yang lalu, penyakit Crohn lebih sering ditemukan di negara barat dan negara berkembang. Terjadi pada pria dan wanita, lebih sering pada bangsa Yahudi, dan cenderung terjadi pada keluarga yang juga memiliki riwayat kolitis ulserativa. Kebanyakan kasus muncul sebelum umur 30 tahun, paling sering dimulai antara usia 14-24 tahun.

Penyakit ini mempengaruhi daerah tertentu dari usus, kadang terdapat daerah normal diantara daerah yang terkena. Pada sekitar 35% dari penderita penyakit Crohn, hanya ileum yang terkena. Pada sekitar 20%, hanya usus besar yang terkena. Dan pada sekitar 45%, ileum maupun usus besar terkena.


PENYEBAB
Penyebab penyakit Crohn tidak diketahui. Penelitian memusatkan perhatian pada tiga kemungkinan penyebabnya, yaitu:
- Kelainan fungsi sistim pertahanan tubuh
- Infeksi
- Makanan.


GEJALA
Gejala awal yang paling sering ditemukan adalah diare menahun, nyeri kram perut, demam, nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan atau rasa penuh pada perut bagian bawah, lebih sering di sisi kanan. Komplikasi yang sering terjadi dari peradangan ini adalah penyumbatan usus, saluran penghubung yang abnormal (fistula) dan kantong berisi nanah (abses). Fistula bisa menghubungkan dua bagian usus yang berbeda. Fistula juga bisa menghubungkan usus dengan kandung kemih atau usus dengan permukaan kulit, terutama kulit di sekitar anus.

Adanya lobang pada usus halus (perforasi usus halus) merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Jika mengenai usus besar, sering terjadi perdarahan rektum. Setelah beberapa tahun, resiko menderita kanker usus besar meningkat. Sekitar sepertiga penderita penyakit Crohn memiliki masalah di sekitar anus, terutama fistula dan lecet (fissura) pada lapisan selaput lendir anus.

Penyalit Crohn dihubungkan dengan kelainan tertentu pada bagian tubuh lainnya, seperti batu empedu, kelainan penyerapan zat gizi dan penumpukan amiloid (amiloidosis).

Bila penyakit Crohn menyebabkan timbulnya gejala-gejala saluran pencernaan, penderita juga bisa mengalami:
- peradangan sendi (artritis)
- peradangan bagian putih mata (episkleritis)
- luka terbuka di mulut (stomatitis aftosa)
- nodul kulit yang meradang pada tangan dan kaki (eritema nodosum) dan
- luka biru-merah di kulit yang bernanah (pioderma gangrenosum).

Jika penyakit Crohn tidak menyebabkan timbulnya gejala-gejala saluran pencernaan, penderita masih bisa mengalami:
- peradangan pada tulang belakang (spondilitis ankilosa)
- peradangan pada sendi panggul (sakroiliitis)
- peradangan di dalam mata (uveitis) dan
- peradangan pada saluran empedu (kolangitis sklerosis primer).

Pada anak-anak, gejala-gejala saluran pencernaan seperti sakit perut dan diare sering bukan merupakan gejala utama dan bisa tidak muncul sama sekali. Gejala utamanya mungkin berupa peradangan sendi, demam, anemia atau pertumbuhan yang lambat.

Pola umum dari penyakit Crohn
Gejala-gejala penyakit Crohn pada setiap penderitanya berbeda, tetapi ada 4 pola yang umum terjadi, yaitu:
  1. Peradangan: nyeri dan nyeri tekan di perut bawah sebelah kanan
  2. Penyumbatan usus akut yang berulang, yang menyebabkan kejang dan nyeri hebat di dinding usus, pembengkakan perut, sembelit dan muntah-muntah
  3. Peradangan dan penyumbatan usus parsial menahun, yang menyebabkan kurang gizi dan kelemahan menahun
  4. Pembentukan saluran abnormal (fistula) dan kantung infeksi berisi nanah (abses), yang sering menyebabkan demam, adanya massa dalam perut yang terasa nyeri dan penurunan berat badan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya kram perut yang terasa nyeri dan diare berulang, terutama pada penderita yang juga memiliki peradangan pada sendi, mata dan kulit.

Tidak ada pemeriksaan khusus untuk mendeteksi penyakit Crohn, namun pemeriksaan darah bisa menunjukan adanya:
- anemia
- peningkatan abnormal dari jumlah sel darah putih
- kadar albumin yang rendah
- tanda-tanda peradangan lainnya.

Barium enema bisa menunjukkan gambaran yang khas untuk penyakit Crohn pada usus besar. Jika masih belum pasti, bisa dilakukan pemeriksaan kolonoskopi (pemeriksaan usus besar) dan biopsi untuk memperkuat diagnosis. CT scan bisa memperlihatkan perubahan di dinding usus dan menemukan adanya abses, namun tidak digunakan secara rutin sebagai pemeriksaan diagnostik awal.


PENGOBATAN
Pengobatan ditujukan untuk membantu mengurangi peradangan dan meringankan gejalanya. Kram dan diare bisa diatasi dengan obat-obat antikolinergik, difenoksilat, loperamide, opium yang dilarutkan dalam alkohol dan codein. Obat-obat ini diberikan per-oral (melalui mulut) dan sebaiknya diminum sebelum makan. Untuk membantu mencegah iritasi anus, diberikan metilselulosa atau preparat psillium, yang akan melunakkan tinja.

Sering diberikan antibiotik berspektrum luas.
Antibiotik metronidazole bisa membantu mengurangi gejala penyakit Crohn, terutama jika mengenai usus besar atau menyebabkan terjadinya abses dan fistula sekitar anus. Penggunaan metronidazole jangka panjang dapat merusak saraf, menyebabkan perasaan tertusuk jarum pada lengan dan tungkai. Efek samping ini biasanya menghilang ketika obatnya dihentikan, tapi penyakit Crohn sering kambuh kembali setelah obat ini dihentikan.

Sulfasalazine dan obat lainnya dapat menekan peradangan ringan, terutama pada usus besar. Tetapi obat-obat ini kurang efektif pada penyakit Crohn yang kambuh secara tiba-tiba dan berat. Kortikosteroid (misalnya prednisone), bisa menurunkan demam dan mengurangi diare, menyembuhkan sakit perut dan memperbaiki nafsu makan dan menimbulkan perasaan enak. Tetapi penggunaan kortikosteroid jangka panjang memiliki efek samping yang serius. Biasanya dosis tinggi dipakai untuk menyembuhkan peradangan berat dan gejalanya, kemudian dosisnya diturunkan dan obatnya dihentikan sesegera mungkin.

Obat-obatan seperti azatioprin dan mercaptopurine, yang merubah kerja dari sistim kekebalan tubuh, efektif untuk penyakit Crohn yang tidak memberikan respon terhadap obat-obatan lain dan terutama digunakan untuk mempertahankan waktu remisi (bebas gejala) yang panjang. Obat ini mengubah keadaan penderita secara keseluruhan, menurunkan kebutuhan akan kortikosteroid dan sering menyembuhkan fistula.Tetapi obat ini sering tidak memberikan keuntungan selama 3-6 bulan dan bisa menyebabkan efek samping yang serius. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan yang ketat terhadap kemungkinan terjadinya alergi, peradangan pankreas (pankreatitis) dan penurunan jumlah sel darah putih.

Formula diet yang ketat, dimana masing-masing komponen gizinya diukur dengan tepat, bisa memperbaiki penyumbatan usus atau fistula, minimal untuk waktu yang singkat dan juga dapat membantu pertumbuhan anak-anak. Diet ini bisa dicoba sebelum pembedahan atau bersamaan dengan pembedahan. Kadang-kadang zat makanan diberikan melalui infus, untuk mengkompensasi penyerapan yang buruk, yang sering terjadi pada penyakit Crohn.

Bila usus tersumbat atau bila abses atau fistula tidak menyembuh, mungkin dibutuhkan pembedahan. Pembedahan untuk mengangkat bagian usus yang terkena dapat meringankan gejala namun tidak menyembuhkan penyakitnya. Peradangan cenderung kambuh di daerah sambungan usus yang tertinggal. Pada hampir 50% kasus, diperlukan pembedahan kedua. Karena itu, pembedahan dilakukan hanya bila timbul komplikasi atau terjadi kegagalan terapi dengan obat.


PROGNOSIS

Beberapa penderita sembuh total setelah suatu serangan yang mengenai usus halus. Tetapi penyakit Crohn biasanya muncul lagi dengan selang waktu tidak teratur sepanjang hidup penderita. Kekambuhan ini bisa bersifat ringan atau berat, bisa sebentar atau lama. Mengapa gejalanya datang dan pergi dan apa yang memicu episode baru atau yang menentukan keganasannya tidak diketahui. Peradangan cenderung berulang pada daerah usus yang sama, namun bisa menyebar pada daerah lain setelah daerah yang pernah terkena diangkat melalui pembedahan. Penyakit Crohn biasanya tidak berakibat fatal. Tetapi beberapa penderita meninggal karena kanker saluran pencernaan yang timbul pada penyakit Crohn yang menahun.

Kolitis Ulserativa

DEFINISI
Kolitis Ulserativa merupakan suatu penyakit menahun, dimana usus besar mengalami peradangan dan luka, yang menyebabkan diare berdarah, kram perut dan demam. Kolitis ulserativa bisa dimulai pada umur berapapun, tapi biasanya dimulai antara umur 15-30 tahun. Tidak seperti penyakit Crohn, kolitis ulserativa tidak selalu memperngaruhi seluruh ketebalan dari usus dan tidak pernah mengenai usus halus. Penyakit ini biasanya dimulai di rektum atau kolon sigmoid (ujung bawah dari usus besar) dan akhirnya menyebar ke sebagian atau seluruh usus besar. Sekitar 10% penderita hanya mendapat satu kali serangan.

Proktitis ulserativa merupakan peradangan dan perlukaan di rektum. Pada 10-30% penderita, penyakit ini akhirnya menyebar ke usus besar. Jarang diperlukan pembedahan dan harapan hidupnya baik.


PENYEBAB
Penyebab penyakit ini tidak diketahui, namun faktor keturunan dan respon sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif di usus, diduga berperan dalam terjadinya kolitis ulserativa.


GEJALA
Suatu serangan bisa mendadak dan berat, menyebabkan diare hebat, demam tinggi, sakit perut dan peritonitis (radang selaput perut). Selama serangan, penderita tampak sangat sakit. Yang lebih sering terjadi adalah serangannya dimulai bertahap, dimana penderita memiliki keinginan untuk buang air besar yang sangat, kram ringan pada perut bawah dan tinja yang berdarah dan berlendir.

Jika penyakit ini terbatas pada rektum dan kolon sigmoid, tinja mungkin normal atau keras dan kering. Tetapi selama atau diantara waktu buang air besar, dari rektum keluar lendir yang mengandung banyak sel darah merah dan sel darah putih. Gejala umum berupa demam, bisa ringan atau malah tidak muncul.

Jika penyakit menyebar ke usus besar, tinja lebih lunak dan penderita buang air besar sebanyak 10-20 kali/hari. Penderita sering mengalami kram perut yang berat, kejang pada rektum yang terasa nyeri, disertai keinginan untuk buang air besar yang sangat. Pada malam haripun gejala ini tidak berkurang. Tinja tampak encer dan mengandung nanah, darah dan lendir. Yang paling sering ditemukan adalah tinja yang hampir seluruhnya berisi darah dan nanah. Penderita bisa demam, nafsu makannya menurun dan berat badannya berkurang.


KOMPLIKASI
  1. Perdarahan, merupakan komplikasi yang sering menyebabkan anemia karena kekurangan zat besi. Pada 10% penderita, serangan pertama sering menjadi berat, dengan perdarahan yang hebat, perforasi atau penyebaran infeksi.
  2. Kolitis Toksik, terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan dinding usus. Kerusakan ini menyebabkan terjadinya ileus, dimana pergerakan dinding usus terhenti, sehingga isi usus tidak terdorong di dalam salurannnya. Perut tampak menggelembung. Usus besar kehilangan ketegangan ototnya dan akhirnya mengalami pelebaran. Rontgen perut akan menunjukkan adanya gas di bagian usus yang lumpuh. Jika usus besar sangat melebar, keadaannya disebut megakolon toksik. Penderita tampak sakit berat dengan demam yang sangat tinggi. Perut terasa nyeri dan jumlah sel darah putih meningkat. Dengan pengobatan efektif dan segera, kurang dari 4% penderita yang meninggal. Jika perlukaan ini menyebabkan timbulnya lubang di usus (perforasi), maka resiko kematian akan meningkat.
  3. Kanker Kolon (Kanker Usus Besar).
    Resiko kanker usus besar meningkat pada orang yang menderita kolitis ulserativa yang lama dan berat. Resiko tertinggi adalah bila seluruh usus besar terkena dan penderita telah mengidap penyakit ini selama lebih dari 10 tahun, tanpa menghiraukan seberapa aktif penyakitnya. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kolonoskopi (pemeriksaan usus besar) secara teratur, terutama pada penderita resiko tinggi terkena kanker, selama periode bebas gejala. Selama kolonoskopi, diambil sampel jaringan untuk diperiksa dibawah mikroskop. Setiap tahunnya, 1% kasus akan menjadi kanker. Bila diagnosis kanker ditemukan pada stadium awal, kebanyakan penderita akan bertahan hidup.
Seperti halnya penyakit Crohn, kolitis ulserativa juga dihubungkan dengan kelainan yang mengenai bagian tubuh lainnya.

Bila kolitis ulserativa menyebabkan kambuhnya gejala usus, penderita juga mengalami:
- peradangan pada sendi (artritis)
- peradangan pada bagian putih mata (episkleritis)
- nodul kulit yang meradang (eritema nodosum) dan
- luka kulit biru-merah yang bernanah (pioderma gangrenosum).

Bila kolitis ulserativa tidak menyebabkan gejala usus, penderita masih bisa mengalami :
- peradangan tulang belakang (spondilitis ankilosa)
- peradangan pada sendi panggul (sakroiliitis) dan
- peradangan di dalam mata (uveitis).

Meskipun penderita kolitis ulserativa sering memiliki kelainan fungsi hati, hanya sekitar 1-3% yang memiliki gejala penyakit hati ringan sampai berat.

Penyakit hati yang berat bisa berupa:
- peradangan hati (hepatitis menahun yang aktif)
- peradangan saluran empedu (kolangitis sklerosa primer), yang menjadi sempit dan terkadang menutup, dan
- penggantian jaringan hati fungsional dengan jaringan fibrosa (sirosis).

Peradangan pada saluran empedu bisa muncul beberapa tahun sebelum gejala usus dari kolitis ulserativa timbul dan akan meningkatkan resiko kanker saluran empedu.


DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan tinja.

Pemeriksaan darah menunjukan adanya:
- anemia
- peningkatan jumlah sel darah putih
- peningkatan laju endap darah.

Sigmoidoskopi (pemeriksaan sigmoid) akan memperkuat diagnosis dan memungkinkan dokter untuk secara langsung mengamati beratnya peradangan. Bahkan selama masa bebas gejalapun, usus jarang terlihat normal. Contoh jaringan yang diambil untuk pemeriksaan mikroskopik menunjukan suatu peradangan menahun. Rontgen perut bisa menunjukan berat dan penyebaran penyakit.

Barium enema dan kolonoskopi biasanya tidak dikerjakan sebelum pengobatan dimulai, karena adanya resiko perforasi (pembentukan lubang) jika dilakukan pada stadium aktif penyakit. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran penyakit dan untuk meyakinkan tidak adanya kanker.

Peradangan usus besar memiliki banyak penyebab selain kolitis ulserativa. Karena itu, dokter menentukan apakah peradangan disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit. Contoh tinja yang diperoleh selama pemeriksaan sigmoidoskopi diperiksa di bawah mikroskop dan dibiakkan. Contoh darah dianalisa untuk menentukan apakah terdapat infeksi parasit. Contoh jaringan diambil dari lapisan rektum dan diperiksa dibawah mikroskop. Diperiksa apakah terdapat penyakit menular seksual pada rektum (seperti gonore, virus herpes atau infeksi klamidia), terutama pada pria homoseksual.

Pada orang tua dengan aterosklerosis, peradangan bisa disebabkan oleh aliran darah yang buruk ke usus besar. Kanker usus besar jarang menyebabkan demam atau keluarnya nanah dari rektum, namun harus difikirkan kanker sebagai kemungkinan penyebab diare berdarah.


PENGOBATAN
Pengobatan ditujukan untuk mengendalikan peradangan, mengurangi gejala dan mengganti cairan dan zat gizi yang hilang. Penderita sebaiknya menghindari buah dan sayuran mentah untuk mengurangi cedera fisik pada lapisan usus besar yang meradang. Diet bebas susu bisa mengurangi gejala. Penambahan zat besi bisa menyembuhkan anemia yang disebabkan oleh hilangnya darah dalam tinja.

Obat-obatan antikolinergik atau dosis kecil loperamide atau difenoksilat, diberikan pada diare yang relatif ringan. Untuk diare yang lebih berat, mungkin dibutuhkan dosis yang lebih besar dari difenoksilat atau opium yang dilarutkan dalam alkohol, loperamide atau codein. Pada kasus-kasus yang berat, pemberian obat-obat anti-diare ini harus diawasi secara ketat, untuk menghindari terjadinya megakolon toksik.

Sulfasalazine, olsalazine atau mesalamine sering digunakan untuk mengurangi peradangan pada kolitis ulserativa dan untuk mencegah timbulnya gejala. Obat-obatan ini biasanya diminum namun bisa juga diberikan sebagai enema (cairan yang disuntikkan ke dalam usus) atau supositoria (obat yang dimasukkan melalui dubur).

Penderita dengan kolitis berat menengah yang tidak menjalani perawatan rumah sakit, biasanya mendapatkan kortikosteroid per-oral (melalui mulut), seperti prednisone. prednisone dosis tinggi sering memicu proses penyembuhan. Setelah prednisone mengendalikan peradangannya, sering diberikan Sulfasalazine, olsalazine atau mesalamine. Secara bertahap dosis prednisone diturunkan dan akhirnya dihentikan. Pemberian kortikosteroid jangka panjang menimbulkan efek samping, meskipun kebanyakan akan menghilang jika pengobatan dihentikan.

Bila kolitis ulserativa yang ringan atau sedang terbatas pada sisi kiri usus besar (kolon desendens) dan di rektum, bisa diberikan enema dengan kortikosteroid atau mesalamine. Bila penyakitnya menjadi berat, penderita harus dirawat di rumah sakit dan diberikan kortikosteroid intravena (melalui pembuluh darah). Penderita dengan perdarahan rektum yang berat mungkin memerlukan transfusi darah dan cairan intravena.

Untuk mempertahankan fase penyembuhan, diberikan azathioprine dan merkaptopurin. Siklosporin diberikan kepada penderita yang mendapat serangan berat dan tidak memberikan respon terhadap kortikosteroid. Tetapi sekitar 50% dari penderita ini, akhirnya memerlukan terapi pembedahan.


Pembedahan

Kolitis toksik merupakan suatu keadaan gawat darurat. Segera setelah terditeksi atau bila terjadi ancaman megakolon toksik, semua obat anti-diare dihentikan, penderita dipuasakan, selang dimasukan ke dalam lambung atau usus kecil dan semua cairan, makanan dan obat-obatan diberikan melalui pembuluh darah. Pasien diawasi dengan ketat untuk menghindari adanya peritonitis atau perforasi. Bila tindakan ini tidak berhasil memperbaiki kondisi pasien dalam 24-48 jam, segera dilakukan pembedahan, dimana semua atau hampir sebagian besar usus besar diangkat.

Jika didiagnosis kanker atau adanya perubahan pre-kanker pada usus besar, maka pembedahan dilakukan bukan berdasarkan kedaruratan. Pembedahan non-darurat juga dilakukan karena adanya penyempitan dari usus besar atau adanya gangguan pertumbuhan pada anak-anak. Alasan paling umum dari pembedahan adalah penyakit menahun yang tidak sembuh-sembuh, sehingga membuat penderita tergantung kepada kortikosteroid dosis tinggi.

Pengangkatan seluruh usus besar dan rektum, secara permanen akan menyembuhkan kolitis ulserativa. Penderita hidup dengan ileostomi (hubungan antara bagian terendah usus kecil dengan lubang di dinding perut) dan kantong ileostomi. Prosedur pilihan lainnya adalah anastomosa ileo-anal, dimana usus besar dan sebagian besar rektum diangkat, dan sebuah reservoir dibuat dari usus kecil dan ditempatkan pada rektum yang tersisa, tepat diatas anus.

Hernia/Burut Dinding Perut

DEFINISI
Hernia/burut dinding perut adalah tonjoloan usus lewat lubang atau pada area yang lemah dari dinding perut.
  • Hernia dinding perut menyebabkan penonjolan yang tampak tetepi sedikit mengganggu.
  • Diagnosa dibuat oleh dokter dengan pemeriksaab dan kadangkala dengan ultrasonografi.
  • Perawatan termasuk operasi untuk memperbaiki hernia.
Hernia perut sering terjadi terutama pada pria. Ada sekitar 700.000 operasi hernia setiap tahun di Amerika Serikat. Hernia biasanya dinamakan berdasarkan tempat dimana terjadinya hernia.

Dinding perut tebal dan keras pada hampir semua areanya, sehingga hernia biasanya terjadi pada area yang lemah dimana lubang sebelumnya sudah ditutup. Mengangkat beban berat atau meregang dapat membuat hernia lebih nyata tetapi tidak menyebabkan hernia terbentuk.

  1. Hernia inguinal
    Hernia inguinal muncul pada lipatan pangkal paha atau pada kantung kemaluan. Sering terjadi pada pria. Ada dua tipe, langsung dan tak langsung, tergantung pada dimana tepatnya hernia terjadi.

  2. Hernia umbilical
    Hernia umbilical terjadi disekitar pusar (umbilicus). Banyak bayi yang mengalami hernia umbilical kecil karena lubang untuk pembuluh darah tidak tertutup secara sempurna. Orang dewasa yang mengalami hernia umbilical disebabkan oleh kegemukan, hamil, atau kelebihan cairan di dalam perut (ascites).

  3. Hernia femoral
    Suatu hernia yang terbentuk persis di bawah lipatan pangkal paha di tengah paha dimana arteri dan vena femoral meninggalkan perut menuju ke kaki. Tipe hernia ini umumnya terjadi pada wanita.

  4. Hernia incisional
    Kadangkala hernia terbentuk melalui sayatan operasi pada dinding perut. Tipe hernia ini mungkin terjadi setelah beberapa tahun setelah operasi.

  5. Pengurungan dan pengikatan
    Kadang-kadang, ikatan usus terjebak di dalam hernia, kondisi ini disebut pengurungan (incarceration). Jarang, hernia menjebak usus begitu kuat sehingga menghentikan suplai darah, kondisi ini disebut pengikatan (strangulation). Pada pengikatan, bagian usus yang terjebak dapat berkembang menjadi gangren sekurang-kurangnya 6 jam setelah terjadi. Dengan adanya gangrene, dinding usus akan mati, biasanya menyebabkan pecah, dimana menyebabkan peritonitis (pembengkakan dan biasanya infeksi pada rongga abdominal), shock dan jika tak diobati menyebabkan kematian.

GEJALA
Banyak orang hanya melihat tonjolan di tempat adanya hernia. Kadang-kadang hernia muncul hanya sewaktu mengangkat, batuk atau meregang. Biasanya terjadi sedikit atau tidak ada rasa tidak nyaman, dan tonjolan bisa ditekan kembali ke dalam oleh penderita atau dokter. Hernia terkurung tidak mempunyai gejala tambahan, tetapi tonjolan tidak dapat dikurangi. Hernia pengikatan menyebabkan nyeri yang menetap dan meningkat, biasanya disertai dengan mual dan muntah, tidak dapat dikurangi dan lembut ketika disentuh.


DIAGNOSA
Dokter membuat diagnosa berdasarkan pemeriksaan. Benjolan di pangkal paha yang menyerupai hernia membuat bengkak titik getah bening dan buah testis tida bisa turun. Pembengkakan buah zakar mungkin merupakan varcocele (kondisi dimana suplai darah pada testis berkembang menjadi varises vena) atau spematocele (kumpulan sperma pada kantung yang kemudian berkembang menjadi epididimis). Kadangkala dokter melakukan tes ultrasound untuk membantu menentukan diagnosa.


PENGOBATAN
Hernia umbilical pada bayi jarang mencekik dan tidak perlu diobati. Kebanyakan akan hilang sendiri tanpat perawatan dalam beberapa hari. Hernia umbilical yang sangat besar dapat diperbaiki setelah bayi berumur 2 tahun.

Karena tipe hernia lain dapat terjadi pengikatan, dokter biasanya memperbaikinya dengan operasi setelah terdiagnosa. Jika hernia terkuung atau terikat/tercekik, operasi dilakukan selekas mungkin. Walau demikian, perbaikan dilakukan di waktu penderita merasa nyaman (operasi elektif).

Menahan hernia dengan pita, pembalut atau alat lain kadang-kadang membuat penderita lebih nyaman tetapi tidak mengurangi resiko tercekik atau menyebabkan lubang menutup, oleh karena itu, hal itu tidak direkomendasikan. Hanya hernia umbilical hilang dengan sendirinya tanpa perawatan/pengobatan.


PENCEGAHAN
Anda tidak dapat mencegah cacat bawaan yang dapat mengarah pada hernia inguinalis, tetapi langkah-langkah berikut dapat membantu mengurangi tekanan pada otot perut Anda dan jaringan:
  1. Menjaga berat badan yang sehat. Jika Anda pikir Anda akan kelebihan berat badan, bicaralah dengan dokter Anda tentang rencana latihan dan diet terbaik untuk Anda.
  2. Tekankan makanan yang mengandung serat tinggi. Buah segar dan sayur-sayuran dan biji-bijian yang baik untuk kesehatan Anda secara keseluruhan. Mereka juga mengandung serat yang dapat membantu mencegah sembelit dan tegang.
  3. Angkat benda-benda berat dengan hati-hati atau hindari angkat berat sama sekali. Jika Anda perlu mengangkat sesuatu yang berat, selalu tekuk lutut Anda, bukan pinggang Anda.
  4. Berhenti merokok. Selain meningkatkan risiko penyakit serius seperti kanker, paru-paru dan penyakit jantung, merokok seringkali menyebabkan batuk yang kronis yang dapat menyebabkan atau memperburuk sebuah hernia inguinalis.
  5. Jangan mengandalkan truss untuk dukungan. Berlawanan dengan apa yang Anda mungkin sudah pernah mendengar, mengenakan truss bukan yang terbaik solusi jangka panjang untuk hernia inguinalis. Sebuah truss tidak akan melindungi terhadap komplikasi atau memperbaiki masalah utama, meskipun dokter anda dapat merekomendasikan memakai satu untuk waktu yang singkat sebelum operasi.

Collagenous Colitis dan Lymphocytic Colitis

DEFINISI
Radang usus besar Collagenous dan radang usus besar lymphocytic adalah penyakit kronis, yang ditandai diare berair, dimana jenis tertentu dari sel darah putih merembes masuk sepanjang usus besar.

Penyakit kronis ini bisa mempengaruhi sepanjang usus besar, termasuk usus besar sigmoid dan dubur, tetapi sering tersebar tidak merata. Sepanjang usus membentuk lapisan tebal sejenis jaringan penghubung (kolagen) atau penumpukan lymphocytes (jenis tertentu sel darah putih).


PENYEBAB
Penyebabnya tidak diketahui, walaupun respon imunitas yang terlalu aktif karena faktor pemicu yang tidak dikenali nampaknya bis terjadi. Banyak orang yang mengalami radang usus besar Collagenous dan radang usus besar lymphocytic adalah pengguna reguler obat antiinflmasi nonsteroid(NSAIDs), tetapi obat ini tidak terbukti menjadi penyebab penyakit. Tidak seperti penyakit Crohn dan radang usus besar ulcerative, radang usus besar Collagenous dan radang usus besar lymphocytic tidak menambah risiko kanker usus besar.

Radang usus besar Collagenous terjadi pada wanita separuh baya atau lebih tua, sedangkan radang usus besar lymphocytic dapat terjadi pada orang yang lebih muda dan terjadi pada kedua jenis kelamin secara berimbang.


GEJALA
Selain diare tidak berdarah, dan berair, penderita radang usus besar collagenous atau radang usus besar lymphocytic sering mengalami rasa sakit kram perut, mual, kembung (distention), dan kehilangan berat badan. Berpuasa selama beberapa hari sering mengurangi frekuensi dan jumlah diare. Gejala diare dan lainnya sering turun naik, dengan periode gejala memburuk dan periode perbaikan atau penyembuhan sempurna.


DIAGNOSA
Seorang dokter mempertimbangkan diagnosa radang usus besar Collagenous dan radang usus besar lymphocytic jika penderita mengalami diare berair yang persisten dan jika pemeriksaan tidak menemukan penyebab lainnya. Penyakit didiagnosa berdasarkan pemeriksaan mikroskopis pada beberapa jaringan sampel yang diambil lapisan usus besar yang didapat selama colonoscopy (pemeriksaan usus besar dengan tabung pelihat yang fleksibel).


PENGOBATAN
Obat antidiare, seperti obat dengan efek antikolinergik (misalnya, beberapa antihistamin dan obat antidepresi) atau dosis kecil loperamide atau diphenoxylate, efektif bagi orang dengan penyakit ini. Obat anti inflamasi seperti bismut subsalicylate, sulfasalazine, dan mesalamine kadang-kadang efektif juga.

Budesonide, corticosteroid baru dengan efek samping lebih sedikit, mungkin sangat membantu. Yang lain, cholestyramine, obat yang mengikat asam empedu, atau antibiotika mungkin berguna. Corticosteroids (seperti prednison) juga bekerja baik tetapi, karena efek samping yang serius, biasanya diresepkan bagi orang yang tidak merespon terhadap obat lainnya.

Ischemic Colitis

DEFINISI
Ischemic colitis adalah luka pada usus besar yang dihasilkan dari sebuah gangguan pada suplai darah.
  • Rasa sakit pada perut dan tinja berdarah adalah biasa.
  • Colonoscopy biasanya dilakukan.
  • Kebanyakan orang menjadi sembuh dengan cairan infus dan tidak makan apapun, namun sedikit yang membutuhkan operasi.

PENYEBAB
Ischemic colitis dihasilkan dari tersumbatnya sementara aliran darah melalui arteri yang mensuplai usus besar. Dokter seringkali tidak dapat menemukan penyebab berkurangnya aliran darah, namun hal ini sangat biasa diantara orang dengan penyakit jantung dan pembuluh darah, orang yang pernah mengalami operasi pada aorta mereka, atau orang yang mempunyai masalah dengan gumpalan darah yang meningkat. Ischemic colitis mempengaruhi khususnya orang berusia 60 tahun atau lebih.

Tersumbatnya aliran darah merusak lapisan bagian dalam dan lapisan sebelah dalam dinding usus besar, menyebabkan borok (perih) pada lapisan usus besar, yang bisa berdarah.


GEJALA
Biasanya, orang tersebut mengalami rasa sakit pada perut. Rasa sakit tersebut terasa lebih sering pada bagian kiri, namun bisa terjadi di daerah manapun pada perut. orang tersebut sering mengeluarkan tinja yang seringkali disertai dengan gumpalan merah kehitaman. Kadangkala darah merah terang keluar tanpa tinja. Demam ringan (biasanya dibawah 100º F (37.7ºC)) sering terjadi.


DIAGNOSA
Seorang dokter bisa menduga ischemic colitis berdasarkan pada gejala rasa sakit dan pendarahan, khususnya pada seseorang di atas 60 tahun. Hal ini penting bagi dokter untuk membedakan ischemic colitis dari ischemia mesenteric akut, sebuah kondisi yang lebih berbahaya dimana aliran darah yang menuju bagian dari usus besar tersumbat secara komplit dan tidak dapat diubah. Dokter menggunakan colonoscopy (pemeriksaan pada usus besar menggunakan pipa elastis untuk melihat) untuk membedakan ischemic colitis dari bentuk peradangan lainnya, seperti infeksi atau penyakit radang usus.


PENGOBATAN
Penderita ischemic colitis dirawat di rumah sakit. Pertama-tama, orang tersebut tidak diberikan cairan atau makanan melaui mulut sehingga usus dapat beristirahat. Sebagai gantinya, cairan, elektrolit, dan nutrisi diberikan dengan cara infus. Antibiotik seringkali diberikan untuk mencegah infeksi yang mungkin disertai peradangan. Dalam beberapa hari, antibiotik biasanya dihentikan dan dianjurkan untuk makan.

Hampir semua penderita ischemic colitis bertambah baik dan sembuh setelah jangka waktu 1 sampai 2 minggu. Meskipun begitu, ketika gangguan pada supai darah bertambah parah atau lebih lama, bagian usus besar yang terkena bisa diangkat dengan cara operasi. Jarang, orang menjadi sembuh namun kemudian timbul luka parut pada daerah yang terkena, menyebabkan sebagian hambatan yang membutuhkan operasi perbaikan.

Radang Usus Besar (Diversion Colitis)

DEFINISI
Radang usus besar ( Diversion Colitis ) adalah peradangan yang terbentuk pada bagian bawah usus besar setelah saluran kotoran di atas bagian ini telah dialihkan dengan cara operasi.

Beberapa orang menjalani ileostomy (sebuah operasi pembuatan sambungan antara bagian paling usus kecil paling bawah dan bukaan pada dinding perut) atau sebuah colostomy (operasi pembuatan bukaan antara usus besar dan dinding perut). ileostostomies dan colostomies kemungkinan dilakukan untuk mengobati penyakit seperti kanker, ulcerative colitis, dan diverculitis atau untuk mengobati usus yang disebabkan sebuah luka. Pada banyak orang, khususnya ketika dokter mengharapkan memerlukan untuk membypass usus besar sementara waktu, baik seluruh usus besar atau sebagian usus besar yang tertinggal di bagian ujung dimana aliran kotoran dialihkan.

Pada sekitar sepertiga orang yang mengalami seluruh atau sebagian usus besar yang tertinggal di tempat setelah ileostomy atau colostomy, gejala-gejala radang usus besar, berkisar dari keluarnya lendir dari anus sampai pendarahan anus dan nyeri, bisa terjadi dalam 1 tahun setelah operasi. Kebanyakan orang tidak memerlukan pengobatan karena gejala-gejala tersebut tetap ringan. Operasi untuk menempel kembali dua bagian usus yang terpisah dan memperbaiki aliran kotoran normal biasanya menyebabkan resolusi pada peradangan dan gejala-gejala.