Tampilkan postingan dengan label Mengkudu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mengkudu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 Maret 2009

Segala Tanaman obat untuk diabetes (kencing manis)

Pengaturan makanan berperan utama dalam kehidupan pasien diabetes. Diet dan mengkonsumsi Herbal (Tumbuh-tumbuhan Obat) sangat dianjurkan untuk menangani penyakit Gula (Diabetes), diet makanan sehat dan berserat, menghindari makanan yang digoreng dan yang berminyak atau makanan berbumbu, Pasien Diabetes harus lebih banyak memakan sayuran hijau dan buah-buahan pada saat makan malam maupun makan siang.

Banyak tanaman disekitar kita yang dapat digunakan untuk mengobati kencing manis. Mudah ditanam dan dimanfaatkan. Selain pengaturan diet yang baik beberapa tanaman berikut secara empiris digunakan sebagai obat kencing manis.

Tabel 1. Daftar tanaman tunggal yang secara empirik digunakan untuk diabetes dan cara penggunaannya.

No

Nama tanaman

Bagian digunakan

Jmlh diolah

Cara olah

Dosis/hari

1

Sambiloto

Daun segar

½ ggm

Rebus

3 x

2

Lidah buaya

Daun segar

2 helai

Rebus

3 x

3

Pule

Kulit kayu

2 jari

Rebus

3 x

4

Sembung

Biji kering

20 lb

Rebus

3 x

5

Jamblang

Biji

1 sdt

Seduh

3 x

6

Petai Cina

Umbi

1 sdt

Seduh

3 x

7

Bidara Upas

Umbi

1/3 jr

Parut + 20 ml air

3 x

8

Mengkudu

Buah masak

2 bh

Diparut, disari

3 x

9

Daun lampas

Daun segar

¾ ggm

Rebus

3 x

10

Terung ngor

Buah

10 bh

Dimakan

3 x

11

Mahoni

Biji kering

½ sdt

Seduh

3 x

12

Tapak dara

Slruh bgn tnman

30 lb+6 bt

Rebus tinggal 3/4

3 x

Tabel 2. Ramuan berasal dari tanaman obat untuk kencing manis

No

Ramuan

Bagian digunakan

Jumlah diolah

Cara olah

Dosis/hari

1

Sambiloto

Kumis kucing

Brotowali

Daun

Daun

Batang

1/3 ggm

1/3 ggm

¾ jr

Direbus 3 gl , tinggal ¾ nya

3 x

2

Meniran

Sambiloto

Ketumpangan uler

Kumis kucing

Daun

Daun

Daun

Daun

¼ ggm

¼ ggm

¼ ggm

1/3 ggm

Direbus 3 gl , tinggal ¾ nya

3 x

3

Duwet

Pulai

Mengkudu

Temulawak

Jahe

Biji

Kulit batang

Buah

Rimpang

Rimpang

20 butir

1 jari

½ bh

¾ jari

¾ jari

Direbus 5 gl hingga ½ nya

3 x

4

Urat

Brotowali

Kumis kucing

Adas

Pulosari

Daun

Batang

Daun

Buah

Kulit batang

1/3 ggm

½ jari

¼ ggm

¾ sdt

¾ jari

Direbus 3 gl hingga ¾ nya

3 x

5

Bidara upas

Duwet

Pulai

Lidah buaya

Meniran

Kumis kucing

Umbi

Biji

Kulit batang

Daun

Daun

Daun

½ jari

10 butir

¾ jari

½ plh

¼ ggm

¼ ggm

Direbus 3 gls hingga ¾ nya

3 x

6

Iler

Meniran

Murbei

Kaki kuda

Sembung

Kumis kucing

Adas

Pulosari

Daun

Daun

Daun

Daun

Daun

Daun

Buah

Kulit

¼ ggm

¼ ggm

1/5 ggm

¼ ggm

¼ ggm

1/5 ggm

¾ sdt

¾ jari

Direbus 4 gls hingga ¾ nya

3 x

Keterangan : ggm = genggam, bh = buah, btr = butir, jr = jari, gl = gelas, lb= lembar, bt= batang.

Bacaan lebih lanjut :

1. Widowati L, Dzulkarnain, Saroni. Tanaman obat untuk Diabetes Melitus. Cermin Dunia Kedokteran 1997; 116: 53-60

Sabtu, 28 Februari 2009

Aneka Tanaman Obat Anti Oksidan dan Pencegah SARS . . . !

Aneka Ramuan Pencegah SARS . . . !
Oleh Diyah Triarsari/Senior Departemen kesehatan
Dunia dilanda kepanikan luar biasa akibat wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) merebak sejak bulan November 2002 di Guangdong, Cina. Penyakit pernapasan akut yang disebabkan sejenis virus influenza ini tidak mempan diobati dengan antibiotika biasa. Namun, virus ini bisa ditangkal dengan cukup istirahat dan olahraga serta mengonsumsi beberapa tanaman obat berikut ini.

Sepasang suami istri di Hong Kong diberitakan terkena penyakit flu ganas ini. Sang suami menularkan virus ini kepada istrinya karena selama dia sakit, istrinya tetap menemani di sampingnya. Meski sama-sama kena SARS, si istri cepat pulih, sedangkan suaminya masih bergulat dengan penyakit yang telah merenggut sekitar seratusan nyawa ini.

?Si Istri cepat pulih karena ia memiliki kekebalan tubuh yang baik,? kata Dr. Amin Soebandrio, PhD, Cm, Microbiologist, Asisten Deputi Menteri Ristek untuk llrnu Kedokteran dan Kesehatan. Kekebalan tubuh yang baik, diakuinya, memang bisa jadi cara pencegahan dini menghadapi penyakit ini. Tentu di samping menghindari kontak fisik dengan orang yang sudah kena penyakit ini.

Menurutnya, meningkatkan kekebalan tubuh itu tidak susah. Caranya dengan cukup istirahat, berolahraga teratur, dan mengonsumsi makanan dengan gizi berimbang, khususnya jenis peningkat kekebalan tubuh. Dr. Amin menyarankan untuk tidak lupa mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C dan antioksidan.

Selain makanan tersebut, ada juga tanaman obat yang beberapa di antaranya telah diuji secara klinis mampu meningkatkan kekebalan tubuh :

1. Meniran
Tanaman ini secara tradisional dipercaya bisa menyembuhkan penyakit antara lain radang dan batu ginjal, susah buang air kecil, disentri, sakit ayan, hepatitis, serta rematik. Zat kimia tanaman mi yang sudah diketahul antara lain filantin, hipofilantin, kalium, damar, dan tannin.

Penelitian terbaru tentang meniran mengungkapkan bahwa tanaman ini bisa membantu mencegah berbagai macam infeksi virus dan bakteri serta mendorong sistem kekebalan tubuh. Tanaman ini sudah diteliti dan diproduksi menjadi tablet peningkat daya tahan tubuh. Produknya telah diuji preklinis dan kilnis selama tiga tahun.

Dr. Zakiudin Munasir, Sp.AK, ahil pediatrik imunologi dari Bagian Anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, telah melakukan penelitian dan membuktikan bahwa ekstrak meniran membantu meningkatkan kecepatan penurunan demam pada pasien anak penderita infeksi saluran pernapasan atas.

Cara pemanfaatan :
Cara ini disarankan oleh Dr. Suprapto Ma?at dari Universitas Airlangga yang juga ikut menguji ekstrak tanaman meniran dalam upaya meningkatkan daya tahan tubuh. Ambil satu genggam daun meniran yang terdiri dari akar, batang, dan daun. Tumbuk sampai halus. Kemudian rebus bersama dua gelas air bersih. Tunggu sampai menjadi setengah gelas. Minum sekali setiap hari.

2. Jinten Hitam
Selain meniran, jinten hitam juga bisa dipakai sebagai cara alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh. "Orang Arab sudah secara turun-temurun memanfaatkan jinten hitam untuk meningkatkan daya tahan tubuh," kata Dr. Suprapto. Berbeda dengan meniran, tanaman ini belum teruji secara klinis.

Cara pemanfaatan :
Siapkan satu sendok makan munjung jintan hitam. Gerus sampai kulitnya menjadi pecah. Setelah itu rebus dengan dua gelas air. Tunggu sampai air rebusan tersebut tersisa menjadi setengah gelas. Minum setiap hari agar daya tahan tubuh meningkat.

3. Mengkudu
Buah yang juga dikenal dengan nama pace atau noni ini telah lama dikenal sebagai obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Hingga kini, penelitian terhadap buah buruk rupa ini terus dilakukan secara intensif.

Penelitian oleh Dr. Paul Heinike pada awal abad 20 mengungkapkan bahwa tanaman ini mengandung enzim proxeronase dan alkaloid proxeronine. Kedua zat ini akan membentuk zat aktif bernama xeronine di dalam tubuh. Zat ini akan dibawa aliran darah menuju sel-sel tubuh. Hasilnya, sel-sel itu akan lebih aktif, sehat, dan terjadi perbaikan-perbaikan struktur maupun fungsi.

Cara pemanfaatan :
Endah Lasmadiwati, ahli tanaman obat dari Taman Sringanis, Bogor, menganjurkan resep berikut untuk menikmati buah mengkudu. Siapkan dua buah mengkudu yang sudah tua. Cuci bersih kemudian simpan selama dua hari sampat benyek. Setelah itu remas-remas dalam dua gelas air. Saring dan sisihkan. Sementara itu, siapkan satu jari kunyit dan dua jari jahe. Bakar dan memarkan. Ambil satu jari kayu manis dan sereh serta tujuh buab kapulaga dan cengkeh. Bahan-bahan tersebut direbus dalam dua gelas air. Tunggu sampal mendidih dan berbau harum. Campurkan air rebusan bahan tersebut dengan buah rnengkudu yang telah disaring. Tambahkan sedikit garam dan gula jawa secukupnya.

4. Lidah Buaya
Dr. Suprapto menyarankan konsumsi lidah buaya supaya tubuh lebih fit dan segar. Tanaman ini juga bermanfaat untuk menjaga stamina orang yang sudab tua dan mudah sakit. Endah juga mengungkapkan bahwa lidah buaya bermanfaat untuk meringankan penyakit batuk dan bronkitis.

Cara pemanfaatan :
Siapkan setengah telapak tangan lidah buaya. Cuci bersih dan dikupas. Tambahkan tigaperempat gelas air. Blender air bersama gel lidah buaya tersebut. Tambahkan madu secukupnya.

5. Apel
Buah ini mengandung vitamin C yang merupakan antioksidan dan berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh. Konowalchuck J. pada tahun 1978 mempublikasikan artikel berjudul ?Antiviral Effect of Apple Beverages?. Ia menyebutkan bahwa sari buah apel sangat baik diminum untuk melawan berbagai serangan infeksi virus. Menurut buku ?Natural Remedies?, dosis apel yang bisa melindungi tubuh dari virus adalah tiga kali sehari satu buah atau segelas jus apel.

6. Pepaya
Buah tropis ini merupakan sumber betakaroten yang baik, sehingga mampu mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh zat radikal bebas. Setengah buah pepaya ukuran sedang sehari mampu memenuhi kebutuhan vitamin C harian seorang manusia dewasa. Tidak hanya itu, pepaya juga mengandung sedikit kalsium dan besi. Buah ini amat dianjurkan untuk orang sakit dan lanjut usia karena dagingnya mudah dikunyah dan ditelan.

7. Stroberi
Buah ini mengandung vitamin C paling tinggi di antara semua beri dan kebanyakan buah. Secara tradisional, stroberi dipakai untuk membersihkan sistem pencernaan makanan. Buah ini juga berguna membantu penyerapan zat besi dari sayur mayur yang dikonsumsi.

8. Jambu Batu
Buah jambu batu seberat 90 gram, menurut buku ?Foods that Harm Foods that Heal?, ternyata mengandung vitamin C lima kali lebih banyak dibandingkan dengan jeruk. Buah jambu biji seberat itu bila dikonsumsi setiap hari mampu memenuhi kebutuhan vitamin harian orang dewasa, sehingga bisa menjaga kesehatan dan kebugaran.

9. Jeruk
Vitamin C sering diidentikkan dengan buah jeruk. Buah ini memang mengandung vitamin C yang bermanfaat untuk menjaga pertahanan tubuh dari infeksi bakteri dan virus. Kandungan antioksidan dalam jeruk mampu mencegah kerusakan karena zat radikal bebas. Antioksidan ini terdapat dalam membran di antara segmen daging buahnya. Untuk memperoleh manfaat optimum dari buah ini, sebaiknya makan buah segar daripada minum jusnya. @
sumber :http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=48&Itemid=3
tag : apel, jambu batu, Jeruk Nipis, jinten hitam, Lidah Buaya, Mengkudu, Meniran, News, pepaya, sars, stroberi, Tanaman OBAT

Rabu, 12 November 2008

Resep Obat dari Tanaman Mengkudu (Noni)

Nama lain Mengkudu (Morinda citrifolia, Linn.) ; Pace, Kemudu, Kudu (Jawa); Cengkudu (Sunda), Kodhuk (Madura), Wengkudu (Bali);

Komposisi :
Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak sedap, namun mengandung sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol, morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Sakit kuning, Demam, Influenza, Batuk, Sakit perut; Menghilangkan sisik pada kaki;

1. Hipertensi
Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 sendok
makan madu.
Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya,
kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
Cara menggunakan: diminum dan diulangi 2 hari sekali.

2. Sakit Kuning
Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 potong
gula batu.
Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya,
kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.
Cara menggunakan : diminum dan diulangi 2 hari sekali.

3. Demam (masuk angin dan infuenza)
Bahan: 1 buah Mengkudu dan 1 rimpang kencur;
Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.

4. Batuk
Bahan: 1 buah Mengkudu dan ½ genggam daun poo (bujanggut) atau Mint ;
Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.

5. Sakit Perut
Bahan: 2-3 daun Mengkudu
Cara Membuat: ditumbuk halus, ditambah garam dan diseduh air
panas.
Cara menggunakan: setelah dingin disaring dan diminum.

6. Menghilangkan sisik pada kaki
Bahan: buah Mengkudu yang sudah masak di pohon.
Cara menggunakan: bagian kaki yang bersiisik digosok dengan buah
mengkudu tersebut sampai merata, dan dibiarkan selama 5-10 menit,
kemudian dibersihkan dengan kain bersih yang dibasahi dengan air
hangat.


Sumber data : Sentra Informasi IPTEK
Image : Wilfredo R. Rodríguez H

Selasa, 11 November 2008

"Liquid Island Noni," Dr. Neil Solomon

Dalam publikasinya yang berjudul "Liquid Island Noni," Dr. Neil Solomon mendokumentasikan hasil dari studi klinis yang melibatkan 8000 pasien yang telah diberi mengkudu dibawah pengawasan dokter medis.
Dokter-dokter ini memonitor kefektifan dari mengkudu dalam mengobati pada lebih 20 masalah kesehatan, dari arthritis sampai kanker. Dalam percobaan itu dilaporkan bahwa sebanyak 79% dari pasien mengalami kondisi membaik atau sembuh sebagai hasil setelah mengkonsumsi mengkudu. Sekarang lebih dari 5000 dokter di seluruh dunia menganjurkan pasiennya untuk mengkonsumsi pasien untuk penyembuhan.

Hasil Penelitian terhadap 8000 PASIEN
Kondisi Penyakit dan yang tertolong (%)
Kanker 67%
Sakit Jantung 80%
Stroke 58%
Diabetes, Tipe 1+2 83%
Lesu 91%
Peningkatan Daya Seksualitas 88%
Pembinaan Otot 71%
Kegemukan (obesity) 72%
Tekanan Darah Tinggi 87%
Perokok 58%
Arthritis 80%
Nyeri 87%
Depresi 77%
Alergi 85%
Masalah Pencernaan 89%
Masalah Pernafasan 78%
Masalah Tidur 72%
Lemah Konsentrasi 89%
Peningkatan perasaan sehat fisik & fikiran 79%
Peningkatan kecerdasan dan kecerdasan berfikir 73%
Masalah buah pinggang (ginjal) 66%
Stress 71%

Penggunaan Noni juga dapat bersamaan dengan pengobatan lain karena tidak ditemukannya interaksi negatif. Bahkan pada beberapa kasus Noni dapat membantu kerja obat lain menjadi lebih efektif.

Noni dilaporkan juga aman untuk ibu hamil dan menyusui.

Kondisi tertolong bagi orang yang mengambil Noni (n=>8000)
Tabel di atas disadur dari buku NATURE'S AMAZING HEALER, NONI ditulis oleh NEIL SOLOMON, MD., Ph.D. hal. 46.

Herb Plant Noni (Morinda citrifolia)

Morinda citrifolia, commonly known as great morinda, Indian mulberry, beach mulberry, Tahitian noni, cheese fruit[1] or noni (from Hawaiian) is a tree in the family Rubiaceae. Morinda citrifolia is native to Southeast Asia but has been extensively spread throughout the Indian subcontinent, Pacific islands, French Polynesia, and recently the Dominican Republic. Tahiti remains the most prominent growing location.

Growing habitats
Noni grows in shady forests as well as on open rocky or sandy shores. It reaches maturity in about 18 months and then yields between 4-8 kg of fruit every month throughout the year. It is tolerant of saline soils, drought conditions, and secondary soils. It is therefore found in a wide variety of habitats: volcanic terrains, lava-strewn coasts, and clearings or limestone outcrops. It can grow up to 9 m tall, and has large, simple, dark green, shiny and deeply veined leaves.
The plant flowers and fruits all year round and produces a small white flower. The fruit is a multiple fruit that has a pungent odor when ripening, and is hence also known as cheese fruit or even vomit fruit. It is oval and reaches 4-7 cm in size. At first green, the fruit turns yellow then almost white as it ripens. It contains many seeds. It is sometimes called starvation fruit. Despite its strong smell and bitter taste, the fruit is nevertheless eaten as a famine food[2] and, in some Pacific islands, even a staple food, either raw or cooked.[3] Southeast Asians and Australian Aborigines consume the fruit raw with salt or cook it with curry. The seeds are edible when roasted.

The noni is especially attractive to weaver ants, which make nests out of the leaves of the tree. These ants protect the plant from some plant-parasitic insects. The smell of the fruit also attracts fruit bats, which aid in dispersing the seeds.

Nutrients
Nutritional information for noni fruit is reported by the College of Tropical Agriculture, University of Hawaii at Mānoa who published analyses of fruit powder and pure juice.

Macronutrients
Analyzed as a whole fruit powder,[4] noni fruit has excellent levels of carbohydrates and dietary fiber, providing 55% and 100% of the Dietary Reference Intakes (DRI), respectively, in a 100 g serving. A good source of protein (12% DRI), noni pulp is low in total fats (4% DRI).

These macronutrients evidently reside in the fruit pulp, as noni juice has sparse amounts of macronutrients.[5]

Micronutrients
The main micronutrient features of noni pulp powder include exceptional vitamin C content (10x DRI) and substantial amounts of niacin (vitamin B3), iron and potassium.[6] Vitamin A, calcium and sodium are present in moderate amounts.

When noni juice alone is analyzed and compared to pulp powder, only vitamin C is retained at a high level, 42% of DRI.[6]

Nutrient analyses for a major brand of noni juice (Tahitian Noni Juice, TNJ) were published in 2002 by the Scientific Committee on Food of the European Commission on Health and Consumer Protection[7] during a test for public safety of TNJ. TNJ ingredients include noni purée and juice concentrates from grapes and blueberries.

Excepting vitamin C content at 31% of DRI in each 100g, TNJ has limited nutritional content. 100g of juice provides 8% of the DRI for carbohydrates, only traces of other macronutrients and low or trace levels of 10 essential vitamins, 7 essential dietary minerals and 18 amino acids.[6]

Although the most significant nutrient feature of noni pulp powder or juice is its high vitamin C content, this level in TNJ provides only about half the vitamin C of a raw navel orange.[8] Sodium levels in TNJ (about 3% of DRI)[6] are multiples of those in an orange. Although the potassium content appears relatively high for noni, this total is only about 3% of the Recommended Dietary Allowance and so would not be considered excessive. TNJ is otherwise similar in micronutrient content to a raw orange.[8]

Phytochemicals
The history of published medical research on noni phytochemicals numbers only around a total of 110 reports which began appearing in the 1950s (searched in September 2008). Just since 2000, over 100 publications on noni have been published in medical literature, defining a relatively young research field. Noni research is at a preliminary stage, as it is mainly still in the laboratory as in vitro or basic animal experiments.

Noni fruit contains phytochemicals for which there are no established DRI values. Examples:

lignans - a group of phytoestrogens having biological activities shown by in vitro experiments[9][10][11]
oligo- and polysaccharides – long-chain sugar molecules that serve a prebiotic function as dietary fiber fermentable by colonic bacteria, yielding short chain fatty acids with numerous potential health properties not yet defined by scientific research on noni
flavonoids – phenolic compounds such as rutin and asperulosidic acid, common in several Rubiaceae plants
iridoids - secondary metabolites found in many plants
trisaccharide fatty acid esters, "noniosides" - resulting from combination of an alcohol and an acid in noni fruit
free fatty acids - most prominent in noni fruit are caprylic acid and hexanoic acid, responsible for unique pungent (cheese-like) aroma of ripe noni fruit[12]
scopoletin – may have antibiotic activities; research is preliminary
catechin and epicatechin[13]
beta-sitosterol – a plant sterol with potential for anti-cholesterol activity not yet proven in human research
damnacanthal – a potentially toxic anthraquinone, putatively an inhibitor of HIV viral proteins
alkaloids – naturally occurring amines from plants. Some internet references mention xeronine or proxeronine as important noni constituents. However, as no reports on either of these substances exist in published medical literature, the terms are scientifically unrecognized. Further, chemical analysis of commercially processed juice did not reveal presence of any alkaloids.[14]
Although there is evidence from in vitro studies and laboratory models for bioactivity of each of the above phytochemicals, the research remains at best preliminary and too early to conclude anything about human health benefits provided by noni or its juice. Furthermore, these phytochemicals are not unique to noni, as nearly all exist in various plant foods.

Laboratory experiments demonstrated that dietary noni juice increased physical endurance in mice.[15] A pilot study in distance runners showed increased endurance capacity following daily intake of noni juice over three weeks, an effect the authors attributed to increased antioxidant status.[16]

Uses
Although noni's reputation for uses in folk medicine extends over centuries,[17] no medical applications as those discussed below have been verified by modern science.

In China, Samoa, Japan, and Tahiti, various parts of the tree (leaves, flowers, fruits, bark, roots) serve as tonics and to contain fever, to treat eye and skin problems, gum and throat problems as well as constipation, stomach pain, or respiratory difficulties.[citation needed] In Malaysia, heated noni leaves applied to the chest are believed to relieve coughs, nausea, or colic.[citation needed]

The noni fruit is taken, in Indochina especially, for asthma, lumbago, and dysentery.[citation needed] As for external uses, unripe fruits can be pounded, then mixed with salt and applied to cut or broken bones.[citation needed] In Hawaii, ripe fruits are applied to draw out pus from an infected boil. The green fruit, leaves and the root/rhizome have traditionally been used to treat menstrual cramps and irregularities, among other symptoms, while the root has also been used to treat urinary difficulties.[17]

The bark of the great morinda produces a brownish-purplish dye for batik making; on the Indonesian island of Java, the trees are cultivated for this purpose. In Hawaii, yellowish dye is extracted from its root in order to dye cloth.[18] The fruit is used as a shampoo in Malaysia, where it is said to be helpful against head lice.[citation needed]

There have been recent applications also for the use of oil from noni seeds.[citation needed] Noni seed oil is abundant in linoleic acid that may have useful properties when applied topically on skin, e.g., anti-inflammation, acne reduction, moisture retention.[19][20][21]

In Surinam and some other countries, the tree serves as a wind-break, as support for vines and as shade for coffee trees.

From Wikipedia, the free encyclopedia
image by Wilfredo Rodríguez
Copyright (C) 2000,2001,2002 Free Software Foundation, Inc.
51 Franklin St, Fifth Floor, Boston, MA 02110-1301 USA
Everyone is permitted to copy and distribute verbatim copies
of this license document, but changing it is not allowed.

Senin, 10 November 2008

Mengkudu (Morinda citrifolia)

Tanaman Obat Mengkudu
Klasifikasi ilmiah
Regnum:
Plantae
Divisio: Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Gentianales
Familia:
Rubiaceae
Genus:
Morinda
Spesies: M. citrifolia
Nama binomial
Morinda citrifolia

Mengkudu (pace, kemudu, kudu (Jawa); cengkudu (Sunda), kodhuk (Madura), wengkudu (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah Noni (bahasa Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu (bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi),

Tanaman ini tumbuh di dataran rendah pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol.

Mengkudu sering digunakan sebagai bahan obat-obatan.

A. ASAL USUL MENGKUDU
Asal usul mengkudu tidak terlepas dengan keberadaan bangsa polinesia yang menetap di kepulauan Samudra Pasifik. Bangsa Polinesia dipercaya berasal dari Asia Tenggara. Pada tahun 100 SM, bangsa yang terkenal berani ini mengembara.tanpa sebab yang jelas mereka menyeberangi lautan meninggalkan tanah air mereka. Ada kesan para pengembara itu di kecewakan oleh suatu hal dan maksud menjauhkan diri dari kehidupan sebelumnya. Setelah lama mengembara, mereka sampai di sekitar Polinesia, yaitu kepulauan di sekitar Pasifik Selatan. Para petualang tersebut langsung jatuh hati saat melihat indahnya pemandangan, kondisi pantai, dan pulaunya. Uniknya, mereka seakan telah mempersiapkan diri untuk berpindah ke pulau lain. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya sejumlah tumbuhan dan hewan yang ikut dibawa, karena dianggap penting untuk mempertahankan hidup. Beberapa tumbuhan asli, seperti pisang, talas, ubi jalar, sukun, tebu, dan mengkudu, dibawanya.di antara yang dibawa itu, masih ada yang berupa stek dan tunas. Salah satu tumbuhan itu, yakni mengkudu, dianggap barang keramat. Sejak 1500 tahun lalu penduduk kepulauan yang kini disebut hawaii itu mengenal mengkudu dengan sebutan noni. Mereka menduga tumbuhan bernama latin Morinda citrifolia tersebut memiliki banyak manfaat. Mereka memandangnya sebagai Hawaii magic plant, karena buah ini dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit.

B. CIRI-CIRI UMUM MENGKUDU ==
a. Pohon. Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m. batang bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu,anak cabangnya bersegai empat. Tajuknya suklalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada.

b. Berdaun tebal mengkilap. Daunmengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hiaju mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nialai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A.

c. Bunga harum. Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih, harum.

d. Buah batu. Kelopak bunga tumbuh menjadi buah bulat lonjong sebesar telur ayam bahkan ada yang berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-bintik dan berkutil. Mula-mula buah berwarna hijau, menjelang masak menjadi putih kekuningan. Setelah matang, warnanya putih transparan dan lunak. Daging buah tersusun dari buah-buah batu berbentuk piramida, berwarna cokelat merah. Setelah lunak, daging buah mengkudu banyak mengandung air yang aromanya seperti keju busuk. Bau itu timbul karena pencampuran antara asam kaprik dan asam kaproat (senyawa lipid atau lemak yang gugusan molekulnya mudah menguap, menjadi bersifat seperti minyak atsiri) yang berbau tengik dan asam kaprilat yang rasanya tidak enak. Diduga kedua senyawa ini bersifat aktif sebagai antibiotik.

C. KANDUNGAN MENGKUDU
a. Zat nutrisi. Secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, viamin, dan mineral penting, tersedia dalm jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat. Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium, dll.

b.Terpenoid. Zat ini membantu dalam proses sintesis organic dan pemulihan sel-sel tubuh.

c.Zat anti bakteri. Zat-zat aktif yang terkandung dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Protens morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat anti bakteri itu juga dapat mengontrol bakteri pathogen (mematikan) seperti Salmonella montivideo, S . scotmuelleri, S . typhi, dan Shigella dusenteriae, S . flexnerii, S . pradysenteriae, serta Staphylococcus aureus.

d.Scolopetin. Senyawa scolopetin sangat efektif sebagi unsur anti peradangan dan anti-alergi.

e.Zat anti kanker. Zat-zat anti kanker yang terdapat pada mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.

f.Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.

Literatur yang di gunakan:
Bangun, A. P.,DR, MHA dan Saworno, B.,Khasiat dan Manfaat Mengkudu, Jakarta: Agromedia Pustaka, 2002
Sumber : wikipedia.org
Hak Cipta (C) 2000,2001,2002 Free Software Foundation, Inc.
51 Franklin St, Fifth Floor, Boston, MA 02110-1301 USA
Semua orang diperbolehkan untuk menyalin dan mendistribusikan
salinan sama persis dari dokumen lisensi ini, namun
tak diperkenankan untuk mengubahnya